Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Terbangkan Drone, Ecoton Temukan Udara Tercemar Mikroplastik

Aktivis Detektif Sungai menerbangkan Drone Mikroplastik alias Domik. (Dok. Ecoton)
Aktivis Detektif Sungai menerbangkan Drone Mikroplastik alias Domik. (Dok. Ecoton)

Surabaya, IDN Times - Yayasan kajian ekologi dan lahan basah (Ecoton) menemukan bahwa udara di beberapa daerah di Jawa Timur (Jatim) tercemar plastik. Fakta ini diungkap setelah para peneliti Ecoton yang berkolaborasi dengan aktivis Detektif Sungai menerbangkan Drone Mikroplastik alias Domik.

Domik sendiri merupakan drone yang dimodifikasi dan dipasang alat saring mikroplastik di kaki drone. Kemampuan drone ini bisa mengidentifikasi mikroplastik udara di ketinggian hingga 20 meter. Proses identifikasi itu kini memgungkapkan hasilnya.

1. Udara di Sidoarjo tercemar mikroplastik

Aktivis Detektif Sungai melihat pencemaran Mikroplastik. (Dok. Ecoton)
Aktivis Detektif Sungai melihat pencemaran Mikroplastik. (Dok. Ecoton)

Peneliti Ecoton, Rafika Aprilianti mengatakan, Domik pertama kali diterbangkan di Kabupaten Sidoarjo dan Gresik. Kemudian Kota Kediri. Dalam prosesnya, Domik menangkap partikel mikroplastik dengan jenis fiber, filamen dan fragmen.

"Hasilnya, udara di Kabupaten Sidoarjo paling terkontaminasi mikroplastik, disusul Kota Kediri dan Kabupaten Gresik," ujarnya, Minggu (7/7/2024).

Lebih lanjut, berdasarkan hasil data penelitian Ecoton dan Detektif Sungai, kelimpahan mikroplastik udara pada ketinggian 20 meter, Sidoarjo 120 partikel per jam. Disusul Kota Kediri 90 partilel per jam dan Kabupaten Gresik 78 partikel per jam.

"Temuan mkroplastik yang terdeteksi di udara pada ketinggian 20 meter, mengonfirmasi kekhawatiran tentang dampak buruk pencemaran plastik, terutama karena mikroplastik yang ada di udara berpotensi turun ke permukaan bumi dan terhirup oleh manusia," katanya.

Rafika menyebut, kandungan mikroplastik di udara ini dampak dari pembakaran sampah plastik. Kemudian abasi dari ban kendaraan di jalan raya. Pemakaian dan pembuangan produk plastik sehari-hari, proses industri yang melibatkan plastik serta degradasi material plastik di lingkungan.

"Partikel-partikel ini dapat terdispersi melalui angin dan fenomena atmosfer lainnya. Sehingga tersebar luas dan bahkan mencapai daerah yang jauh dari sumber pencemaran. Masalah utama adanya mikroplastik di udara adalah dari pembakaran sampah yang masih massif di Indonesia," terangnya.

2. Berbahaya bagi paru-paru manusia

Hasil kajian Ecoton. Dok. Ecoton.
Hasil kajian Ecoton. Dok. Ecoton.

Mikroplastik di udara, lanjut Rafika, menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan. Karena hanya berukuran lima milimeter dapat terhirup langsung ke paru-paru. "Mikroplastik bisa berbahaya jika masuk ke saluran pernapasan," katanya.

"Penyakit ini dapat menyebabkan pembengkakan dan kerusakan pada tenggorokan dan jaringan paru-paru, sehingga menyebabkan nyeri dada ringan atau sesak napas. Mikroplastik berpotensi dapat menumpuk dan merusak kantung udara di paru-paru," tambah dia.

Hal ini dapat meningkatkan risiko terkena kondisi paru-paru seperti emfisema dan kanker paru-paru. Mikroplastik yang ukurannya sangat kecil dapat masuk ke aliran darah yang dapat tersalurkan ke banyak organ di tubuh, bahkan ada yang membentuk plak di pembuluh darah. 

“Mikroplastik sifatnya seperti magnet, sehingga bahan polutan yang ada disekitarnya dapat diserap dan diikat oleh mikroplastik, jadi ketika kita menghirup mikroplastik kita juga akan menghirup polutan berbahaya yang diikat oleh mikroplastik," terangnya.

3. Mikroplastik mulai cemari daun tumbuhan

Aktivis Detektif Sungai menerbangkan Drone Mikroplastik alias Domik. (Dok. Ecoton)
Aktivis Detektif Sungai menerbangkan Drone Mikroplastik alias Domik. (Dok. Ecoton)

Selain itu mikroplastik pada udara juga dapat mencemari daun. Hal tersebut menghalangi sinar matahari yang diperlukan untuk fotosintesis, kerusakan fisik daun, hingga penyumbatan stomata yang mengganggu proses respirasi dan fotosintesis. 

"Sejumlah daun di Ekowisata Mangrove Surabaya sudah kami teliti, hasilnya mulai tercemar mikroplastik via udara," ungkap Rafika.

Penelitian mikroplastik di udara dan daun ini akan terus dilakukan oleh Ecoton di banyak lokasi. Hal ini menjadi bukti bahwa penggunaan sampah plastik sekali pakai akan berdampak pada kesehatan manusia, apalagi manusia setiap harinya bernapas sehingga butuh udara yang bersih. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ardiansyah Fajar Syahlillah
EditorArdiansyah Fajar Syahlillah
Follow Us