Jatim Punya Desa Devisa Terbanyak di Indonesia 

Produk itu dipajang di Kampoeng Kreasi

Surabaya, IDN Times - Jawa Timur (Jatim) menjadi provinsi dengan jumlah Desa Devisa terbanyak di Indonesia dengan 102 desa . Desa Devisa merupakan program pemberdayaan masyarakat untuk mengembangkan potensi komoditas ekspor dan meningkatkan kesejahteraan.

"Berawal dari 2 desa, 15 desa, sampai tercatat kemarin sudah ada 102 Desa Devisa di Jatim. Ini terbanyak di Indonesia," ujar Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, Kamis (1/6/2023).

Desa Devisa, kata Khofifah, tak hanya mendapatkan pendampingan dan pelatihan saja. Namun juga mendapatkan kesempatan untuk tampil dalam pameran. Produk Desa Devisa di Jatim dipamerkan di Kampoeng Kreasi di Royal Plaza Surabaya 1-4 Juni 2023.

Khofifah ingin agar potensi Desa Devisa dimaksimalkan. Sebab, sebagai provinsi dengan desa devisa terbanyak di Indonesia, perekonomian Jatim perlu dikuatkan perdagangan luar negeri khususnya para pelaku usaha mulai di desa hingga dunia usaha dan industri .

Pertumbuhan perdagangan luar negeri  terus diikhtiarkan  melalui berbagai momentum antara lain melalui  East Java International Trade Festival (EJITF) yang mencatatkan transaksi Rp1,83 triliun pada 30-31 Mei lalu. Festival ini tindak lanjut misi dagang Pemprov Jatim ke Arab Saudi, Hong Kong, Malaysia dan Timor Leste.

"Ini akan menjadi pendorong tumbuh dan berkembangnya desa devisa di Jawa Timur. Maka Pameran Kampoeng Kreasi yang sudah mempunyai produk khas ini saya harapkan menjadi embrio baru bagi pengembangan desa devisa di Jawa Timur," kata Khofifah.

Memaksimalkan Desa Devisa, sambung Khofifah, dapat dilakukan juga melalui program Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). "Lewat LPEI ini kita bisa mendapatkan berbagai aksesibilitas dan pendampingan sesuai kualifikasi agar desa devisa bisa tumbuh dan berkembang," tegas dia.

Khofifah optimistis, masih banyak desa di Jatim yang dapat menjadi Desa Devisa. Mengingat, potensi desa dalam berbagai sektor dan produk sangat tinggi. "Dari potensi kopi dan coklat saja kita sudah banyak. Prototipe lahan untuk kopi Madiun, Jember, Malang, Trenggalek, itu saja sudah beda-beda. Saya ingin menyampaikan untuk satu ikon ini saja kalau mau dikembangkan menjadi Desa Devisa itu potensinya luar biasa," pungkasnya.

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya