Pianis Surabaya Juara Dunia di Inggris

Ia tertarik piano sejak usia 7 tahun

Surabaya, IDN Times - Jari-jari Elizabeth Michelle Heryawan menari-nari di atas tuts piano miliknya. Lantunan nada indah lagu berjudul 'Sedap Malam' karangan perempuan berusia 19 tahun ini menghiasi isi rumahnya yang berlokasi di Perumahan Villa Kalijudan Indah, Kota Surabaya.

Kemampuan tersebutlah yang mengantarkan Michelle meraih beberapa juara kompetisi piano kelas dunia. Bahkan, di tengah pandemik COVID-19 dia menjadi jawara Charleston Internasional Music Competition di Amerika Serikat dan Tomplay Special Prize London Young Musician Internasional di Inggris, kategori Master.

"Saya bersyukur selama tahun 2020 kembali bisa meraih kompetisi dunia," ujarnya, Minggu (24/1/2021).

Raihan juara demi juara di kompetisi piano oleh Michelle tentunya tidak instan. Pelbagai proses telah dilaluinya. Lantas bagaimana kisahnya?

1. Tertarik piano sejak usia 7 tahun

Pianis Surabaya Juara Dunia di InggrisPianis asal Surabaya, Elizabeth Michelle Heryawan (19) saat bermain piano di rumahnya. Dokumentasi Istimewa

 

Kepada IDN Times, Michelle menceritakan kalau mulai tertarik dengan piano sejak usia belia. Waktu itu dia menginjak tujuh tahun dan sedang diajak ke salah satu pusat perbelanjaan atau mal di Kota Pahlawan. Nah, di sana ada pameran piano, Michelle pun mampir melihat-lihat sejenak.

"Terus aku lihat piano, kok bagus. Akhirnya minta kursus ke orangtua," kata dia.

Mulailah Michelle belajar piano di salah satu tempat kursus di Surabaya. Padahal sebelumnya tidak terbesit olehnya untuk menjadi seorang pianis. Lagu pertama yang dikuasainya ialah Pinwheel. Setahun menekuni piano, dia mencoba mengikuti kompetisi lokal di Kota Pahlawan.

"Waktu itu gak juara terus sempat ragu lanjut gak (berpiano). Terus disupport orangtua kalau kekalahan bukan akhir segalanya. Kompetisi kedua di Surabaya, aku juara," bebernya.

2. Mulai memecahkan rekor nasional hingga internasional

Pianis Surabaya Juara Dunia di InggrisPianis asal Surabaya, Elizabeth Michelle Heryawan (19) saat bermain piano di rumahnya.

Raihan juara tersebut menambah motivasi Michelle menjadi pianis andal. Berlatih dan terus berlatih dilakukannya. Kompetisi lokal dan nasional juga turut diikutinya. Piala dan piagam pun dikumpulkannya. Sampai akhirnya saat kelas 5 Sekolah Dasar (SD), dia mulai berkompetisi di luar negeri.

"Waktu kelas 5 SD lomba Singapore Silver Awards," ucapnya.

Michelle pun terus mengasah kemampuannya untuk bisa go internasional. Terbaru dia mengaku mendapatkan tiga rekor dari Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI). Tak hanya itu, dia juga meraih dua juara dunia.

Yakni Record Holders Republic (RHR) sebagai pianis termuda peraih Fellowship of The London College of Music (FLCM) dari University of West London, Inggris dan Charleston Internasional Music Competition di Amerika Serikat dan Tomplay Special Prize London Young Musician Internasional di Inggris, kategori Master.

"Terbaru tiga rekor muri, dua rekor dunia," kata dia.

3. Tetap belajar piano dan mengajarkannya ke orang lain, juga mengarang lagu

Pianis Surabaya Juara Dunia di InggrisPianis asal Surabaya, Elizabeth Michelle Heryawan (19) saat bermain piano di rumahnya. Dokumentasi Istimewa

Meski terbilang mahir memainkan piano, Michelle mengaku tak lelah untuk terus belajar. Jika dulu masih usia sekolah dia belajar piano bisa delapan jam sehari, maka sekarang dia hanya belajar lima jam sehari. Dia menuturkan kalau setiap hari menyempatkan diri belajar piano.

"Karena kesulitan dalam berpiano itu selalu ada, tapi levelnya saja yang berbeda. Dulu lebih ke teknis, sekarang lebih ke tantangan untuk mengiperprestasikan lagu dari komposer lama ratusan tahun lalu," ungkapnya.

Selain berpiano, Michelle juga mempunyai kesibukan lain yang tak jauh-jauh dari alat musik. Lulusan University of West London termuda dari Indonesia ini ternyata menyalurkan kemampuan musiknya. Dia mengajarkan piano secara online. Tak hanya itu, Michelle juga mengarang lagu.

"Sudah ada dua buku lagu tapi belum dirilis. Rencananya mau aku rilis di YouTube dulu setelah rekaman nanti di Benteng Kedung Cowek," terangnya.

4. Orangtua terus berikan motivasi kepada anaknya

Pianis Surabaya Juara Dunia di InggrisPianis asal Surabaya, Elizabeth Michelle Heryawan (19) saat bermain piano di rumahnya. Dokumentasi Istimewa

Sementara itu, ayah Michelle, Indra Heryawan mengatakan kalau tidak henti-hentinya memberikan motivasi serta semangat ke anak perempuannya itu. Dia bangga dengan raihan yang ditorehkan oleh putrinya. Bakat yang dimiliki anaknya tumbuh secara alami melalui hobi dan usahanya untuk serius berlatih.

"Tidak ada keturunan. Saya tahu (piano) ya hanya tahu,” kata Indra.

Sebagai orangtua, Indra mengaku hanya bisa mendukung bakat anak-anak hingga mencapai level tertinggi.

Baca Juga: Getir, 10 Sisi Kelam Kehidupan Pianis di KDrama 'Do You Like Brahms?'

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya