Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Produksi dan Harga Gula Disorot, Teknologi dan Riset Jadi Solusi?

Ketua KADIN Jatim, Adik Dwi Putranto saat pembukaan Sugarex Indonesia 2023. IDN Times/Ardiansyah Fajar.
Ketua KADIN Jatim, Adik Dwi Putranto saat pembukaan Sugarex Indonesia 2023. IDN Times/Ardiansyah Fajar.

Surabaya, IDN Times - Gula menjadi salah satu komoditas yang sedang disorot mulai dari produksi dan harganya. Sorotan itu disampaikan oleh Kamar Dagang Indonesia (KADIN) Jawa Timur (Jatim).

Kepala KADIN Jatim, Adik Dwi Putranto membeberkan kalau asosiasi industri gula ternyata di tahun 1930-an pernah menjadi eksportir gula terbesar hanya bermodal 200 ribu hektare. Sementara saat ini, lahan untuk perkebunan gula ada 500 ribu hektare. 

"Waktu itu 3 juta ton (dari 200 hektare), sekarang modalnya 500 ribu hektare keluarnya cuma 2 sekian juta ton. Kok bisa ya?," ungkap Adik saat pembukaan pameran Sugarex Indonesia di Dyandra Surabaya, Rabu (22/11/2023).

Sementara pemerintah, lanjut Adik, sudah sibuk mau ekstensifikasi, artinya mau menambah lahan. "Kalau tadi saya sebutkan antara 200 jadi 500 hektare artinya bisa berlebih produksi gula dalam negeri tidak perlu import. Karena kebutuhan gula konsumsi dalam negeri 3 juta sekian," kata dia.

Tapi kenyataannya, pemerintah masih melakukan impor gula. Kemudian dalam waktu dekat menargetkan penambahan lahan tebu untuk produksi gula mencapai 700 hektare.

"Menurut kami, seharusnya difokuskan ke insentifikasi. Gimana caranya, yang 500 ribu hektare ini produktifitasnya dinaikan dan itu yang mesti difokuskan pemerintah saat ini," tegas Adik.

Jika peningkatan produksi itu berjalan, maka impor gula tidak diperlukan lagi. Harga gula yang saat ini merangkak pun tidak akan terjadi. Nah untuk meningkatkan produksi, Adik menyampaikan perly adanya riset.

"Perlu riset sungguh-sungguh tentang insentifikasi mulai pengolahan lahan, pupuk, bagaimana kebijakannya setelah riset itu dilakukan," katanya.

Sembari menunggu riset, sejumlah teknologi terkait tebu hingga gula sebenarnya sudah ada. Teknologi itu kini dipamerkan di Dyandra Convention Center pada 22 - 23 November 2023.

"Dengan adanya teknologi terbaru ini maka diharapkan produksi gula di Indonesia kembali membaik," terangnya. "Jadi adanya pameran ini bisa menjadi salah satu upaya dalam mengatasi permasalahan gula di Indonesia," pungkas dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ardiansyah Fajar Syahlillah
Zumrotul Abidin
Ardiansyah Fajar Syahlillah
EditorArdiansyah Fajar Syahlillah
Follow Us

Latest News Jawa Timur

See More

Kakek Tiri Bejat, Perkosa Cucu Usia 6 Tahun di Gresik

14 Des 2025, 15:04 WIBNews