Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pabrik Garmen di Magetan Bangkrut, Ratusan Buruh Terlantar

PT. KSS Indo Aparel di Desa Karangsono, Kecamatan Barat, Magetan tak lagi beroprasi. IDN Times/Riyanto.
Intinya sih...
  • Harapan yang runtuh bersama mesin produksiBagi ratusan buruh yang selama ini menggantungkan hidup di pabrik tersebut, kabar kebangkrutan ibarat petir di siang bolong.
  • Ini industri Magetan yang masih bertahanMeski PT KSS Indo Apparel tumbang, sektor industri secara umum masih bertahan. Namun, kasus kebangkrutan ini menjadi pengingat bahwa sektor padat karya seperti garmen masih sangat rentan terhadap gejolak ekonomi dan manajemen yang buruk.
  • BSU jadi harapan, meski tak cukupPemerintah pusat mulai mencairkan Bantuan Subsidi Upah (BSU) per Juni 2025 untuk meringankan beban pekerja. Namun,

Magetan, IDN Times – Dunia industri di Magetan diguncang kabar memilukan. PT KSS Indo Apparel, satu-satunya pabrik garmen di Kabupaten Magetan, resmi menyatakan bangkrut dan menghentikan seluruh operasionalnya sejak 13 Februari 2025. Tak hanya meninggalkan gedung kosong, bangkrutnya perusahaan ini juga meninggalkan ratusan buruh yang belum menerima hak-haknya.

Perusahaan yang berlokasi di Desa Karangsono, Kecamatan Barat, itu sempat menjadi penyerap tenaga kerja terbesar di sektor pakaian jadi. Namun, sejak akhir 2024, tanda-tanda krisis mulai terlihat. Gaji telat dibayarkan, produksi menurun, dan komunikasi internal kian buram. Hingga akhirnya, operasional berhenti total awal tahun ini. "Pabrik itu resmi berhenti beroperasi sejak pertengahan Februari karena pailit. Tidak mampu lagi membayar upah karyawannya," ujar Yuli Purnomo, Kepala Bidang Hubungan Industrial, Syarat Kerja, dan Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja Magetan, Kamis (26/6/2025).

1. Harapan yang runtuh bersama mesin produksi

PT. KSS Indo Aparel di Desa Karangsono, Kecamatan Barat, Magetan tak lagi beroprasi. IDN Times/Riyanto.

Bagi ratusan buruh yang selama ini menggantungkan hidup di pabrik tersebut, kabar kebangkrutan ibarat petir di siang bolong. Selain kehilangan pekerjaan, sebagian besar dari mereka juga belum menerima gaji dan pesangon.

Tak sedikit dari mereka, mencari pekerjaan serabutan, atau bahkan menganggur tanpa arah. "Kami benar-benar ditinggalkan begitu saja. Tidak ada kejelasan soal gaji dan pesangon," ujar salah satu eks pekerja yang enggan disebut namanya.

2. Ini industri Magetan yang masih bertahan

PT. KSS Indo Aparel di Desa Karangsono, Kecamatan Barat, Magetan tak lagi beroprasi. IDN Times/Riyanto.

Meski PT KSS Indo Apparel tumbang, Dinas Tenaga Kerja Magetan mencatat sektor industri secara umum masih bertahan. Dari total 230 perusahaan aktif, hanya satu yang menyatakan tutup. “Perusahaan dari sektor kayu, rokok, energi, dan pupuk masih berjalan. Bahkan Gudang Garam di Tri Mitra tetap menyerap lebih dari seribu tenaga kerja,” jelas Yuli.

Namun, kasus kebangkrutan ini menjadi pengingat bahwa sektor padat karya seperti garmen masih sangat rentan terhadap gejolak ekonomi dan manajemen yang buruk.

3. BSU jadi harapan, meski tak cukup

PT. KSS Indo Aparel di Desa Karangsono, Kecamatan Barat, Magetan tak lagi beroprasi. IDN Times/Riyanto.

Pemerintah pusat sendiri mulai mencairkan Bantuan Subsidi Upah (BSU) per Juni 2025 untuk meringankan beban pekerja. Berdasarkan Permenaker Nomor 5 Tahun 2025, setiap penerima akan mendapat Rp600 ribu untuk dua bulan. Syarat penerimanya, satu WNI dengan NIK yang sah, kemudian terdaftar sebagai pserta aktif BPJS Ketenagakerjaan hingga April 2025.

Namun, bagi para eks pekerja PT KSS Indo Apparel, bantuan ini dianggap belum cukup. “Uang BSU cuma bisa untuk bertahan seminggu. Kami kehilangan pekerjaan, dan pesangon pun tak jelas,” kata seorang mantan karyawan lainnya.

Bangkrutnya PT KSS Indo Apparel tak sekadar persoalan finansial. Ini menjadi alarm bagi semua pihak, bahwa pengawasan terhadap kelangsungan industri dan kesejahteraan pekerja harus lebih serius. Ketika satu pabrik tumbang, bukan hanya mesin yang berhenti berputar, tapi juga kehidupan banyak keluarga ikut terpukul..

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Faiz Nashrillah
EditorFaiz Nashrillah
Follow Us