Dulu Rp18 Ribu, Sekarang Cuma Rp2 Ribu! Petani Tomat Madiun Menjerit

- Khofifah borong tomat 1,3 ton
- Gubernur Jawa Timur turun langsung meninjau lahan tomat di Madiun dan membeli hasil panen sebanyak 1,3 ton dengan harga Rp4 ribu per kilogram.
- Ajak kepala daerah ikut borong
- Khofifah mengajak para kepala daerah di Jawa Timur ikut membeli hasil panen tomat di wilayah masing-masing untuk didistribusikan ke sekolah-sekolah.
- Pemkab Madiun siap dukung
- Wakil Bupati Madiun menyatakan pihaknya siap menjalankan arahan Gubernur Jatim dengan mendukung pemkab dalam membeli hasil panen petani untuk disalur
Madiun, IDN Times – Harga tomat di Kabupaten Madiun anjlok parah hingga hanya Rp2 ribu per kilogram di tingkat petani. Padahal, beberapa bulan lalu harga sempat melambung sampai Rp18 ribu per kilogram. Kondisi ini bikin petani terpukul karena hasil panen nyaris tak memberi keuntungan.
Seorang petani setempat, Wagimun, mengaku harga Rp2 ribu per kilogram hanya cukup untuk menutup biaya produksi. “Harga segitu cuma bisa balik modal. Belum lagi soal tenaga, operasional tanaman, sampai sarana prasarana seperti bibit dan pupuk,” keluhnya, Jumat (25/9/2025).
1. Khofifah borong tomat 1,3 ton

Anjloknya harga tomat ini sampai membuat Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa turun langsung meninjau lahan tomat di Dusun Seweru, Desa Kare, Madiun. Ia menyebut turunnya harga tomat menjadi salah satu penyumbang deflasi di Jawa Timur.
Untuk membantu petani, Khofifah langsung menyerap hasil panen sebanyak 1,3 ton dengan harga Rp4 ribu per kilogram, atau dua kali lipat dari harga pasar. “Kalau harga di petani Rp2 ribu, saya serap Rp4 ribu per kilo supaya mereka tidak rugi terlalu dalam,” ujarnya.
2. Ajak kepala daerah ikut borong

Khofifah juga mengajak para kepala daerah di Jawa Timur ikut membeli hasil panen tomat di wilayah masing-masing. Menurutnya, tomat bisa didistribusikan ke sekolah-sekolah untuk diolah menjadi jus sebagai tambahan nutrisi anak-anak.
"Kalau kepala daerah ikut menyerap dan membagikan ke TK, PAUD, atau SD, harga bisa netral kembali. Tomat bisa dibuat jus, sehat, dan sekaligus membantu petani,” jelasnya.
3. Pemkab Madiun siap dukung

Wakil Bupati Madiun, dr. Purnomo Hadi, menegaskan pihaknya siap menjalankan arahan Gubernur Jatim. Ia menyebut pemkab bakal mendata petani yang hasil panennya belum terjual, kemudian membeli untuk disalurkan ke sekolah-sekolah.
"Prinsipnya kami mendukung arahan Ibu Gubernur. Tomat bisa jadi jus atau olahan lain, sekaligus sumber vitamin yang baik bagi anak-anak,” kata Purnomo.
4. Panen raya picu harga jatuh

Menurut Purnomo, anjloknya harga tomat tahun ini dipicu panen raya serentak di banyak daerah. Tahun sebelumnya harga tinggi, sehingga banyak petani memilih menanam tomat. Akibatnya, terjadi kelebihan pasokan di pasaran.
"Karena hukum ekonomi, barang banyak permintaan sedikit, akhirnya harga jatuh. InsyaAllah dengan langkah bersama pemerintah provinsi, harga bisa normal kembali,” jelasnya.
Sementara itu, Wagimun berharap harga bisa kembali stabil di kisaran Rp4 ribu per kilogram agar petani tetap untung, meski tipis. “Harapan petani ya harga stabil. Jangan seperti ini, tidak baik buat mental petani,” pungkasnya.