Ramai Flurona, Epidemiolog Unair: di Indonesia Bisa Jadi Biasa Saja

Karena influenza sudah sering menjangkiti warga Indonesia

Surabaya, IDN Times - Selain varian omicron, dunia juga sedang dihebohkan dengan gabungan virus corona dan influenza atau yang disebut flurona. Menurut pakar epidemiologi Universitas Airlangga, flurona di Indonesia tidak akan semenakutkan di luar negeri.

1. Flurona diduga jadi heboh karena koinfeksi

Ramai Flurona, Epidemiolog Unair: di Indonesia Bisa Jadi Biasa Sajailustrasi flu (everydayhealth.com)

Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (UNAIR) Laura Navika Yamani, S.Si., M.Si., Ph.D., menjelaskan bahwa flurona menjadi isu yang menghebohkan lantaran adanya infeksi ganda atau koinfeksi akibat dua virus ini. Koinfeksi ini yang akhirnya menjadi perbincangan hangat.

“Sebenarnya, tidak perlu terbebani dengan isu yang beredar. Semuanya masih penuh dengan perkiraan. Selain itu, gejala COVID-19 dan influenza memiliki kemiripan. Besar kemungkinan bahwa hal tersebut hanya kepanikan masyarakat dalam menanggapi segala kemungkinan,” ujarnya, Senin (17/1/2022).

2. Influenza jarang terjadi di beberapa negara

Ramai Flurona, Epidemiolog Unair: di Indonesia Bisa Jadi Biasa Sajailustrasi seseorang terkena influenza (freepik.com/wayhomestudio)

Laura melanjutkan, flurona menjadi isu hangat lantaran influenza tak biasanya menjangkit negara dengan empat musim. Sedangkan, di Indonesia, influenza sudah menjadi penyakit musiman kala penghujan datang. Masyarakat Indonesia sudah akrab dengan virus flu ini.

“Dalam hal ini berbeda kasus dengan masyarakat Indonesia, flu sudah menjadi penyakit yang biasa terjadi jika musim hujan tiba. Oleh karenanya, masih belum ada pemeriksaan lebih lanjut terkait dengan flu yang bersamaan dengan COVID-19,” tuturnya.

Baca Juga: Penyakit Langganan Musim Hujan, Cegah Influenza dengan 5 Cara Ini

3. Flurona diduga tidak akan sampai di Indonesia

Ramai Flurona, Epidemiolog Unair: di Indonesia Bisa Jadi Biasa Sajapexels/Polina Tankilevitch

Perbedaan musim di berbagai negara ini diduga Laura menjadi salah satu penyebab terjadinya koinfeksi. Hal ini dikarenakan influenza memiliki kesamaan penularan dengan COVID-19. Sementara, di beberapa negara influenza tak selazim di Indonesia. Sehingga, koinfeksi menjadi hal luar biasa dan membuat panik.

Namun, ia menduga flurona akan sulit sampai di Indonesia lantaran influenza sudah bersarang di sini. Sehingga, koinfeksi yang terjadi kemungkinan akan dianggap sebagai COVID-19 saja, atau influenza saja.

“Mengapa demikian? karena keduanya memiliki banyak kesamaan yang menimbulkan asumsi seseorang hanya akan terserang salah satunya. Contoh, gejala covid-19 adalah terdapat flu ringan di dalamnya, lantas bagaimana keduanya bisa dikatakan berbeda?” pungkasnya.

Baca Juga: Peru Laporkan Kematian Pertama Kasus Flurona, Gabungan Flu dan Corona

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya