Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Mitos Pupoler Seputar Popok Bayi 

Ilustrasi popok bayi. (id.pinterest.com)

Popok atau yang moderen dikenal pampers atau diaper adalah salah satu perlengkapan yang wajib ada untuk menunjang kenyamanan bayi. Saat ini banyak sekali jenis popok sekali pakai yang dijual di pasaran dengan beragam merek dan fungsinya.

Ngomong-ngomong soal popok, ada sebuah mitos yang berkembang dan mungkin saja masih dipercaya bagi sebagian orang. Salah satu mitos yang cukup tersohor yakni setiap orang tua dilarang untuk membakar popok anaknya. Jika membakar popok anak, konon akan berdampak terhadap kulit bayi. Padahal, secara ilmiah mitos tersebut tidak bisa dibuktikan. Berikut 5 mitos seputar popok yang ada di masyarakat. 

1.Memakai popok sebabkan anak lambat berjalan

Ilustrasi anak berjalan. (id.pinterest.com)

Sebuah penelitian kesehatan mengungkapkan bahwa memakai popok memang membuat anak sulit berjalan karena ada gangguan yang terdapat di antara kedua kaki. Namun, hal ini tidak membuat penggunaan popok harus sepenuhnya dihindari. Orang tua bisa menyiasati dengan mengurangi intensitas penggunaan popok untuk bayi berusia 9 bulan ke atas. Di samping itu, juga bisa memilih produk popok jenis celana sekali pakai yang tipis dan nyaman untuk dipakai si kecil.

2. Popok sekali pakai bikin kaki bayi berbentuk O

Ilustrasi kaki bayi. (id.pinterest.com)

Karena berbagai alasan tertentu, kini banyak orang tua yang memakaikan diapers atau popok sekali pakai pada bayinya. Para orang tua beranggapan bahwa penggunaan popok sekali pakai dianggap tidak merepotkan karena urine akan langsung diserap. Namun tak sedikit yang enggan karena takut kaki bayinya menjadi bengkok.

Faktanya, saat anak belajar berjalan terkesan kakinya agak bengkok. Namun itu bukan karena diapers atau popok, melainkan karena posisi kaki bayi memang relatif lebih ke dalam. Kaki berbentuk O ini terjadi bukan karena pemakaian diapers, tapi lebih karena bawaan sejak lahir atau karena kelainan tulang.

3. Popok menyebabkan ruam kulit

Ilustrasi ruam popok. (pixabay.com)

Beberapa orang memang masih menghindari penggunaan popok sekali pakai. Mereka menganggap bahwa ruam di sekitar pantat bayi disebabkan oleh popok sekali pakai. Faktanya, masalah ruam popok rentan muncul jika kulit si kecil terlalu lama terkontaminasi urine dan feses atau terlalu lama menggunakan popok sehingga sirkulasi udara kulit jadi terganggu. Jadi, penggunaan popok sekali pakai tak akan menyebabkan ruam popok jika diganti setiap 2 hingga 3 jam sekali serta menjaga kebersihan kulit si kecil.

4. Buang popok ke sungai bikin bayi merasa sejuk

pixabay.com

Mitos ini berkembang di masyarakat Jawa Timur. Konon, jika membuang popok ke sungai akan membuat si bayi merasa adem. Faktanya, cara membuang popok tidak akan memiliki dampak langsung terhadap kesehatan bayi. Baik itu membakar atau membuangnya ke sungai tidak akan berdampak apapun. 

Alih-alih mempercayai mitos, para orang tua hendaknya membuang popok bayi dengan cara yang benar. Salah membuang maka akan berdampak terhadap lingkungan sekitar. Faktanya, membuang popok sekali pakai ke sungai justru berisiko mencemari lingkungan karena popok sulit terurai.

5. Membakar popok sebabkan kulit melepuh

Ilustrasi membakar. (id.pinterest.com)

Masih banyak masyarakat yang beranggapan suleten pada bayi disebabkan oleh popok bayi yang dibakar. Mitos ini tentunya salah kaprah. Secara ilmiah bahkan tidak ada hubungannya antara ruam bayi dengan popok yang dibakar. Gegara mitos inilah yang membuat sungai di beberapa tempat menjadi kotor karena penuh dengan sampah popok. 

Untuk diketahui, suleten dalam medis disebut dengan istilah impetigo. Ini merupakan penyakit kulit yang menular disebabkan oleh bakteri yang menyebabkan infeksi pada kulit bayi karena kurangnya menjaga kebersihan. Jadi membakar popok bayi sekali pakai tidak ada hubungnya dengan bayi yang suleten.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zumrotul Abidin
EditorZumrotul Abidin
Follow Us