Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

WALHI: Kualitas Udara di Sekitar PLTSa Benowo Melampaui Ambang Batas

WhatsApp Image 2023-05-17 at 10.25.26.jpeg
PLTSa Benowo, Surabaya. (Dok. Kominfo Jatim)
Intinya sih...
  • Kualitas udara di sekitar PLTSa Benowo Surabaya melampaui ambang batas yang ditetapkan oleh WHO dan nasional.
  • Studi menunjukkan paparan PM2.5 berkaitan dengan meningkatnya insiden kanker paru, penyakit jantung iskemik, stroke, dan kematian dini.
  • WALHI akan menyusun policy brief, melakukan FGD dengan DLH Kota Surabaya, dan menggelar aksi jika tidak ada jawaban dari pemerintah.

Surabaya, IDN Times - Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) nyatanya tak selalu baik bagi lingkungan. Hasil penelitian yang dilakukan Wahana Lingkungan Hidup Jawa Timur (WALHI Jatim) udara di sekitar PLTSa Benowo Surabaya melampaui ambang batas yang ditetapkan oleh WHO dan nasional.

Staf Kampanye Divisi Jaringan Publik, WALHI Jatim, Muhammad Jibril mengatakan, hasil pantauan kualitas udara di sekitar PLSA Benowo, rata-rata PM2.5 mencapai 26,78 µg/m³, hampir dua kali lipat dari batas harian WHO dalam Global Air Qualiy Guideline sebesar 15 26,78 µg/m³. Bahkan dalam beberapa titik pemantauan, nilai PM2.5 melampaui 100 µg/m³, yang tergolong sangat bahaya. Kemudian untuk PM10 juga demikian. Konsentrasi puncak PM10 mencapai 150 µg/m³.

"Kalau untuk nasional itu ditetapkan oleh pusat di angka 55 µg/m³ untuk PM2,5. Kalau untuk PM10 data kami ratanya 1 hari itu bisa sampai 150 µg/m³," ujarnya saat konferensi pers, Rabu (23/7/2025).

Kualitas udara di PLTSa Benowo yang melampaui batas ini mengancam kesehatan masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Partikel halus PM2.5 memiliki kemampuan menembus ke dalam paru-paru hingga ke aliran darah, menyebabkan peradangan sistemik dan kerusakan jaringan.

Studi epidemiologis menunjukkan bahwa paparan kronis terhadap PM2.5 berkaitan erat dengan meningkatnya insiden kanker paru, penyakit jantung iskemik, stroke, dan bahkan kematian dini. Efek ini bersifat kumulatif dan bisa berlangsung selama bertahun-tahun, terutama jika paparan terjadi secara terus-menerus tanpa perlindungan dan mitigasi.

"Jadi, pelampauan ini yang kemudian bikin kekhawatiran karena dampaknya akan sangat terasa ke masyarakat lokal apalagi soal ancaman potensi kesehatan," tuturnya.

WALHI akan menyusun policy brief, kemudian melakukan focus group discussion (FGD) dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya sehingga pemerintah bisa menyiapkan kebijakan penanganan polusi udara akibat pembakaran PLTSa. Jika DLH tidak ada jawaban, WALHI akan menggelar aksi.

"Jadi, minggu depan kami sudah bersurat ke DLH untuk melakukan audiensi dan tinggal nunggu jawabannya. Kalau memang enggak ada jawaban, kemungkinan besar kita akan melakukan semacam aksi simbolik di depan kantor DLH," pungkas dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zumrotul Abidin
EditorZumrotul Abidin
Follow Us