Jolene, Boneka Pengukur Kebisingan Karya ITS

Upaya pencegahan gangguan pendengaran

Surabaya, IDN Times - Ada saja ide Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Salah satu perguruan tinggi negeri di Kota Pahlawan ini membuat boneka pengukur kebisingan. Boneka tersebut diberi nama Jolene. Inovasi ini dihasilkan lewat kolaborasi.

Kolaborasi dilakukan Laboratorium Vibrasi dan Akustik (Vibrastik) Departemen Teknik Fisika ITS bersama Departemen Ilmu Kesehatan THT-Kepala Leher Unair, RSUD dr Soetomo, Perhimpunan Dokter THT-Kepala Leher (Perhati-KL) Cabang Jawa Timur Utara, dan didukung oleh World Health Organization (WHO).

Inovasi ini dilatarbelakangi informasi dari World Report on Hearing oleh WHO pada 2021, bahwa peningkatan jumlah orang yang hidup dalam risiko mengalami gangguan pendengaran. Hal ini dapat dipicu oleh paparan kebisingan dalam intensitas waktu di luar batas yang dianjurkan.

"Gangguan pendengaran akibat kebisingan ini bersifat permanen sehingga perlu adanya tindakan pencegahan," ujar Steering Committee Jolene regional Indonesia, dr Nyilo Purnami.

1. Jolene dapat mengetehui level audio

Jolene, Boneka Pengukur Kebisingan Karya ITSJolene, boneka pengukur kebisingan suara. Dok. Humas ITS

Upaya pencegahan gangguan pendengaran dapat dilakukan dengan mengadaptasi kebiasaan mendengar yang baik, salah satunya dengan memantau ambang batas kebisingan. Dengan mengetahui level bunyi di sekitar, dapat dilakukan beberapa tindakan seperti mulai membatasi volume audio hingga menggunakan pelindung telinga seperti earplug di area bising.

“Jolene dirancang untuk membaca level audio yang didengar pengguna,” kata Kepala Pusat Penelitian Internet of Things dan Teknologi Pertahanan ITS, Dhany Arifianto.

Baca Juga: Profesor ITS Pakai Jamur untuk Degradasi Limbah Industri

2. Pemakaian Jolene sangat mudah

Jolene, Boneka Pengukur Kebisingan Karya ITSJolene, boneka pengukur kebisingan suara. Dok. Humas ITS

Lebih dalam, Dhany memaparkan cara penggunaan Jolene. Pertama, mikrofon yang diletakkan dalam telinga Jolene akan menangkap bunyi di sekitarnya. Selanjutnya, tangkapan audio akan dibaca oleh Sound Level Meter (SLM) yang sudah terhubung dengan mikrofon.

“Alat SLM inilah yang membaca tingkat kebisingan sekitar,” ucap dia.

3. Jolene bisa sarankan tingkat durasi aman

Jolene, Boneka Pengukur Kebisingan Karya ITSJolene, boneka pengukur kebisingan suara. Dok. Humas ITS

Dosen Departemen Teknik Fisika ITS ini melanjutkan bahwa level audio berupa nilai desibel (dBA) yang terbaca pada alat. Selanjutnya diidentifikasi tingkat durasi yang aman untuk mendengarkan dengan kekuatan bunyi tersebut.

“Membatasi durasi waktu dari paparan suara bising mampu menyelamatkan pendengaran jangka panjang,” terang alumnus ITS angkatan 1992 ini.

Durasi yang aman ini dapat ditentukan melalui tabel standarisasi nasional yang mencakup durasi dan tingkat kebisingan. Contoh pembacaannya ialah tingkat kebisingan yang terbaca sebesar 120 dBA pada SLM ini aman didengarkan dengan durasi tidak lebih dari 10 menit.

4. Berharap bisa dimanfaatkan di tempat umum

Jolene, Boneka Pengukur Kebisingan Karya ITSJolene, boneka pengukur kebisingan suara. Dok. Humas ITS

Dhany berharap, ke depannya Jolene dapat diterapkan di fasilitas publik untuk mengukur tingkat kebisingan di tempat umum. “Semoga dengan berkembangnya Jolene di kalangan masyarakat, kepedulian masyarakat akan aktivitas mendengar yang aman dapat semakin meningkat,” pungkasnya.

Baca Juga: Keren! Mahasiswa ITS Bikin Mobil Tenaga Tekanan Gas

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya