Partisapsi Masyarakat di Pilkada Tulungagung Tak Penuhi Target

Tulungagung, IDN Times - Partisipasi masyarakat dalam Pilkada di Kabupaten Tulungagung tak penuhi target. Pihak KPU sendiri mentargetkan angka partisipasi masyarakat sama dengan Pemilu lalu yakni mencapai 82 persen. Namun dari hasil rekapitulasi tingkat kehadiran pemilih di TPS pada Pilkada ini hanya menncapai 71 persen saja. Dibanding dengan Pilkada 2018 lalu capaian ini juga mengalami penurunan.
1. Angka partisipasi hanya capai 71 persen

Ketua KPU Kabupaten Tulungagung, Moh. Lutfi Burhani mengatakan capaian partisipasi masyarakat ini tidak sesuai dengan espektasi. Pasalnya sebelum pelaksanaan Pilkada 2024, pihaknya sempat memasang target yang cukup tinggi terkait tingkat partisipasi masyarakat pada pelaksanaan Pilkada. Namun sayangnya, tingkat partisipasi masyarakat pada pelaksanaan Pilkada 2024 di Tulungagung masih jauh dari target yang ditetapkan oleh KPU sendiri.
"Total DPT di Tulungagung untuk pelaksanaan Pilkada 2024 ada sebanyak 866.030 pemilih. Kami sempat pasang target 80 persen untuk tingkat partisipasi pemilih, tapi ternyata hanya mampu mencapai sekitar 71 persen saja," ujarnya, Senin (2/12/2024)
2. KPU telah lakukan sosialisasi ke seluruh masyarakat

Tingkat partisipasi ini, ungkap Lutfi, bahkan tidak lebih baik dari pada saat pelaksanaan Pilkada 2018 lalu. Dalam Pilkada 2018 angka partisipasi masyarakat mencapai 73,75 persen. Disinggung terkait penyebabnya, Lutfi menyebut jika sebenarnya pihaknya sudah sering melakukan sosialisasi kepada masyarakat bahkan hingga pemilih pemula agar mau memanfaatkan hak pilihnya. Namun jika melihat tingkat partisipasi yang minim, pihaknya menilai jika hal itu karena banyak masyarakat yang masih acuh.
"Upaya sosialisasi sudah sering kita lakukan, baik secara formal maupun informal," tuturnya.
3. Diduga imbas debat Paslon Pilkada yang kurang menarik

Menurut Lutfi, pihaknya beranggapan jika masyarakat di Tulungagung masih banyak yang berfikiran jika pemilihan kepala daerah ini tidak mempengaruhi dirinya, sehingga mereka memilih golput. Selain itu, diyakini jika hasil debat pasangan calon kemarin juga mempengaruhi sebagian masyarakat untuk tidak memilih.
"Mereka yang tidak hadir ini mungkin berfikir jika mereka tidak punya kewajiban untuk menentukan pemimpin pilihannya, karena beranggapan jika pemimpin ini tidak berpengaruh bagi mereka. Pun juga hasil debat kemarin, karena mereka kecewa dengan hasil debat yang kurang memuaskan," pungkasnya.