PWNU Jatim: Untuk Kerukunan Boleh Salam Lintas Agama
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Polemik salam lintas agama ditanggapi PWNU Jawa Timur (Jatim). Salah satu ormas terbesar di Indonesia ini menyatakan sikap bahwa tidak melarang adanya salam tersebut. Penyataan sikap dipaparkan usai kajian oleh para ulama di lingkungan PWNU Jatim.
1. Dianjurkan Assalamualaikum diikuti salam nasional
Katib Suriyah PWNU Jatim KH Syafruddin Syarif mengatakan, bagi pejabat muslim dianjurkan menggunakan salam yang telah diajarkan. Yakni Assalamualaikum. Setelah itu boleh menggunakan salam nasional.
"Boleh diikuti salam nasional seperti selamat pagi dan salam sejahtera," ujarnya saat konferensi pers di Kantor PWNU Jatim, Selasa (12/11).
2. Boleh ucapkan salam lintas agama
Lebih lanjut, apabila dalam acara resmi terdapat berbagai unsur masyarakat dan umat, pejabat muslim boleh mengucapkan salam lintas agama. Menurutnya, tidak ada salahnya mengucapkan salam agama lain.
"Untuk kerukunan boleh salam lintas agama," kata Syafruddin.
Baca Juga: MUI Jatim Imbau Pejabat Tak Ucapkan Salam Lintas Agama
3. Bukan untuk membalas imbauan MUI Jatim
Syafruddin menampik jika sikap PWNU Jatim adalah untuk membalas imbauan MUI Jatim yang tidak merekomendasikan salam lintas agama. Dia menegaskan, PWNU Jatim hanya memberikan pandangan sikapnya ke masyarakat. Sebab, telah menjadi polemik baru-baru ini.
"Kami tidak meng-counter pendapat MUI Jatim. Ini jadi polemik, maka PWNU lakukan kajian. Ada salam lintas agama bagi kami tidak masalah," tegasnya.
4. Salam sudah ada sejak zaman nabi
Sementara itu, Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar yang juga hadir dalam konferensi pers menyatakan pemberian salam sudah diterapkan sejak zaman nabi. Ia menyebut, Nabi Muhammad menyapa umat lain pun dengan salam.
"Ketika nabi lewat ketemu orang kumpul mengucapkan salam assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu. Yaitu dari dulu sudah dilakukan Rasulullah," tuturnya.
Baca Juga: Larangan Salam Lintas Agama, Risma: Gak Bisalah Wargaku Macam-macam