Pencegahan Kekerasan Seksual di Pesantren Masih Tahap Sosialisasi

Waduh, harus disegerakan, pak

Surabaya, IDN Times - Kejadian kekerasan seksual yang dilakukan oleh anak pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Shiddiqiyyah, Mochammad Subchi Azal Tsani (42) alias Bechi menjadi cambuk bagi Kementerian Agama (Kemenag) untuk lebih ketat mengawasi serta membina ponpes. Beberapa upaya mulai dilakukan oleh Kemenag Jawa Timur.

1. Buku saku dan Satgas Pesantren masih tahap sosialisasi

Pencegahan Kekerasan Seksual di Pesantren Masih Tahap SosialisasiPolisi saat memblokir pintu masuk pesantren Shiddiqiyyah Ploso Jombang. IDN Times/Zainul Arifin

Kabid Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kanwil Kemenag Jawa Timur (Jatim), Mohammad As'adul Anam mengatakan, pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada perserikatan pesantren terkait buku saku dan Satgas Pesantren. Sosialisasi itu dilakukan pada Juni lalu.

"Kemarin malam kami sudah menyampikan bahwa pesantren ramah santri ini ada handbook," ujarnya saat di Kantor Kemenag Jatim, Rabu (13/7/2022).

2. Surat untuk pendataan juga baru dikirim ke Kemenag kabupaten/kota

Pencegahan Kekerasan Seksual di Pesantren Masih Tahap SosialisasiTruk polisi mengangkut massa pendukung MSAT ke Polres Jombang. IDN Times/Zainul Arifin

Tak hanya sosialisasi saja, pendataan secara ketat untuk santri-santri juga mulai dilakukan oleh Kemenag Jatim. As'adul bilang, ponpes wajib memfasilitasi santri yang terindikasi mengalami kekerasan. Nah, indikasi ini nantinya harus didata kemudian dilaporkan ke Kemenag Jatim.

"Kami sudah bersurat ke daerah untuk medata itu semua. Jadi belum bisa kami sampaikan," kata dia.

Baca Juga: Napi di Jatim Mulai Bisa Dikunjungi, MSAT Belum Boleh

3. JIAD sudah menduga kalau Kemenag tidak punya format pesantren ramah anak

Pencegahan Kekerasan Seksual di Pesantren Masih Tahap SosialisasiMenteri Agama Yaqut Cholil Qoumas di Arafah (dok. Kemenag)

Sebelumnya, Koordinator Jaringan Islam Anti-Diskriminasi (JIAD) Jatim, Aan Anshori sudah menduga kalau Kemenag tidak punya format pesantren ramah anak. "Jangan-jangan mereka gak punya, sehingga ribet dengan urusan izinnya dicabut atau tidak dicabut. Menurutku di sini pemerintah sangat lemah dengan pesantren Ploso dan seluruh pesantren itu," katanya.

"Pak Muhadjir dan Gus Yaqut tidak bisa hanya dicabut tidak dicabut, pembinaan dan pengawasannya seperti apa. Jangan sampai kemudian para orangtua santri yang meletakkan anaknya di sana harus was-was," pungkasnya.

Baca Juga: Sidang MSAT Bakal Digelar Secara Online

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya