Abrasi HGB 656 Ha di Laut Sidoarjo Benar Terjadi, Tapi Sedikit

Sidoarjo, IDN Times - Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron menyebut status Hak Guna Bangunan (HGB) 656 hektare di laut Sidoarjo dulunya wilayah daratan yang kini berubah jadi perairan karena abrasi. Hal tersebut memang terjadi, namun abrasi hanya mengikis sedikit wilayah.
IDN Times berusaha menelusuri kebenaran tersebut, melalui Google Earth fitur timelapse, hasilnya dari tahun 1984 bentang lahan pada HGB 656 Ha itu mengalami pertambahan wilayah. Kemudian, sekitar tahun 2013 wilayah tersebut mengalami penyusutan.
Selain melihat Google Earth fitur timelapse, IDN Times juga datang ke lokasi yang berada di Desa Segoro Tambak, Kecamatan Sedati, Sidoarjo ini. Yang terlihat di lokasi tersebut memang ada sejumlah kayu-kayu hutan mangrove yang sudah mati. Kayu-kayu tersebut kini hancur dan teredam air laut. Hal ini menandakan bahwa dulunya wilayah tersebut merupakan hutan mangrove yang kini berubah menjadi perairan.
Nelayan Desa Segoro Tambak Segoro, Kecamatan Sedati, Sidoarjo, setempat, Soleh (60) membenarkan bahwa wilayah itu dulunya mengalami pertambahan atau yang disebut sebagai tanah oloran. Tanah oloran, dimanfaatkan oleh warga untuk aktivitas tambak.
"Itu tanah oloran, digunakan warga untuk tambak, tak lama dijual warga (ke perusahaan properti), itu sekitar tahun 1985," ujarnya.
Seiring berjalannya waktu daratan yang dulu berupa tambak dan mangrove itu mengalami abrasi. Sehingga, kini wilayah tersebut sudah menjadi perariran. "Iya, dulu itu tambak, karena ombak, sekarang tambak sudah hancur," katanya.
Bahkan, dulu sempat ada pagar-pagar kayu milik persusahaan yang berada di pinggir laut. Namun, kini pagar tersebut sudah hilang.
"Tambak yang dipetok itu pinggir laut, (pagar milik perusahaan) sekarang sudah hilang berbentuk lautan lagi," ungkapnya.
Senada, temuan Thanthowy yang juga dosen Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Airlangga (FEB Unair) yang juga menggunakan Google Earth, menunjukkan wilayah daratan yang mengalami abrasi hanya sedikit.
Hasil temuan Thanthowy, kawasan yang saat ini bersertifikat HGB secara konsisten merupakan pesisir, area mangrove, tambak perikanan, dan laut hingga saat ini. Tidak ada bukti bahwa kawasan tersebut pernah menjadi daratan untuk pemukiman atau pembangunan.
"Temuan ini memberikan bukti kuat bahwa kawasan tersebut merupakan bagian penting dari ekosistem pesisir dan laut yang seharusnya dikelola secara hati-hati," pungkas dia.