Pakar Unair: Ibu Perlu Persiapan Mental untuk Cegah Penganyiaan Anak

Orang-orang di sekitar harus peka

Surabaya, IDN Times - Beberapa pekan lalu, Surabaya dihebohkan dengan kabar seorang ibu kandung yang tega membunuh anaknya sendiri yang masih berusia 5 bulan. Kejadian penganiayaan terhadap anak ini, bukan kali pertama terjadi.

Menanggapi kejadian tersebut, Pakar Konseling dan Psikologi Keluarga Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Airlangga (UNAIR), Prof Dr Nurul Hartini menekankan perlunya persiapan mental bagi seorang calon ibu. Karena, sehat mental adalah modal utama.

“Menurut World Health Organization (WHO), ada lima hal yang dapat menjadi acuan terkait kesehatan mental. Kelimanya, yakni secara biologis, psikologis, sosiologis, kultur, dan spiritual. Jika dari kelima hal tersebut ada yang tidak sehat, maka turut berpengaruh pada kesehatan mentalnya,” tutur Nurul.

1. Mental tidak sehat jadi faktor utama penganiayaan

Pakar Unair: Ibu Perlu Persiapan Mental untuk Cegah Penganyiaan AnakIlustrasi kekerasan anak (IDN Times/Sukma Shakti)

Menurut Nurul, mental yang tidak sehat akan memiliki pengaruh signifikan terhadap seseorang, tidak terkecuali seorang ibu. Dalam kondisi Kesehatan mental yang sangat tidak baik dapat menjadi faktor pemicu seorang ibu melakukan perbuatan keji bahkan terhadap orang terdekatnya.

“Jadi, ibu yang tega membunuh anaknya pasti berada dalam kondisi mental tidak sehat. Mereka kemudian mudah melakukan hal-hal yang jauh dari norma atau yang tidak diharapkan dari peran sebagai seorang ibu. Karena, seorang ibu seharusnya mengayomi dan menyayangi anak-anaknya,” terangnya.

2. Perlu analisis dini kesehatan mental

Pakar Unair: Ibu Perlu Persiapan Mental untuk Cegah Penganyiaan Anakhttps://unsplash.com/@martzzl

Kesehatan mental sebenarnya dapat diidentifikasi sejak dini. Dalam hal itu, memerlukan peran dari orang-orang terdekat, seperti suami atau anggota keluarga.

“Mereka hendaknya memiliki empati dan kepedulian yang tinggi agar dapat mengidentifikasi kondisi mental seorang ibu sejak dini," ujarnya.

Seseorang yang memilili kondisi mental yang tidak sehat, ia akan menunjukkan perubahan perilaku. Biasanya mereka cenderung mulai menutup diri.

"Ia biasanya menghindar dari lingkungan sosialnya, menutup komunikasi dengan orang-orang sekitar, serta perubahan-perubahan lain," jelasnya. “Pada dasarnya perubahan perilaku tersebut bermula dari hal kecil dalam kesehariannya,” imbuh Nurul.

3. Orang sekitar harus peka terhadap ibu

Pakar Unair: Ibu Perlu Persiapan Mental untuk Cegah Penganyiaan AnakIlustrasi Kekerasan pada Anak (IDN Times/Sukma Shakti)

Jika orang-orang di lingkungan sekitar sang ibu berempati dan peduli, maka mereka dapat segera melakukan tindakan penanganan dini. Sebagai seorang awam, mereka kemudian dapat memfasilitasi sang ibu agar bisa berkonsultasi dengan profesional, seperti psikolog atau psikiater.

“Dengan penanganan sedini mungkin maka harapannya kejadian tersebut tidak kembali terulang dan bisa diminimalkan. Karena, pengasuhan anak juga tidak seharusnya berada di tangan ibu yang tidak sehat secara mental,” pungkasnya.

Baca Juga: Viral Video Kekerasan Anak, Pelaku Ternyata Dendam Putranya Dicabuli

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya