Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Siaga 1 Wabah PMK, Kementan Geber Vaksinasi Sapi 

Ilustrasi vaksinasi sapi. Freepik

Banyuwangi, IDN Times - Kementerian Pertanian (Kementan) RI saat ini tengah siaga satu penanganan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang sapi, baik sapi perah maupun sapi pedaging. 

Hal tersebut diungkapkan Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono saat kunjungan kerja pada Minggu, (6/1/2025) di peternakan sapi Bumi Rojo Koyo, Licin, Banyuwangi. 

“Semua standby siaga 1 penanganan wabah. Jika menemukan wabah langsung eksekusi,” kata Sudaryono. 

1. Geber Vaksinasi Sapi-sapi

Wamentan Sudaryono kunker di Banyuwangi. Dok. Pemkab Banyuwangi

Sudaryono mengatakan bahwa pihaknya saat ini terus menggeber vaksinasi menyasar sapi perah yang jumlahnya ada 500 ribu ekor di seluruh Indonesia, sapi pedaging hingga petani rakyat. 

Selain menggelontorkan vaksin gratis, emerintah pun disebutnya telah menyediakan vaksin-vaksin tersebut yang dapat dibeli peternak dengan harga yang sangat terjangkau yaitu Rp17-25 ribu perdosisnya. 

“Kalau tidak bisa mendapat bantuan vaksin gratis bisa membeli, harganya juga tidak mahal, Rp17-25 ribu. Kalau menunggu bantuan pemerintah, jelas pemerintah tidak bisa memberi semua,” ujar Sudaryono. 

2. Tak Ada Kaitan dengan Sapi Brazil

Ilustrasi sapi dari Brazil. Freepik

Sudaryono juga menekankan bahwa PMK tak lagi relevan apabila dikaitkan dengan pendatangan sapi-sapi hidup dari Brazil yang saat ini tengah diprogramkan pemerintah. 

“Isu yang ada sudah kita mitigasi. Brazil adalah zona base dari PMK dan tinggal menunggu waktu hingga mendapatkan sertifikat bebas PMK,” urai Sudaryono. 

Terkait dipilihnya Brazil sebagai negara untuk mendatangkan sapi-sapi hidup ke Indonesia adalah negara tersebut memiliki populasi sapi yang besar dan bersifat sapi tropical sehingga tidak memerlukan banyak adaptasi ketika hidup di Indonesia. 

3. Target Datangkan 2 Juta Sapi

Peternak sapi sedang memberi pakan. Freepik

Pemerintah telah menyelesaikan regulasi untuk mendatangkan 2 juta sapi hidup ke Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun dengan rincian 1,2 juta sapi perah dan sisanya sapi pedaging. 

Hal tersebut dikarenakan potensi produksi susu dalam negeri sangat besar, sementara sebelum adanya program makan siang bergizi gratis, kebutuhan susu dalam negeri 81 persen di antaranya adalah impor. 

Selain memenuhi kebutuhan susu dalam negeri, didatangkannya sapi-sapi dari Brazil klen investor juga dikatakan Sudaryono untuk mendongkrak ekonomi petani lokal. 

“Di antara perusahaan investor tersebut juga titip sapi ke peternak lokal sehingga itu mendongkrak populasi peternak lokal, menambah pendapatan, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan peternak yang ada di desa-desa,” tandasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anggia Prameswari
EditorAnggia Prameswari
Follow Us