Hucravindo, UMKM Asli Sidoarjo Jadi Souvenir KTT G20 Bali
Hucravindo salah satu UMKM yang terpilih sebagai souvenir resmi para delegasi di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 tahun 2022. UMKM asli Sidoarjo ini, beralamat di Jalan Wedoro Belahan X, Kecamatan Waru, Sidoarjo. Beberapa produknya yang berhasil lolos antara lain, card holder, tempat pensil, peralatan makan, pump, dan tumbler. Seluruh produk yang lolos ini berbahan kayu mahoni dan jati Belanda.
Selain produk tersebut, Hucravindo juga memproduksi berbagai produk lain seperti pencil holder hingga gantungan kunci, yang terbuat dari limbah kayu bekas. Ide yang mahal ini selalu berhasil dieksekusinya, hingga menghasilkan barang dengan kualitas yang gak perlu diragukan lagi.
1.Telah banyak mengikuti event dan lomba
Hucravindo dimulai oleh Muhammad Aliyafi (29) sejak tahun 2013, dan didaftarkan dalam Kementrian UKM ketika pandemi terjadi. Ia mengaku mencoba segala cara, agar bisnisnya tetap bertahan kala itu. Berbagai event dan kejuaraan telah ia ikuti, bahkan tak jarang pula ia menangkan.
Ia sempat mengikuti event kerajinan terbesar di Indonesia yakni Inacraft pada tahun 2019. Selain itu, Yafi juga berhasil meraih Juara 3 dalam Kompetisi 3D Printing yang diselenggarakan oleh Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Timur pada bulan Januari 2022 silam.
2. Berhasil lolos proses kurasi yang panjang
Selain aktif mengikuti segala event dan kompetisi, Yafi juga berhasil melalui proses kurasi dari 1.024 UMKM di seluruh Indonesia, untuk menjadi souvenir resmi gelaran KTT G20 di Bali. Selama proses berlangsung, ia mengaku aktif mengirimkan produk-produk buatannya, sesuai dengan tema yang diberikan.
"Saya aktif itu kirim-kirimkan produk. Karna dimintanya produk yang berhubungan dengan dunia office, saya ada kirimkan jam dinding, tempat pensil, card holder, dasi dari kayu, semacam itu." ujarnya.
Uniknya, produk-produk milik Yafi kaya akan sentuhan desain khas nusantara. Ia menambahkan gambar-gambar pulau di Indonesia, hingga logo Pancasila yang semakin menambah nilai history dan estetika dari produknya.
3.90% konsumen berasal dari mancanegara
Mengenai pemasaran produknya, Yafi mengaku bahwa 90% konsumennya berasal dari Mancanegara. Ia telah aktif mengirimkan produk-produknya menuju negara Inggris, Jerman, dan Belanda dalam setiap bulannya.
"Nah ini, produk saya lebih banyak diminati orang luar. Saya ketemu dengan konsumen itu dari event, pameran, mereka beli dan kemudian cerita ke teman-temannya, sehingga lebih banyak lagi yang pesan. Jarang dapat pesanan dari orang Indonesia. Adanya malah dikomentari, opo mas kayu kok dibentuk kayak gini porayo ceklek (patah)." Terangnya.
Dengan keberhasilannya menjadi souvenir resmi gelaran G20 ini, Yafi berharap produk Indonesia dapat lebih dihargai lagi di dalam negeri.
"Ya harapannya agar produk-produk ini lebih dihargai, omset tetap naik, dan semoga menginspirasi." tutupnya.
