Industri Konten Kreator Makin Tumbuh, Wamenkraf Minta Melek HAKI

Surabaya, IDN Times - Industri konten kreator Indonesia menunjukkan tren yang positif setiap tahunnya. Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamenkraf), Irene Umar meminta agar para kreator konten memperhatikan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI).
Irene mengatakan, saat ini kesadaran konten kreator untuk melek HAKI masih kurang. Padahal, hal ini penting agar karya mereka tidak seenaknya diambil oleh orang lain.
"Kalau ngomongin soal HAKI, saya yakin banyak konten kreator yang tidak pernah memerhatikan hal ini, karena gak tahu sebelumnya," ujarnya usai acara Content To The Next Level dengan Perlindungan HAKI di Hotel Vasa Surabaya, Sabtu (21/12/2024).
Menurutnya, HAKI bukan hanya soal melindungi konten mereka agar tidak seenaknya diambil oleh orang. Akan tetapi, konten kreator bisa mendapatkan keuntungan ketika ada orang yang ingin memanfaatkan karyanya.
"Harapannya semua melek soal HAKI. Setelah melek baru tahu, oh ya ya aku bisa gini-gini, pada kreatif semua baru bisa dipikirin apa langkah-langkah yang mau dilakukan selanjutnya," ungkap dia.
Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenkraf) pun telah memiliki program untuk melindungi para konten kreator. Salah satunya seminar dan pendampingan HAKI.
"Kita mengkangkul bukan hanya yang mikro, tapi yang besar kita rangkul, Kita memberi pembelajaran, kalau tidak tahu mengenai sebuah knowledege maka tidak tahu apa yang harus dilakukan, harapan kita dari event hari ini, semua pada melek (HAKI)," tuturnya.
Sementara itu, Direktur Tata Kelola Ekonomi Digital Kemenkraf Yuana Rochma Astuti mengatakan, saat ini jumlah konten kreator di seluruh Indonesia mencapai 17 juta. Angka tersebut terus mengalami pertumbuhan selama 5 tabun trakhir.
"Konten kretaor (di Indonesia) jumlahnya tambah banyak, penghasilan mereka tambah banyak," ungkap dia.
Penghasilan bertambah banyak tersebut mencerminkan kontribusi terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) yang juga semakin naik. Dari 1.100 konten kreator salah satu platform saja sudah menyumbang sekitar Rp300 triliun terhadap PDB.
"Jadi usaha kita mensejahterakan konten kreator adalah sebagai salah satu new engine of growth (mesin baru pertumbuhan ekonomi)," pungkas dia.