Buka Pintu Koalisi, PDIP Tutup Rapat Parpol dan Capres Ini

PDIP sepertinya emoh banget sama partai-partai ini

Surabaya, IDN Times - PDIP masih menutup rapat figur Calon Presiden (Capres) yang akan diusung pada Pemilu Presiden tahun 2024. Begitu juga koalisi, partai berlambang kepala banteng bermoncong putih itu enggan membeberkannya ke publik.

Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto hanya mengatakan bahwa partainya membuka lebar peluang koalisi dengan sejumlah partai politik pada Pemilu 2024 mendatang. Menurut dia, PDIP sangat akan dinamis dan tidak akan maju sendiri.

"Saya sebutkan tadi bahwa tahun 1955 kita jadi pemimpin di antara bangsa-bangsa Asia-Afrika. Kita menunjukkan pengaruhnya bagi dunia, Indonesia negara besar dengan ideologi Pancasila, dengan semangat gotong royong, maka bagi PDIP semangat gotong royong itu kita kedepankan," ujarnya saat di Surabaya, Rabu (9/11/2022).

Meski mengaku terbuka bagi partai lain, Hasto menyiratkan tidak berkoalisi dengan Partai Demokrat dan PKS. Diketahui Demokrat dan PKS sedang intens komunikasi dengan Partai NasDem untuk berkoalisi pada Pemilu 2024 untuk mengusung Anies Baswedan.

"Posisi politik berbeda, ya contohnya PKS, Demokrat kan punya posisi politik berbeda. Lihat saja keputusan-keputusan di pemerintah, kan mereka menjadi kekuatan penyeimbang ya atau bahasa lainnya juga menjadi kekuatan oposisi, seperti itu ya kita hormati," kata Hasto.

"Demokrasi memerlukan kekuatan penyeimbang itu. Maka PDIP menghormati pilihan mereka, pilihan PKS, Demokrat, dan menghormati pilihan NasDem yang telah mendukung Pak Anies (Baswedan)," dia memambahkan.

Hasto melanjutkan, PDIP punya rekam jejak berbeda soal mengusung Capres 2024. Utamanya terkait kinerja figur yang akan diusung. "Nah PDIP memiliki rekam jejak yang berbeda, saat itu kan Pak Anies (pada Pilgub DKI Jakarta) mengusung politik identitas," katanya.

"Tetapi bukan itu hal yang utama, yang utama bagaimana kinerjanya, apakah yang dilakukan Jokowi-Ahok, dilanjutkan Ahok-Djarot. (Sekarang) yang baik-baik apa dilanjutkan? (di Jakarta). Kan kemudian tidak ada kesinambungan," tegas dia.

Hasto lalu mencontohkan pemimpin di Kota Surabaya yang berhasil melanjutkan pembangunan dengan baik dari pemimpin-pemimpin sebelumnya. Dia berharap pemimpin Indonesia yang akan datang bisa melanjutkan kepemimpinan Presiden Joko 'Jokowi' Widodo dan bukan antitesa dari Jokowi.

"Beda dengan Kota Surabaya, apa yang dilakukan dulu dilakukan Bambang DH, lalu berkesinambungan dengan Bu Risma dan sekarang Mas Eri. Sesuatu kesinambungan, bahwa Surabaya jadi contoh soal kesinambungan kepemimpinan," kata Hasto.

"Kita berharap ada kesinambungan dari Bung Karno, Bu Mega, Pak Jokowi dan ke depan. Kalau di level DKI Jakarta aja gak ada kesinambungan, bagaimana di level nasional," pungkas dia.

Baca Juga: Soal Jatah Presiden ke Prabowo, Hasto: Pak Jokowi Hanya Memuji

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya