Akhir Petualangan Salim Bandit Curanmor yang Disergap Polda Jatim

- Salim, bandit curanmor di Jember dan Lumajang, ditangkap Polda Jatim.
- Modusnya mencuri motor yang tidak dikunci setir, menggunakan kunci letter T.
- Salim selalu beraksi sendirian, membawa senjata untuk jaga-jaga.
Jember, IDN Times - Malam di Jember itu lengang ketika langkah seorang pria akhirnya terhenti. Ia bukan buronan besar, bukan pula tokoh kriminal kelas kakap. Namun selama berbulan-bulan, namanya beredar pelan di antara laporan kehilangan motor di Lumajang dan Jember.
Pria itu bernama Salim, 35 tahun, warga Desa Salak, Kecamatan Randuagung, Lumajang. Perjalanan panjangnya sebagai bandit curanmor akhirnya berakhir di tangan anggota Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim.
Salim disergap di sebuah tempat persembunyian sederhana. Tak ada perlawanan. Seolah ia memahami bahwa pengejaran yang sudah begitu dekat tidak bisa lagi dielakkan.
Dari catatan kepolisian, Salim tercatat sudah lima kali melakukan pencurian motor, tiga kali di Randuagung, Lumajang, dan dua kali di kawasan Jember. Modusnya sangat sederhana, ia hanya mencari motor yang tidak dikunci setir. Di kota-kota kecil, peluang seperti itu lebih sering muncul daripada yang dibayangkan orang.
Kanit III Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim, AKP M. Fauzi mengatakan bahwa motor yang menjadi incaran hampir selalu jenis yang paling mudah dijual maupun dipreteli. Honda Beat, Yamaha Jupiter, dan Yamaha R15.
Untuk membuka kunci motor dengan cepat, Salim membawa beberapa jenis kunci letter T yang disimpan rapi, siap digunakan kapan saja ia menemukan celah.
Namun bukan hanya kunci T yang dibawanya. Polisi juga menemukan sebilah celurit dalam tasnya. Senjata itu bukan untuk menyerang, melainkan untuk berjaga-jaga, kata Salim dalam pemeriksaannya.
"Dari pengakuannya, tersangka ini belum pernah menggunakan sajam itu untuk melukai korbannya. Hanya sebagai alat untuk jaga-jaga saja jikalau ada orang yang menghalangi atau memergoki,” ujar Fauzi.
Ketika ruang persembunyiannya dibuka oleh aparat, barang bukti yang ia tinggalkan menceritakan lebih banyak tentang rutinitas gelapnya. Dua motor Honda Beat hasil curian, satu Yamaha Jupiter MX, satu Yamaha R15, dan deretan kunci letter T. Semua disita dalam keadaan utuh.
Menurut Fauzi, Salim selalu beraksi seorang diri. Ia memilih berjalan kaki ketika mencari sasaran, sebuah langkah sederhana namun efektif untuk menghapus jejak. Dengan cara itu, ia bisa berpindah tanpa suara mesin, tanpa menimbulkan kecurigaan. Ia hanya perlu menemukan satu motor yang ditinggal pemiliknya terburu-buru, lupa mengunci setir, dan minim pengawasan.
Kini perjalanan Salim berhenti. Tidak ada lagi gang kecil yang bisa ia lintasi, tidak ada lagi kesempatan menghilang bersama motor yang bukan miliknya. Warga Randuagung dan Jember yang pernah kehilangan kendaraan mungkin tidak langsung menemukan kembali barang mereka. Namun satu sosok yang selama ini menjadi bayang-bayang di jalanan gelap akhirnya ditemukan dan dihentikan.
















