Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Rekannya Jadi Korban Terjerat Kabel, Mahasiswa UB Gelar Aksi

Aksi solidaritas untuk Sultan oleh mahasiswa UB. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Malang, IDN Times - Kecelakaan yang dialami oleh mahasiswa jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Brawijaya bernama Sultan Rifat Alfatih (20) di Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan membuat kawan-kawannya bersimpati. Kecelakaan yang terjadi pada 5 Januari 2023 ini membuat tenggorokannya patah. Ini diakibatkan kabel fiber optik yang menjuntai di Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan menjerat lehernya.

Mirisnya, setelah 8 bulan kecelakaan, Sultan belum mendapatkan keadilan atas kecelakaan yang ia alami. Bahkan, perusahaan pemilik kabel tersebut belum bertanggung jawab atas kejadian memilukan ini.

1. Para mahasiswa UB menilai jika kecelakaan Sultan diakibatkan kelalaian PT Bali Towerindo Sentra

Aksi solidaritas untuk Sultan oleh mahasiswa UB. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Para mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Resah (Amarah) Brawijaya, mengatakan bahwa kabel tersebut adalah milik PT Bali Towerindo Sentra. Saat kejadian, kabel tersebut telah terjuntai dari pukul 17.00 WIB sampai 23.00 WIB. Hingga akhirnya kabel tersebut menyangkut pada sebuah mobil SUV, kemudian terlontar ke belakang yang tepat mengenai leher Sultan saat tengah berkendara menaiki sepeda motor.

"Saksi kejadian tersebut menyatakan Sultan langsung tidak sadarkan diri. Dia kemudian dibawa ke RSUP (Rumah Sakit Umum Pusat) Fatmawati. Dokter memvonis kalau tulang muda di tenggorokan Sultan berantakan, bahkan tulang tersebut sampai terlepas dari luring-luring," terang koordinat aksi, Axel Jhon Calfari saat berorasi di bundaran Kampus UB pada Kamis (10/8/2023).

Axel menceritakan kalau awalnya ayah Sultan, Fatih melakukan penelusuran sendiri terkait pemilik kabel tersebut. Ia mencari mulai dari ke kantor kelurahan, kantor kecamatan, hingga kantor Wali Kota Jakarta Selatan guna mencari pemilik kabel yang mencelakai anaknya. Sampai akhirnya ia mengetahui kalau kabel pembawa petaka tersebut adalah milik PT Bali Towerindo Sentra.

"Ayah Sultan sampai mendatangi kantor PT Bali Towerindo Sentra untuk menuntut pertanggung jawaban dan permintaan maaf. Namun, mereka hanya mendapatkan janji-janji manis selama 8 bulan. Bahkan sekarang pihak PT Bali Towerindo Sentra justru menyiapkan pengacara untuk menangani kasus ini," bebernya.

2. Kondisi Sultan kini belum membaik, berat badannya turun 23 kilogram

Aksi solidaritas untuk Sultan oleh mahasiswa UB. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Axel mengungkapkan jika kondisi Sultan belum kunjung membaik, tenggorokannya masih mengalami pendarahan. Paru-parunya juga terendah air yang berasal dari lambungnya. Ia juga masih belum bisa berbicara.

"Sultan bahkan masih mengalami kesulitan saat bernafas melalui hidung dan mulut. Ia akhirnya harus menggunakan alat bantu pernafasan yang ditanamkan di lehernya. Ia kini masih dirawat intensif di rumah sakit untuk selanjutnya melakukan operasi," paparnya.

Ia juga mengungkapkan kalau berat badan Sultan turun drastis. Awalnya berat badan pria berkacamata ini adalah 69 kilogram kini turun menjadi 46 kilogram. Hal ini karena ia kesulitan mengkonsumsi makanan melalui tenggorokan, ia terpaksa bertahan hidup dengan memasukkan nutrisi ke dalam tubuhnya melalui selang.

3. Amarah Brawijaya mengecam PT Bali Towerindo Sentra

Aksi solidaritas untuk Sultan oleh mahasiswa UB. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Melihat respon PT Bali Towerindo Sentra, Amarah Brawijaya mengecam perusahaan penyedia kabel tersebut. Pasalnya perusahaan tersebut mencoba lari dari tanggung jawab atas celakanya Sultan.

"Kami menuntut PT Bali Tower untuk bertanggung jawab atas pemenuhan hak-hak Sultan. Kami Amarah Brawijaya bersolidaritas atas tragedi yang menimpa Sultan dan mengajak masyarakat untuk turut mendoakan kesembuhan Sultan," tandasnya.

Dalam aksi tersebut, para mahasiswa juga melakukan teatrikal ruwatan pada diorama berbentuk tower milik PT Bali Towerindo Sentra. Para mahasiswa kemudian menyiramkan air bunga pada diorama tersebut agar perusahaan penyedia kabel itu sadar akan kesalahannya.

Mereka juga membuka open donasi untuk membiayai kesembuhan Sultan melalui aplikasi Dana, Gopay, Ovo, Shopeepay. Donasi bisa dikirimkan ke nomor 085334969773 atas nama Safira Asriningwuri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Faiz Nashrillah
EditorFaiz Nashrillah
Follow Us