[FOTO] Langgar Gipoo, Situs Bersejarah di Kalimas yang Terlupakan

Langgar Gipoo saksi perjuangan Islam dan kemerdekaan

Surabaya, IDN Times - Langgar Gipoo merupakan sebuah musala tua yang terletak di Surabaya bagian utara. Usianya ditaksir mencapai 300 tahun. Langgar ini dulunya dibangun oleh sosok saudagar kaya bernama Abdul Latief alias Sagipoddin atau Mbah Gipo. Ia kemudian mempunyai keturunan tokoh perjuangan yang luar biasa yaitu KH Mas Mansyur, seorang pahlawan nasional dan tokoh Muhammadiyah serta KH Hasan Gipo, saudagar kaya yang mengabdikan dirinya untuk Nahdlatul Ulama (NU).

Langgar Gipoo dipercaya menjadi saksi bisu berbagai peristiwa. Bagi keturunan Mbah Gipo yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Sagipoddin (IKSA), langgar ini adalah tempat kelahiran NU yang sebenarnya. Ada cerita lain yang mengatakan bahwa tokoh nasional sering mengadakan pertemuan untuk membahas pergerakan di langgar ini. Bahkan HOS Tjokroaminoto dan Ir Sukarno disebut-sebut sering mengunjungi dan salat di Langgar Gipoo.

Sayangnya, cerita itu tidak bisa terjaga dengan baik. Langgar Gipoo telah usang dan lapuk. Ia termakan waktu tanpa dirawat dengan baik. Berbagai pihak saling menuding memberikan alasan berbeda-beda di balik terbengkalainya Langgar Gipoo. Sampai akhirnya kini langgar tersebut tengah direnovasi oleh Laskar Macan Ali dengan dibantu berbagai donasi.

1. Bagian depan Langgar Gipoo terlihat sudah rapi dengan cat putih dan hijau pastel. Tampak depan langgar adalah salah satu fokus utama renovasi

[FOTO] Langgar Gipoo, Situs Bersejarah di Kalimas yang TerlupakanTampak depan Langgar Gipoo yang sudah dicat. IDN Times/Fitria Madia

2. Langgar Gipoo terletak di Jalan Kalimas Udik nomor 51, Surabaya. Plakat yang terbuat dari besi masih bertengger di pintu langgar

[FOTO] Langgar Gipoo, Situs Bersejarah di Kalimas yang TerlupakanPlakat penanda Langgar Gipoo. IDN Times/Fitria Madia

3. Bagian depan sisi barat direnovasi terlebih dahulu. Bagian ini dipercaya sebagai awal mula Langgar Gipoo sebelum diperlebar dan ditambah menjadi dua lantai

[FOTO] Langgar Gipoo, Situs Bersejarah di Kalimas yang TerlupakanProses renovasi bagian utama Langgar Gipoo. IDN Times/Fitria Madia

Baca Juga: Heritage Walk of Lawang Seketeng, Satu Kampung Berjuta Situs Sejarah

4. Sebuah tembok sudah roboh di bagian dalam Langgar Gipoo. Saat ini, renovasi bagian dalam masih sebatas penambalan dinding dengan semen seadanya

[FOTO] Langgar Gipoo, Situs Bersejarah di Kalimas yang TerlupakanBagian dalam Langgar Gipoo yang belum direnovasi. IDN Times/Fitria Madia

5. Susunan kayu sebagai alas lantai dua sudah berantakan. Saat kaki melangkah, kayu akan berdecit. Bahkan bagian tengah lantai dua sudah bolong

[FOTO] Langgar Gipoo, Situs Bersejarah di Kalimas yang TerlupakanKondisi lantai dua Langgar Gipoo. IDN Times/Fitria Madia

6. Daun jendela Langgar Gipo sudah usang. Laskar Macan Ali sedang memesan kerajinan kayu khusus dari Jepara untuk menggantikan bagian yang tak layak pakai

[FOTO] Langgar Gipoo, Situs Bersejarah di Kalimas yang TerlupakanSalah satu sudut Langgar Gipoo yang direnovasi sebagian. Tampak daun jendela yang usang dan tembok terkelupas tak terawat, IDN Times/Fitria Madia

7. Dulu balkon lantai dua digunakan jemaah calon haji untuk menjemur pakaian. Saat ini sebagian balkon telah runtuh

[FOTO] Langgar Gipoo, Situs Bersejarah di Kalimas yang TerlupakanSalah satu sudut Langgar Gipoo yang belum direnovasi. IDN Times/Fitria Madia

8. Bagian belakang Langgar Gipoo. Malah terkesan menyeramkan, ya? Padahal seharusnya langgar itu adem dan menentramkan hati

[FOTO] Langgar Gipoo, Situs Bersejarah di Kalimas yang TerlupakanBagian belakang Langgar Gipoo. IDN Times/Fitria Madia

Terlepas dari apa pun konflik yang dialami, Langgar Gipoo tetap harus diselamatkan. Pelajaran sejarah yang terkandung tak boleh dilupakan. Apalagi tempat ini dulunya merupakan tempat peribadatan. Saat ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya tengah mendaftarkan Langgar Gipoo sebagai salah satu cagar budaya. Semoga segera rampung agar Langgar Gipoo bisa diselamatkan.

Memperingati HUT ke-75 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, IDN Times meluncurkan kampanye #MenjagaIndonesia. Kampanye ini didasarkan atas pengalamanan unik dan bersejarah bahwa sebagai bangsa, kita merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI dalam situasi pandemik COVID-19, di mana kita bersama-sama harus membentengi diri dari serangan virus berbahaya. Di saat yang sama, banyak hal yang perlu kita jaga sebagai warga bangsa, agar tujuan proklamasi kemerdekaan RI, bisa dicapai.

Baca Juga: Langgar Gipoo, Saksi Perjuangan Ulama dan Kemerdekaan yang Terabaikan

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya