Perawat Anak RSUD dr Soetomo Meninggal Dunia karena COVID-19

Dia punya komorbid dan mengalami keluhan demam

Surabaya, IDN Times - Seorang tenaga kesehatan dilaporkan gugur akibat terinfeksi virus SARS CoV-2. Adalah perawat di Unit Rawat Jalan (URJ) Anak RSUD dr Soetomo, Winarsih yang meninggal dunia setelah dinyatakan positif COVID-19. Informasi meninggalnya perawat kelahiran Magetan 53 tahun lalu tersebut dibenarkan oleh Ketua DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Timur (Jatim), Prof Nursalam MNurs.

"Meninggal dunia karena COVID-19. Juga ada komorbid," ujarnya dikonfirmasi IDN Times, Selasa (22/9/2020).

1. Mengalami keluhan demam seminggu sebelum dirawat di RSUD dr. Soetomo

Perawat Anak RSUD dr Soetomo Meninggal Dunia karena COVID-19Ilustrasi suasana Ruang Isolasi Khusus RSUD dr Soetomo. (IDN Times/Fitrja Madia)

Nursalam mengonfirmasi bahwa Winarsih mengembuskan napas terakhirnya pada Senin malam (21/9/2020), sekitar pukul 23.50 WIB. Perawat yang merupakan warga Sedati, Sidoarjo itu meninggal dunia setelah dirawat tiga minggu di RSUD dr. Soetomo. Sebelum dirawat, dia sempat merasakan keluhan.

"Mulanya ada keluhan badan tidak enak, panas anosmia sekitar seminggu," ungkapnya.

2. Sewaktu swab hasilnya positif COVID-19, kemudian dirawat di RIK 3

Perawat Anak RSUD dr Soetomo Meninggal Dunia karena COVID-19Ilustrasi Tes Usap/PCR Test (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Kemudian pada 27 Agustus 2020, Winarsih memeriksakan diri ke Instalasi Gawat Darurat (IGD). Lantaran ada gejala mirip COVID-19, dia diwajibkan menjalani tes swab. Hasilnya, Winarsih positif terinfeksi virus corona. Waktu itu kondisinya juga tidak cukup prima.

"Pada tanggal 1 September lalu masuk rumah sakit, dirawat di RIK (Ruang Isolasi Khusus) 3 (RSUD dr. Soetomo)," beber Nursalam.

Baca Juga: Dua Perawat di Jatim Meninggal akibat COVID-19, Satu Tanpa Komorbid

3. Kondisinya memburuk, lalu dipindahkan ke RIK 1 hingga akhrinya meninggal dunia

Perawat Anak RSUD dr Soetomo Meninggal Dunia karena COVID-19Ilustrasi virus corona (IDN Times/Sukma Shakti)

Hanya dua hari dirawat di RIK 3, Winarsih dipindahkan ke RIK 1 pada 3 September 2020. Winarsih harus diintubasi atau diberikan alat bantu pernapasan karena kondisinya memburuk. Bahkan, sempat dilakukan ekstubasi juga saat dirawat di RIK 1. "Karena saturation oksigen turun, dilakukan reintubasi," ucap Nursalam.

"Kondisi mulai turun 15 September, terus drop meninggal 21 September pukul 23.50 WIB," dia menambahkan.

Baca Juga: 781 Perawat di Jatim Positif COVID-19, 22 Meninggal

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya