Cerita Perajin Tas Jombang Bangkit dari Keterpurukan Akibat Pandemik

Usaha rumahan nyaris gulung tikar

Jombang, IDN Times - Pandemik COVID-19 membuat berbagai sektor usaha baik di bidang usaha menengah kecil maupun menengah mengalami depresiasi pemasukan akibat kebijakan pembatasan pergerakan orang maupun barang. Namun meskipun babak belur dihantam pandemik, masih ada beberapa pelaku usaha yang masih bisa bertahan karena kegigihannya dan perlahan bangkit hingga mampu mengatasi setiap kesulitan.

Salah satunya adalah Ike Norawati (38), perajin tas dan asesoris di Kabupaten Jombang. Ike sempat terpuruk bahkan nyaris gulung tikar usaha kerajinannya ketika badai pandemik COVID-19 melanda Bangsa ini. Kini, usaha yang bertahun-tahun ia geluti, perlahan mulai bangkit kembali berkat semangatnya untuk berinovasi.

1. Omzet turun hingga 80 persen akibat pandemik

Cerita Perajin Tas Jombang Bangkit dari Keterpurukan Akibat PandemikIlustrasi uang (IDN Times/Dok. Zainul Arifin)

Ike menceritakan, ia mulai merintis kerajinan rumahan sejak 2014 silam atau sudah 6 tahun berjalan di rumahnya Dusun Kemambang, Desa Diwek, Kecamatan Diwek, Jombang. Berawal dari membuat bross, lalu berkembang membuat kerajinan tas, dompet dan asesoris lainnya dengan menggunakan bahan kain perca, kayu kelapa dan daun pandan.

Selama itu, ia juga aktif mengikuti berbagai kegiatan pelatihan usaha. Namun, sejak wabah virus corona melanda Bangsa Indonesia awal bulan Maret 2020 lalu, usahanya lesu dan nyaris gulung tikar karena pendapatan terus merosot hingga akhir Desember.

"Sebelum pandemik, pemasukan mencapai Rp15 juta per bulan. Pas ada COVID-19 sejak bulan Maret sampai Desember, pendapatan saya turun drastis sampai 80 persen mas. Satu bulan hanya menerima pesanan satu dan dua tas kerajinan saya," cerita Ike kepada IDN Times, Selasa (16/3/2021).

2. Merumahkan 3 orang pegawai

Cerita Perajin Tas Jombang Bangkit dari Keterpurukan Akibat PandemikPerajin rumahan Ike Norawati membuat tas dari baha kayu kelapa, daun pandan dan kain perca. IDN Times/Dok.Zainul Arifin

Selama 10 bulan dihajar pandemik, ibu rumah tangga itu hanya bisa pasrah dan berusaha menyadari jika kesulitan itu juga dihadapi semua orang. Meski sempat drop, namun orang-orang sekelilingnya termasuk suaminya selalu menyemangatinya. 

Di masa-masa sulit itu, dia hanya memproduksi beberapa barang sesuai pesanan sambil berinovasi membuat masker dari limbah kain agar usahanya tak ambruk. Karena omsetnya terus menurun, ibu dua anak itu terpaksa merumahkan tiga orang pegawainya.

"Sekarang tinggal 1 orang pegawai di sini. Pegawai lainnya saya rumahkan, karena omzet saya turun drastis akibat pandemik COVID-19. Biar usaha terus jalan, saya sambil buat masker dan pernak-pernik lainnya. Dan alhamdulillah saat itu juga laku," tuturnya.

Baca Juga: Sejarah KA Bangunkarta yang Jadi Favorit Santri Tebuireng Jombang

3. Mulai bangkit di awal tahun 2021

Cerita Perajin Tas Jombang Bangkit dari Keterpurukan Akibat PandemikTas hasil kerajinan Ike Norawati. IDN Times/Zainul Arifin

Rupanya, semangat Ike tak padam. Ia tak ingin terus terpuruk akibat wabah virus corona. Semangat wirausahanya yang terus berapi-api membuat home industry yang dirintisnya kembali bangkit, tepatnya awal tahun 2021 lalu. Perempuan yang aktif di berbagai kegiatan kemasyarakatan itu terus berinovasi dan mencari peluang baru dengan memanfaatkan media sosial untuk memasarkan produk usahanya.

Upaya itu tak sia-sia. Meski masih dalam suasana pandemik, banyak yang memesan produknya. Alhasil, kondisi usahanya perlahan mulai pulih. Dengan dibantu satu orang pegawainya, ia kembali produksi hiasan tas biasa berbahan kayu kelapa dan pandan dengan menggunakan kain perca. Tas yang dibeli dengan harga Rp75 sampai Rp80 ribu per biji, ia ubah dengan hiasan limbah kain hingga menjadi menarik dan bernilai tinggi.

"Bahan dasar membuat tas wanita dari kayu kelapa dan pandan. Kemudian saya buat beda. Saya desain yang elegan dan cantik dengan hiasan pernak-pernik yang dirangkai bunga-bunga. Harga jualnya antara Rp200-350 perbiji," ujarnya.

"Alhamdililah mas, mulai bulan Januari sampai sekarang ini, omsetnya sudah mulai naik, ya sekitar Rp8 juta per bulan. Mudah-mudahan bisa melewati pandemi ini dengan lancar," dia melanjutkan.

4. Pemasaran hingga tembus ke Luar Negeri

Cerita Perajin Tas Jombang Bangkit dari Keterpurukan Akibat PandemikTas hasil kerajinan Ike Norawati. IDN Times/Zainul Arifin

Lebih lanjut Ike mengungkapkan, sebelum pandemi COVID-19, ia sering mengikuti berbagai even pameran di antaranya di Jombang, Surabaya, Batam, Jakarta, dan di daerah lainnya dengan tujuan mengenalkan produknya. Dari situ, produknya semakin dikenal dan diminati masyarakat.

“Sekarang ini produk saya sedang ikut pameran di PTC Surabaya dengan Asosiasi Handycraft Jatim mulai tanggal 12-21 Maret 2021," ujarnya.

Dia menambahkan, selama ini pelanggannya rata-rata kalangan menengah ke atas. Bahkan, tak sedikit para istri pejabat daerah maupun nasional yang memesan tas maupun dompet cantik hasil buatannya. Ia menambahkan, produk usahanya itu juga telah tembus Ke Negara Malaysia dan Singapura. Bahkan, Ibu Negara Iriana Jokowi pun pernah memborong karyanya. 

"Kami mengajak para pengusaha rumahan di Jombang untuk terus bersemangat dan berinovasi. Intinya kita harus menangkap peluang usaha produktif dan memanfaatkannya dengan baik," tandas perempuan berjilbab tersebut.

Baca Juga: Luthfi, Perajin Helm Asal Tulungagung yang Mendunia

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya