Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Air Danau Kawah Ijen Memanas, Rawan Erupsi Semburan Gas Beracun

IDN Times/Reza Iqbal

Banyuwangi, IDN Times -  Melalui surat bernomor 1.Lap/GL.03/BGL./2023, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) telah meningkatkan status Gunung Api Ijen dari level normal menjadi waspada. Perubahan status ini menyusul adanya aktivitas vulkanik yang terekam sejak beberapa waktu lalu.

1. Tinggi air danau kawah Ijen bertambah

IDN Times/Reza Iqbal

Berdasarkan informasi yang diperoleh IDN Times dari penambang belerang di Banyuwang, volume air danau di Kawah Ijen saat ini mengalami kenaikan. Kepala Pos Pengamatan Gunung APi (PPGA) Ijen, Suparjan, membenarkan terkait adanya peningkatan aktivitas vulkanik di Kawah Ijen.

Suparjan mencatat, peningkatan terakhir kali terjadi pada 5 Januari kemarin. Suhu air danau di Kawah Ijen bahkan mencapai lebih dari 45 derajat Celcius. Asap putih solfatara juga keluar dari kawah dengan cukup tebal. Meluncur hingga ketinggian 50-400 meter dari puncak kawah.

"Peningkatan terjadi sejak 5 Januari kemarin. Terjadi perubahan suhu air danau kawah dari 16 menjadi 45,6," kata Suparjan, Sabtu (7/1/2022).

2. Potensi bahaya erupsi gas beracun

Kawah Ijen. IDN Times/Reza Iqbal

Berdasarkan pemantauan yang dilakukan, Suparjan menyebut ada aktivitas gempa dari Gunung Ijen. Gempa ini bersifat fluktuatif, namun terjadi kecenderungan peningkatan pada Gempa permukaan atau pada kedalaman dangkal.

Pada periode 1 Desember 2022 – 7 Januari 2023 terekam ada sebanyak 246 kali Gempa Hembusan, 1 kali, Gempa Tremor Non-Harmonik, 3 kali Gempa Tornillo, 890 Gempa Vulkanik Dangkal, 20 Gempa Vulkanik Dalam, 9 kali Gempa Tektonik Lokal, dan Tremor Menerus dengan amplitude 0.5 – 2 mm (dominan 1 mm).

Gempa dangkal tersebut menunjukkan adanya akumulasi tekanan yang disertai proses pelepasan tekanan. Tentunya, hal ini dapat menyebabkan erupsi gas pada Kawah Ijen. Bbiasanya ditandai oleh munculnya gelembung-gelembung gas dipermukaan air kawah akan muncul.

"Hal ini yang kemudian bisa menyebabkan permeabilitas batuan di dasar kawah meningkat. Sehingga memudahkan gas vulkanik bergerak ke permukaan," katanya.

3. Berbahaya untuk aktivitas wisatawan dan penambang belerang

Penambang belerang Kawah Ijen sedang menyiram belerang yang dibakar. (Instagram/kawahijenindonesia)

Atas potensi bahaya tersebut, masyarakat di sekitar Ijen serta wisatawan dan penambang belerang diminta untuk tidak berada di sekitar kawah dengan radius minimal 1,5 kilometer. Selain itu, masyarakat yang bertempat tinggal di sepanjang aliran Sungai Banyupait diminta untuk waspada gas vulkanik.

"Jika tercium bau gas sulfur atau belerang yang menyengat masyarakat agar menggunakan masker penutup alat pernapasan. Untuk jangka darurat dapat menggunakan kain basah sebagai ganti masker," katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agung Sedana
EditorAgung Sedana
Follow Us