Surabaya, IDN Times - Tempat bermain anak atau playdround di Ciputra Word Surabaya (Ciwo), Playtopia beberapa hari lalu gempar karena diduga ada insiden pengusiran terhadap salah seorang anak yang ternyata cucu Menteri Sosial, Tri Rismaharini.
Setelah peristiwa ini viral karena ada protes dari pihak keluarga, maka Playtopia meminta maaf kepada anak Tri Rismaharini, Fuad Bernardi.
General Manager Playtopia, Tohidin beserta pihak manajemen bertemu langsung dengan orangtua cucu dari Mensos Risma yakni Fuad Benardi, Jumat (2/8/2022). Manajemen Playtopia meminta maaf atas pelayanan yang tidak mengenakkan.
"Ini pelajaran untuk Playtopedia karena baru dua minggu. Kami tahu bagaimana kecewanya orangtua, apalagi untuk anak yang ingin happy fun, tapi ortu malah kecewa atas pelayanan kami, kami minta maaf," ujarnya.
Ia mengakui, pegawainya yang telah mengusir cucu Mensos Risma itu kurang sopan dan lepas kontrol pada saat bertugas.
"SOP tetap berjalan, sesuai apa yang diharapkan pemerintah, yakni wajib menggunakan masker, kenyamanan, keselamatan untuk customer yang lain tetap sama. Pegawai tetap kami pertimbangkan," jelasnya.
Sementara itu, Fuad Benardi mengatakan, dirinya tidak mempermasalahkan SOP yang dijalankan Playtopia soal penggunaan masker bagi seluruh pengunjung. Yang ia permasalahkan adalah, tak semua pengunjung ditegur.
"Iya pihak Playtopia sudah meminta maaf dan akan memperbaiki SOP tanpa ada perbedaan semua anak. Mereka juga siap menerima saran masukan, supaya lebih baik lagi," ungkapnya.
Untuk diketahui, Cucu Mensos Risma sempat diusir saat bermain di tempat bermain anak, Playtopia pada Rabu (31/8/2022). Diduga cucu Mensos Risma itu diusir lantaran ada unsur diskriminasi.
Kejadian tersebut bermula saat istri Fuad, Erra Masita Maharani dan dua anaknya bermain di Playtopia. Mereka mendapat penjelasan dari petugas, soal penerapan protokol kesehatan memakai masker.
Karena mereka anak kecil, sulit sekali untuk secara konsisten memakai masker. Erra sang ibunda mereka juga sudah berupaya merayu agar anak mereka mengenakan masker. Singkat cerita, petugas dinilai terlalu reaktif dalam menegur. Bahkan, teguran tersebut disampaikan melalui microphone sebanyak tiga kali, Erra dan anaknya pun keluar. Pada saat keluar dirinya kecewa karena melihat banyak anak bermain tak memakai masker dan dibiarkan saja. Ia menduga, petugas tersebut melakukan diskriminasi terhadap anaknya.