Jejak Tragedi Kanjuruhan di Bola Mata Raffi

Dokter mata sebut Raffi berpotensi pendarahan selaput mata

Dampak paparan gas air mata masih dirasakan oleh korban selamat dari tragedi Kanjuruhan. Ditemui pada, Minggu (9/10/2022), kedua bola mata Raffi Atha Dziaulhamdi (14), warga Jalan Prof Moh Yamin Gang 2A, RT05 RW06, Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Klojen, Kota Malang, warnanya tampak masih merah legam.

Menurut penuturan korban, kedua bola matanya berubah warna setelah ia terpapar asap gas air mata yang ditembakkan polisi di Stadion Kanjuruhan pasca laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya, Sabtu malam 1 Oktober 2022 lalu. Tak hanya mata memerah, Raffi juga mengaku sempat sesak napas.

1. Ikut terjebak bersama kerumunan lain di Gate 12 

Jejak Tragedi Kanjuruhan di Bola Mata RaffiRaffi saat ditemui oleh anggota TGIPF yang hingga kini retina matanya masih berwarna merah. (Dokumentasi Kemenko Polhukam)

Awalnya Raffi bersama belasan kolega lainnya menonton pertandingan dari tribun 10. 15 menit pasca peluit panjang ditiupkan, Raffi turun ke area tribun bawah masih di dalam pagar. Saat itu kondisi di stadion sudah tidak kondusif. Beberapa suporter lain dan pihak aparat tengah bentrok di dalam lapangan.

Ketika mengetahui ada proyektil gas air mata yang jatuh pada jarak kurang dua meter dari tempat ia berjalan, Raffi pun panik. Rencananya saat itu adalah keluar stadion sesegera mungkin via gate 12.

Namun, nahas di pintu tersebut telah berjejal ratusan suporter lainnya yang juga terjebak dan berdesak-desakan berusaha keluar stadion. Mendapati kepadatan suporter dan kondisi fisiknya yang kian sesak napas akibat terpapar asap gas air mata, Raffi pun akhirnya pingsan selama kurang lebih dua jam.

"Saya sempat pingsan selama dua jam. Saat itu yang terkahir saya ingat saya sesak dan terhimpit orang-orang yang berdesakan. Karena sulit nafas itu saya akhirnya pingsan," tutur Raffi.

2. Merasakan mata sangat perih dan sakit saat tersadar dari pingsan 

Jejak Tragedi Kanjuruhan di Bola Mata Raffifoto korban selamat tragedi Kanjuruhan, Raffi Atha Dziaulhamdi, bersama ayahnya, Sutrisno (IDNTimes/M. Bagus Ibrahim/bt)

Saat sadarkan diri, Raffi merasakan matanya sakit. Kawan-kawan lain Raffi yang juga selamat dari kejadian pun mencoba menolong Raffii dengan membasuh mukanya menggunakan air. Raffi sempat dilarikan ke Rumah Sakit Teja Husada Kepanjen, namun, tak sempat mendapatkan pertolongan di sana.

"Setelah tersadar dari pingsan, teman-teman langsung membawa saya ke rumah sakit (Teja Husada), tapi saya cuma sampai di pelatarannya saja. Selang 30-40 menit saya akhirnya pulang," beber Raffi melanjutkan.

3. Keluarga sudah memeriksakan ke rumah sakit 

Jejak Tragedi Kanjuruhan di Bola Mata Raffifoto korban selamat tragedi Kanjuruhan, Raffi Atha Dziaulhamdi, bersama ayahnya, Sutrisno (IDNTimes/M. Bagus Ibrahim/bt)

Ayah Raffi, Sutrisno (45), segera membawa sang putra ke Rumah Sakit Saiful Anwar keesokan harinya. Dari kelima obat yang diresepkan, Sutrisno hanya sanggup menebus dua di antaranya.

Karena kondisi mata Raffi tak kunjung pulih, Sutrisno kembali membawa Raffi untuk periksa di Rumah Sakit Hermina, Rabu (5/10/2022). Menurut keterangan dokter, kondisi mata Raffi adalah iritasi normal akibat dampak gas air mata. Pihak rumah sakit pun mengatakan jika kondisi mata Raffi bakal berangsur pulih dua minggu hingga satu bulan sejak terkena paparan.

"Iya, pas saya bawa ke Hermina katanya iritasi. Akan normal setelah dua minggu hingga satu bulan. Tapi, kalau seminggu belum ada perkembangan saya diminta bawa (ke rumah sakit) lagi untuk cek," terang Sutrisno.

4. Dokter mata sebut kondisi mata merah seperti yang dialami Raffi berpotensi pendarahan selaput mata 

Salah seorang dokter mata populer, dr. Ferdiriva Hamzah, SpM(K), menyebutkan pada cuitannya di Twitter jika kondisi yang mungkin dialami oleh korban terkena paparan gas air mata adalah pendarahan selaput mata. dr. Ferdiriva juga menyatakan tak ada yang perlu dikhawatirkan apabila korban tidak mengalami penglihatan mata buram.

"Tidak perlu khawatir ini. Kalau penglihatan tidak buram, berarti cuma perdarahan selaput mata yang akan hilang sendiri dua mingguan, bahkan tanpa obat tetes mata," jelas dr. Ferdiriva di akun Twitternya, @ferdiriva, Minggu (9/10/2022) pukul 10.01 pagi WIB.

Baca Juga: Waduh! Polri Akui Gas Air Mata di Kanjuruhan Kedaluwarsa Sejak 2021

Kidung Swara Mardika Photo Community Writer Kidung Swara Mardika

typing...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya