Pasien COVID-19 Asal Surabaya yang Meninggal Punya Penyakit Penyerta

Sudah ada sembilan warga Jatim meninggal karena corona

Surabaya, IDN Times - Satu pasien asal Surabaya diumumkan meninggal dunia akibat terinfeksi virus corona atau COVID-19. Total saat ini, ada sebanyak tiga pasien meninggal di Surabaya. Sementara angka kumulatif di Jawa Timur (Jatim) ada sembilan meninggal dunia.

"Yang meninggal ada sembilan orang. Yang sembuh total 21 persen, meninggal 8,7 persen," ujar Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat konferensi pers di Gedung Negara Grahadi, Rabu (1/4).

1. Dirawat dan meninggal di rumah sakit swasta Surabaya

Pasien COVID-19 Asal Surabaya yang Meninggal Punya Penyakit Penyerta(IDN Times/Mia Amalia)

Ketua Gugus Tugas Rumpun Kuratif, Joni Wahyuhadi mengatakan, pasien positif COVID-19 yang meninggal dunia itu sempat dirawat di salah satu rumah sakit di kawasan Gubeng, Surabaya. Dia dipastikan warga Surabaya. Sayangnya, tidak disebutkan rinci kelurahannya.

"Iya dirawat (meninggal) di rumah sakit swasta (Surabaya)," kata dia usai konferensi pers.

2. Pasien meninggal laki-laki punya penyakit penyerta dengan usia di atas 50 tahun

Pasien COVID-19 Asal Surabaya yang Meninggal Punya Penyakit Penyertainstagram.com/idntimes

Faktor meninggalnya pasien ini bukan hanya COVID-19 saja. Melainkan juga, pasien memiliki penyakit penyerta. Ditambah lagi dia telah masuk lanjut usia (lansia). Untuk jenis kelamin pasien, ialah laki-laki.

"Penyakit ada hipertensi, diabet. Usianya 50 sekian, laki-laki," kata pria yang juga menjabat Direktur Utama RSUD dr. Soetomo ini.

3. Pasien meninggal di Jatim tertua usia 65 dan termuda 11 tahun

Pasien COVID-19 Asal Surabaya yang Meninggal Punya Penyakit PenyertaIlustrasi (IDN Times/Mia Amalia)

Joni mengakui, kasus meninggal akibat COVID-19 dikarenakan sang pasien mempunyai penyakit penyerta. Dia menyebut pasien meninggal paling tua di Jatim asal Surabaya berusia 65 tahun juga mempunyai penyakit penyerta. Pasien laki-laki itu sempat dirawat di RSUD dr Soetomo.

Kemudian, pasien termuda berusia 11 tahun asal Pamekasan juga terkonfirmasi memiliki penyakit penyerta. Kala itu, dia sedang sakit demam berdarah dengue (DBD) dan terinfeksi COVID-19.

"Yang paling tua usia 65 tahun, yang paling muda 11 tahun. Yang 11 tahun ini karena dia punya DBD, kelas 4 (SD)," ucap dia.

"Yang tua itu saya tahu oersis karena saya yang ngopeni, beliau itu memang sudah kondisinya berat, di sebuah rumah sakit, distres nafas, kemudian kita inkubasi di sana kita masukan ventilator portable, kemudian kita kirim ke (RSUD) Soetomo, gagal nafas, ada hipertensi, diabet, tapi keluarganya sangat berterima kasih," Joni menambahkan.

Baca Juga: Unair dan ITS Kerja Sama Bikin Robot untuk Layani Pasien COVID-19

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya