Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Tim Risma-Gus Hans Permasalahkan Hasil Suara di Madura

Risma-Gus Hans saat konferensi pers, Sabtu (23/11/2024). (IDN Times/Khusnul Hasana)

Surabaya, IDN Times - Tim Kampanye Pasangan Calon (Paslon) nomor urut 3, Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta Gus Gans mempermasalahkan proses Pilkada serentak 2024 di kawasan Madura. Menurutnya, tingkat partisipasi di beberapa Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang tembus 100 persen itu tidak wajar.

Ketua Tim Kampanye Risma-Gus Hans, KH Imam Bukhori mengatakan, partisipasi mencapai 90 - 100 persen itu erjadi di 2.801 TPS. Tersebar di Sampang, Pamekasan dan Bangkalan. Khusus di Sampang, berdasarkan C Hasil KPU, ada sembilan desa yang tingkat partisipasi pemilihnya mencapai 100 persen.

“Pilgub Jatim ini kami anggap banyak anomali dan patut dipertanyakan. Justru data itu kami lihat dari SiRekap KPU," ujarnya di Surabaya, Senin (2/12/2024).

“Masyarakat Madura ini kan terkenal banyak yang merantau ke luar daerah. Mereka berusaha di sana. Tidak mungkin mereka balik untuk memilih. Jadi, tidak mungkin tingkat partisipasinya 100 persen,” tambah Ra Imam--sapaan karibnya-.

Ribuan TPS tersebut menjadi sorotan tim pemenangan paslon nomor urut tiga ini lantaran terdapat selisih yang cukup tinggi. Antara suara yang diperoleh paslon Khofifah-Emil dengan Risma-Gus Hans. Selisihnya mencapai 637.176 suara. 

Selain TPS dengan tingkat partisipasi yang tinggi, Ra Imam menyoroti 3.637 TPS yang suara Risma-Gus Hans mendapatkan suara di bawah 30 persen. Bahkan, ada juga yang tidak mendapatkan suara satu pun di TPS tersebut.

Bagi mereka, hal itu tidak mungkin terjadi. Mengingat paslon Risma-Gus Hans memiliki infrastruktur saksi di TPS. Dari hitungan Tim Pemenangan, dari jumlah TPS itu selisih Risma-Gus Hans dengan petahana Khofifah-Emil 770.917 suara. 

“Temuan ini menurut kami ini aneh dan anomali. Karena saksinya saja kan tidak memilih berarti. Ini mustahil,” jelas Ra Imam. 

Selain dua fakta tersebut, timnya juga mendapati temuan lain. Bahwa jumlah pemilih Pilgub lebih besar dari jumlah pemilih Pilbup/Pilwali. Selisihnya melebihi daftar pemilih tambahan (DPTB). Hal itu terjadi di 194 TPS. 

“Di mana selisih pemilih paslon 02 mencapai 18.745 suara dibandingkan pemilih paslon 03. Persentase terbesarnya ada di Kota Madiun, Situbondo dan Kota Kediri,” bebernya.

Sejumlah fakta tersebut akan terus dipelajari. Termasuk apakah dugaan itu akan dibawa untuk sengketa di Mahkamah Konstitusi. “Kami akan terus mempelajari dan mengikuti tahapan demi tahapan ini. Kita akan berjuang sampai akhir,” terang Ra Imam. 

Sementara itu, Juru Bicara paslon Risma-Gus Hans, Abdul Aziz mengungkapkan, temuan kejanggalan itu, harus dipertanggungjawabkan oleh KPU Jatim. Mereka pun mendorong penyelenggara pemilu (KPU Jatim) untuk menjelaskan kondisi itu ke masyarakat Jatim.

“Itu sebagai tanggung jawab moral dari KPU Jatim kepada masyarakat. Apakah pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jatim ini betul-betul berintegritas, atau perlu kita koreksi secara fundamental. Temuan ini baru sebagian,” tegasnya.

Aziz mengungkapkan, pasca pencoblosan di 27 November, tim paslon nomor urut tiga itu sudah membentuk tim untuk mendatangi TPS yang menjadi konsentrasi mereka. “Kalau misalnya suara paslon 03 nol dan paslon 02 dapat suara 200 persen, bisa disimpulkan saksi kami juga memilih paslon 02. Ini kan tidak mungkin,” pungkasnya.

 

 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ardiansyah Fajar
Faiz Nashrillah
Ardiansyah Fajar
EditorArdiansyah Fajar
Follow Us