3 Kerugian Indonesia Setelah Gagal Gelar Piala Dunia U-20

Surabaya, IDN Times - FIFA resmi membatalkan gelaran Piala Dunia U-20 di Indonesia. Pembatalan itu masih menjadi buah bibir. Sejumlah pihak kini ketar-ketir dengan dampak pembatalan event sepak bola akbar ini. Termasuk sanksi yang bakal didapat sepak bola Indonesia.
Dosen Hubungan Internasional (HI) Universitas Airlangga (Unair), Radityo Dharmaputra membeberkan kerugian yang didapat Indonesia setelah gagal menggelar Piala Dunia U-20. Menurutnya, pembatalan event memiliki implikasi yang besar terhadap dinamika politik domestik, luar negeri dan material.
1. Tokoh dan parpol bakal kehilangan banyak suara dari pencinta sepak bola

Dalam politik domestik, isu agama khususnya isu Israel - Palestina masih menjadi isu sentral yang dapat mempengaruhi pilihan dan dukungan masyarakat pada Pemilu 2024 yang akan datang. Diketahui, gejolak tolak Israel bermunculan sebelum FIFA membatalkan status tuan rumah Indonesia.
"Masyarakat akan menilai orang-orang dan partai yang bersuara keras ini bisa jadi tidak akan mendapatkan dukungan dari masyarakat, entah dia tidak dipilih atau partainya hilang dukungan," ujar Radityo, Selasa (4/4/2023).
2. Indonesia dicap inkosisten di dunia internasional

Sedangkan dalam konteks politik luar negeri, peristiwa ini menunjukkan inkonsistensi Indonesia dalam upaya diplomasi. Selain itu, peristiwa ini juga akan menjatuhkan nama baik Indonesia dalam politik global sehingga akan sulit bagi Indonesia untuk mengembalikan kepercayaan dunia kepada Indonesia.
"Nah, sudah terlihat ketidakkonsistenan Indonesia dan itu menghilangkan modal besar bagi kita sebagai negara dalam konteks politik luar negeri untuk mendamaikan Israel dan Palestina. Kita tidak pernah mencoba menggunakan Piala Dunia ini untuk menjadi modal diplomasi, tapi tidak mungkin dilakukan karena kita sudah mengambil posisi yang sejak awal keliru," ungkapnya.
"Image Indonesia sebagai negara yang katanya sudah mulai menjadi negara-negara terbesar di dunia yang mampu menjadi tuan rumah itu menjadi berkurang. Biasanya, tuan rumah event olahraga besar itu adalah sinyal bahwa negara tersebut siap menjadi kekuatan besar dunia," Radityo melanjutkan.
3. Rugi material dan nonmaterial setelah sejumlah persiapan menjadi muspro

Tak hanya itu saja, sambung Radityo, pembatalan tersebut memberikan kerugian yang besar bagi Indonesia baik dari segi material maupun nonmaterial. Kerugian tersebut berupa turunnya reputasi Indonesia di mata dunia serta sanksi yang akan diberikan oleh FIFA kepada Indonesia.
"Kita sudah keluar modal yang cukup banyak untuk menyiapkan piala dunia tersebut, menyiapkan stadion, menyiapkan sarana, itu kerugian material yang kita terima," kata dia.
"Tidak hanya itu, kerugian dalam konteks image Indonesia di mata dunia bahwa Indonesia ternyata tidak mampu menyelenggarakan event olahraga tanpa ada problem-problem politik domestik jadi ini tentu yang rugi adalah nama Indonesia di mata dunia,” tegas Radityo.