97 Orang di Tulungagung Berstatus ODP Corona

Pihak rumah sakit pesan rapid test ke Tiongkok

Tulungagung, IDN Times - Satgas Penanggulangan COVID-19 Kabupaten Tulungagung mencatat sebanyak 97 orang berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP). Dari jumlah tersebut dua ODP menjalani perawatan di Puskesmas Ngantru. Meskipun sudah menjalani perawatan, namun pasien tersebut masih berstatus ODP. Terdapat sejumlah kriteria untuk menaikkan status menjadi Pasien Dalam Pengawasan (PDP).

1. Meski sudah dirawat masih berstatus ODP

97 Orang di Tulungagung Berstatus ODP CoronaJubir Satgas Penanggulangan COVID-19 Kabupaten Tulungagung, Bambang Triono, IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Juru Bicara Satgas Penanggulangan COVID-19 Kabupaten Tulungagung, Bambang Triono menjelaskan hanya dokter yang berwenang untuk menentukan status pasien. Status tersebut ditetapkan setelah dokter melakukan pemeriksaan lebih lanjut. "Jadi meskipun sudah dirawat, untuk statusnya yang menentukan dokter, dua pasien yang dirawat di Puskesmas Ngantru masih berstatus sebagai ODP," ujarnya, Senin (23/03).

2. Rawat 18 PDP, satu pasien meninggal dunia karena penyakit bawaan

97 Orang di Tulungagung Berstatus ODP CoronaPetugas merawat pasien diduga corona Februari lalu. IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Lebih lanjut Bambang menuturkan, jumlah PDP di Tulungagung selama ini mencapai 18 orang. Dari jumlah tersebut, satu pasien meninggal dunia karena penyakit bawaan. Hasil uji swab pasien tersebut diketahui negatif corona.

Adapun sebanyak 9 pasien dinyatakan negatif corona dan sudah diizinkan pulang. Sedangkan 8 pasien masih menjalani perawatan di ruang isolasi RSUD Dr Iskak. "Hingga sore ini sudah terdapat 18 PDP, jumlah ini akan terus berubah dan akan kita update setiap hari," imbuhnya.

3. Rumah sakit pesan alat rapid test dari Tiongkok

97 Orang di Tulungagung Berstatus ODP CoronaDirektur RSUD Dr Iskak Tulungagung, Dr Supriyanto, IDN Times / istimewa

Sementara itu, Direktur RSUD Dr Iskak Tulungagung, dr. Supriyanto menambahkan pihaknya memesan 10 ribu alat rapid test dari Tiongkok. Mereka saat ini masih menunggu pesanan tersebut tiba. Dengan alat ini mereka akan bisa mendeteksi dengan cepat apakah pasien terpapar virus corona atau tidak. Selama ini tim medis baru bisa memeriksa penyebab flu dan pilek yang dialami oleh pasien. Jika penyebabnya bukan virus, maka pasien bisa langsung pulang. "Penyebabnya bisa virus atau bakteri, jika virus pasien akan langsung diisolasi. Dengan alat rapid test ini cukup membutuhkan waktu 15 menit kita bisa tahu apakah pasien terkena corona atau tidak," pungkasnya.

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya