Liga Debat Mahasiswa 2025: IPB Juara 3 Usai Unggul 1 Poin dari UNS

- Panelis nilai penyampaian kedua tim kurang, meski datanya bagusEnda Grimonia dan panelis lainnya menyayangkan penyampaian peserta debat yang kurang meyakinkan, meski data risetnya bagus.
- Jalannya debat, Tim Pro UNS tegaskan perubahan iklim jadi faktor krisis kesehatanTim Pro UNS menegaskan bahwa perubahan iklim menjadi faktor terjadinya krisis kesehatan di negara-negara wilayah tropis.
- Tim Kontra IPB melihat masalah kesehatan itu fakor struktural yang belum beresArgumen Tim Pro UNS dipatahkan oleh Tim Kontra IPB yang menegaskan bahwa krisis kesehatan di negara wilayah tropis ini penyebab utamanya bukan dari
Surabaya, IDN Times - Perebutan juara tiga Liga Debat Mahasiswa 2025 by IDN Times yang mempertemukan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta tergabung dalam Tim Pro dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) masuk dalam Tim Kontra, berlangsung ketat. Penilaian terhadap kedua tim pun tipis. IPB keluar sebagai juara tiga dengan skor 242, sementara UNS mengoleksi 241 poin dari tiga panelis pada Kamis (12/6/2025).
Salah satu panelis, Enda Grimonia mengatakan kalau debat antar kedua tim berlangsung sangat seru. Namun memang ada catatan tersendiri sehingga panelis memutuskan untuk IPB keluar sebagai pemenang dan mengamankan juara tiga.
“Menarik banget diskusinya, debatnya. Semua bawa data yang baik. Tapi memang ada korelasi antardata kurang pas. Penilaian kami, Tim Pro UNS kami menilai skor 241. Tim Kontra IPB 242. Selamat untuk IPB. Selisihnya satu poin saja. Tetap semangat UNS,” ujar Policy Analys Manager, New Energy Nexus Indonesia ini.
1. Panelis nilai penyampaian kedua tim kurang, meski datanya bagus

Enda melanjutkan bahwa ia dan kedua panelis lainnya, yakni Outreach and Advocay Manager Yayasan Indonesia Cerah, Arie Rostika Utami dan Founder Ecoton Surabaya, Prigi Arisandi menyayangkan beberapa hal dalam penyampaian peserta debat. Padahal, data riset yang dibawa sudah bagus.
“Cara membawakan itu ketika yakin sama datanya, harusnya lebih meyakinkanlah. Tapi ini tadi disampaikannya agak loyo. Dari tim IPB tadi juga ada catatan, ada data dicari sedkit lagi bisa jadi kalimat korelatif,” ungkap Enda.
2. Jalannya debat, Tim Pro UNS tegaskan perubahan iklim jadi faktor krisis kesehatan

Sementara untuk jalannya debat, Tim Pro dari UNS menegaskan sejak sesi satu hingga keempat bahwa perubahan iklim menjadi faktor terjadinya krisis kesehatan di negara-negara wilayah tropis. Seperti di Indonesia. Maka dari itu, tim yang diketuai Sekar Khoiri Nismara ini berulang kali mencoba meyakinkan dewan juri kalau argumen mereka ini benar dan kuat.
“Kami setuju mosi, perubahan iklim memperburuk kondisi masyarkat negara tropis. Kita bicara perubahan iklim berdampak pada krisis iklim. Perubahan iklim memperburuk kesehatan, menyerang jantung kehidupan, sebabkan krisis pangan dan krisis air bersih,” ungkapnya.
Hal ini, tambah Sekar, membuat risiko ke gizi anak dan ibu hamil terganggu. Serta penyakit diare dan pencernaan. Bahkan, perubahan ikliim ini meningkatkan suhu wilayah yang berdampak pada migrasi nyamuk. Hal ini disebut menjadi pemicu penyakit demam berdarah dan malaria.
3. Tim Kontra IPB melihat masalah kesehatan itu fakor struktural yang belum beres

Argumen Tim Pro UNS pun dipatahkan oleh Tim Kontra IPB. Tim yang diketuai Rama Cahyadi ini menegaskan bahwa krisis kesehatan di negara wilayah tropis ini penyebab utamanya bukan dari perubahan iklim. Tapi lebih ke strukutral yang ada.
Tim IPB bahkan memberikan contoh perbandingan kondisi kesehatan hingga angka harapan hidup antara Singapura dan Papua Nugini yang sama-sama satu rumpun di negara tropis. Karena Singapura lebih siap dalam struktural, seperti akses dan layanan kesehatan, maka krisis kesehatan tertangani. Angka harapan hidupnya tinggi. Hal itu berbanding terbalik dengan kondisi di Papua Nugini.
“Perubahan iklim bukan memperburuk wilayah tropis secara dominan. Masyarkat tropis ini sudah biasa adaptasi dengan kondisi curah hujan tinggi dan panas. Penyakit dipicu kumuh dan limbah. Dampak iklim buruk karena hidup di tempat kumuh, dan garis kemiskinan,” tegasnya.
“Kualitas hidup dan ekonomi yang lebih pengaruhi kesehatan,” tambah Rama. Ia menyebut kalau faktor struktural di masing-masing negara menjadi akar peremaslaahan kompleks. Sehingga menimbulkan krisis kesehatan, mitigasi bencana yang kurang hingga harapan hidup rendah. Argumen IPB ini pun meyakinkan para panelis. Sehingga keluar sebagai pemenang debat.
4. Berakhir ceria dan saling sapa

Di akhir acara, moderator debat yang merupakan Senior Editor IDN Times Jogja, Febriana Sintasari memberikan kesempatan kepada masing-masing peserta untuk saliing menyapa satuu sama lain di ruang Zoom. Tanpa ragu, baik dari UNS dan IPB, mereka bergantian menyapa.
“Keren banget argumennya,” ucap salah satu anggota tim UNS, Denanda. “Terima kasih,” sahut Rama yang merupakan tim dari IPB. Tak hanya itu, para peserta sangat menantikan Liga Debat Mahasiswa 2026 by IDN Times. Mereka siap mengikutinya lagi tahun depan. Sekaligus request agar digelar secara luring atau offline.
Setelah perebutan juara tiga dan empat Liga Debat Mahasiswa by IDN Times akan masuk pada babak final, Selasa 17 Juni 2025 nanti. Babak final akan mempertemukan Universitas Hasanuddin Makassar melawan Universitas Diponegoro Semarang. Pada babak final Liga Debat Mahasiswa 2024 yang didukung Vale Indonesia dan Telkom Indonesia ini, pemenang mendapatkan hadiah uang tunai, plakat dan sertifikat bagi pemenang. Juara pertama mendapatkan Rp10 juta, juara kedua Rp8 juta, juara ketiga Rp6 juta, dan juara keempat Rp4 juta.