Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kebakaran hutan dan lahan gunung Lawu tampak dari kampung Singolangu Sarangan Magetan. IDN Times/Riyanto

Magetan, IDN Times - Hingga hari ketiga pasca kembali terbakarnya hutan dan lahan di lereng Gunung Lawu, api tak kunjung bisa dipadamkan. Kebakaran sendiri terjadi pada petak 73 B RPH Sarangan, masuk Desa Getasanyar, Kecamatan Sidorejo. Kabupaten Magetan. Petugas gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Magetan, TNI, Polri relawan hingga masyarakat kewalahan mamadamkan api.

1. Dua titik api meluncur ke bawah, mendekati ilaran

Petugas gabungan berjibaku dengan api agar tidak menyebrangi ilaran. IDN Times/ Riyanto

Kasi Kedaruratan BPBD Magetan, Eka Wahyudi mengatakan bahwa hingga petang ini kebakaran belum bisa dipadamkan. Malah ada dua titik yang mendekati ilaran menuju hutan produksi, di jalur pendakian Cemorosewu dan Lawu Green Forest (LGF).

"Untuk di jalur Cemorosewu petugas kita bekali pompa air dan selang untuk lakukan pembasahan dengan cara disemprot air dari pipa pipa warga yang ditampung pada terpal. Begitu api mendekati ilaran disemprot air dengan pompa," kata Eka, Kamis (19/10/2023).

Adapun pemadaman di lokasi LGF cenderung lebih sulit karena tidak dapat menggunakan pompa atau semprot lantaran tidak ada sumber air. "Pada lokasi kedua ini sulit ditangani, hanya dijaga saja agar tidak melompat ilaran. Tidak ada sumber air yang bisa kita gunakan untuk dilakukan pembasahan," ungkapnya.

2. Relawan harus menghadapi ancaman batu jatuh dan pohon tumbang

Petugas gabungan berjibaku dengan api agar tidak menyebrangi ilaran/ IDN Times/ Riyanto

Menurut Eka, di lokasi titik api LGF selain tidak ada sumber air juga sangat berbahaya bagi petugas. Longsoran batu dan pohon tumbang sewaktu waktu bisa mengancan keselamatan petugas.

"Lokasinya curam, material batu batu dan pohon bisa meluncur dari atas ke bawah membahayakan petugas. Untuk itu, kami hanya bisa melakukan pemantauan agar api tidak menyebrangi ilaran ke hutan pinus," paparnya.

Petugas gabungan disiagakan 24 jam penuh dengan cara bergantian. Bila sudah capek, mereka akan diganti warga lain. Tugas mereka menjaga api agar tidak menyebrangi ilaran dan membakar hutan produksi

3. Titik api dengan perkampungan saat ini berjarak 3 kilometer

Petugas gabungan berjibaku dengan api agar tidak menyebrangi ilaran/ IDN Times/ Riyanto

Terakhir dilaporkan pada malam ini, api pada jalur pendakian Cemorosewu cenderung bisa dikendalikan karana mengunakan penyemprot mesin air. Api stagnan tidak bergerak secepat dua hari lalu awal awal terjadi kebakaran.

"Untuk di Cemorosewu cenderung dapat dikendalikan karena disemprot air yang diambil dari pipa pipa air minum warga ya. Tetapi untuk yang di LGF tidak seperti di Cemorosewu api terus merembet turun mendekati ilaran," paparnya.

Pada jalur LGF terus dijaga agar tidak loncat. Salain lokasinya sulit juga tidak ada sumber air. "Untuk jarak dengan perkampungan masih cukup jauh sekitar 3 kilometeran ya. Insallah masih aman untuk sementara ini, namun untuk antisipasi tetap dijaga selama 24 jam bergantian," pungkasnya. 

Masyarakat dan petugas hanya bisa berharap segera turun hujan, bila tidak kebakaran yang melelahkan semua pihak tersebut tidak akan padam. Renacanannya besok masyarakat se Kecamatan Plaosan akan mengelar sholat istosqo meminta segera diturunkan hujan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team