Wow! Produksi Padi Surabaya Melampaui Target Nasional

Surabaya, IDN Times - Meski sekarang sudah menjadi kota metropolitan, tapi produksi padi di Surabaya per hektarenya masih mampu melampaui target nasional. Produksi padi di Surabaya pada panen raya, Senin (7/4/2025) mencapai 8,48 ton. Panen raya dilakukan di Kelurahan Sukolilo, Kecamatan Bulak dengan luas dua hektare dari total lahan 78 hektare.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti mengatakan, produksi padi nasional 6-8 ton per hektare, sementara Surabaya mampu memproduksi 8,48 ton.
“Kalau produksinya kalau nasional 6-8 ton per hektar, jadi kita 8,4 ton per hektar itu cukup bagus cukup tinggi. Jadi ini di kota besar dengab seperti ini itu cukup tinggi,” ujar Antiek.
Antiek menyebut, total lahan pertanian di Surabaya adalah 843 hektare. Produksi paling tinggi bisa mencapai 13 ton per hektare.
"Jadi dengan produksi, kalau rata-rata antara sekitar 7 sampai 8 ton per hektar ini cukup bagus, tapi ada di beberapa wilayah yang tadi produksinya tinggi di atas nasional itu sekitar 13 ton per hektare,” kata Antiek.
Dia menambahkan, produksi padi yang dipanen hari ini juga cukup baik. Hasilnya pun langsung dibeli oleh Bulog dengan harga sesuai dengan ketentuan pemerintah yakni harga gabah Rp6,500 per kilogram.
“Jadi kita pilih ini yang kebetulan kita tanam (varietas padi) Ciherang, karena Ciherang itu lebih muda dengan situasi, karena kita tidak punya irigasi, kita gak punya irigasi primer ya. Jadi kita mengandalkan dari air limbah. Jadi bukan eh irigasi eh yang teknis, sehingga dengan produksi senilai itu cukup bagus,” pungkas Antiek.
Sementara itu, Komandan Kodim (Dandim) 0830/Surabaya, Kolonel Inf Didin Nasruddin Darsono mengatakan, bahwa kegiatan penanaman padi terus dilaporkan ke penyuluh pertanian lapangan (PPL). Ada dua kelompok tani di wilayah tersebut yang didampingi oleh Babinsa dan Babinkamtibmas.
"Kegiatan ini dilaporkan terus oleh PPL kemudian didampingi oleh Babinsa oleh babinkamtib dilaporkan kepada Dinas Pertanian secara berjenjang sampai Kementerian Pertanian sehingga kita semua secara nasional bisa mengetahui daerah-daerah mana yang akan dipanen kemudian hasilnya berapa kemudian itu menjad data sehingga kita bisa mewujudkan swasembada pangan nasional yang ditetapkan oleh pemerintah,” ujarnya.