Emak-emak Diduga Pungli Sumbangan 17-an di Surabaya, Patok Rp1 Juta

- Emak-emak pungli sumbangan 17 Agustus di Surabaya dengan patokan Rp500 ribu-1 juta.
- Pemilik toko rokok elektrik, Kevin Wiliam, menolak nominal sumbangan yang dipatok oleh emak-emak tersebut.
- Dugaan tindakan pungutan liar (pungli) ini telah dimediasi oleh Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji.
Surabaya, IDN Times - Pemilik toko di Jalan Gemblongan Nomor 30, Surabaya mengaku dimintai sumbangan untuk acara 17 Agustus-an oleh sekelompok emak-emak yang mengakui sebagai pengurus RT/RW setempat. Parahnya emak-emak tersebut mematok sumbangan Rp500 ribu ingga Rp1 juta.
Peristiwa itu pun viral di media sosial. Berdasarkan rekaman video yang beredar, ada tiga emak-emak yang datang ke toko rokok elektrik. Terlihat emak-emak tersebut sedang adu mulut dengan pemilik toko.
Dalam video itu juga, pemilik toko, Kevin Wiliam mengatakan, peristiwa itu terjadi pada Kamis (7/8/2025). Saat itu, tokonya tiba-tiba kedatangan tiga orang emak-emak yang mengaku sebagai pengurus RT/RW setempat.
"Pada awalnya ada ibu-ibu masuk ke toko saya meminta sumbangan untuk acara 17-Agustus," ujar Kevin dalam video tersebut dan telah mendapat izin dikutip oleh IDN Times.
Emak-emak tersebut meminta sumbangan kepada Kevin sekihlasnya, tetapi mereka mematok nilai Rp500 ribu-1 juta. Kevin yang tidak tahu siapa tiga orang itu, kemudian hanya memberikan sumbangan Rp10 ribu. "Kok bisa sumbangan itu harus ada nominalnya, padahal di sini bisnis saya masih belum menghasilkan, tapi saya dipatok dengan nominal uang yang tidak sedikit," katanya.
Karena tak mau memberi uang dengan nominal yang dipatok, tiga emak-emak itu pun berbicara dengan nada keras. Mereka lalu adu mulut dengan Kevin.
Kevin, ketika didatangi ke tokonya mengatakan, Ia menduga mereka adalah pengemis dengan modus meminta sumbangan untuk acara 17 Agustus. Sehingga dia pun memberikan sumbangan tak sesuai dengan nominal uang dipatok. "Mereka ngakunya ada yang dari RT, RW, ada yang dari Kelurahan juga. Cuma yang saya bingung itu seperti ini ketika mereka mengaku RT, RW biasanya di tempat saya yang narik iuran atau narik sumbangan itu biasanya yang menggunakan seragam resmi," ungkapnya ketika ditemui di tokonya, Senin (11/8/2025).
Dugaan Kevin menguat bahwa itu adalah tindakan pungli karena emak-emak tersebut tidak menunjukkan proposal resmi kegiatan 17 Agustusan. Mereka hanya menunjukkan selembar kertas tulisan tangan bukti toko kanan dan kiri yang memberikan sumbangan dengan nilai Rp500 ribu-1 juta. "Kalau sumbangan seperti ini, biasanya saya memang tahu kalau memang ada sumbangan seperti ini. Tapi yang bikin saya kaget itu ketika saya dipatok nominal itu," terang dia.
Peristiwa ini bahkan telah dimediasi oleh Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji. Pihak Kevin dan tiga emak-emak itu telah berdamai, tetapi masih ada yang mengganjal. "Dari ibunya tadi kan ada tiga, dari tiga pelaku, dua hasil akhirnya berdamai, tapi yang satu agak keras hati, khususnya yang teriak. Saya pun juga disuruh bikin video klarifikasi sama mereka, tapi ya ngapain saya bikin video klarifikasi kalau saya gak salah," pungkas dia.