Korban Dikubur di Musala Rumah, Polisi Duga Ada Motif Warisan

Banyuwangi, IDN Times - Polisi menduga ada motif dendam atau warisan yang membuat terbunuhnya Surono (51), warga Dusun Juroju, Desa Sumbersalak, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember. Jasad Surono ditemukan terkubur di bawah lantai cor keramik yang ada di musola dalam rumahnya sendiri.
1. Ditemukan terkubur di rumahnya setelah menghilang 7 bulan
Polisi memastikan, jasad yang ditemukan terkubur dibawah lantai cor merupakan Surono. Sebelumnya Surono dikabarkan menghilang tanpa kabar selama 7 bulan terakhir.
"Dipastikan jasad korban yang ditemukan merupakan yang dicari menghilang selama 7 bulan," kata Kapolres Jember AKBP Alfian Nurrizal di Jember, Selasa (5/11).
2. Temukan linggis dikubur bersama jasad korban
Dari hasil otopsi Polres Jember bersama DVI Polda Jatim, polisi menemukan sejumlah barang bukti berupa baju, sarung dan sebuah linggis besi yang diduga kuat digunakan untuk menghabisi korban. Linggis tersebut berukuran panjang 65 centimeter, diamter 4 centimeter dan berat 10 kilogram, ditemukan di bawah jasad korban, usai lantai cor yang mengubur korban dibongkar pada Minggu (3/11).
"Kami sudah melaksanakan otopsi bersama DVI Polda Jatim, Satreskrim Polres Jember,ditemukan barang bukti di dalam kuburan di bawah jasad, berupa linggis sepanjang 65 centimeter, diamter 4 centimeter dan berat 10 kilogram," katanya.
Baca Juga: Kusbandono, Disabilitas Pendaftar Calon Bupati Jember dari PDIP
3. Diduga motif dendam atau warisan
Saat ini polisi sedang memeriksa dua saksi yang diduga terlibat dalam pembunuhan tersebut. Dari hasil pemeriksaan sementara polisi menduga ada motif persoalan warisan atau dendam yang membuat Surono dibunuh.
"Hasil dari pemeriksaan intensif, beberapa dugaan mengerucut dua saksi, karena kami menduga ada motif berkaitan warisan ataupun dendam yang mengakibatkan matinya korban S," ujar Alfian
4. Informasi berbelit, melibatkan psikiater
Selain itu, proses pemeriksaan saksi juga melibatkan psikiater dari Polda Jatim karena ditemukan adanya rangkaian informasi yang berbelit belit.
"Psikiater akan memberi keyakinan siapa pelaku kejadian tersebut. Rangkaian yang diberikan korelasinya adanya kebohongan atau tidak, karena keterangannya tidak ada korelasi, berbelit belit dan tidak ada kesamaan. Sehingga melibatkan tim psikiater untuk pemeriksaan, meyakinkan siapa pelakunya," paparnya.
Selain itu, dua orang saksi yang diperiksa merupakan orang yang dekat dengan korban, namun tidak memiliki ikatan keluarga.
"Dua orang saksi bukan dari keluarga, tapi teman dekat yang kami duga menjadi pelaku untuk selanjutnya," jelasnya.
Baca Juga: Jasad Pria Ditemukan di Musala Rumah, Ini Dugaan Pelakunya