Beda dengan Wuhan, Separuh Pasien COVID-19 Jatim Miliki Gejala Batuk

Ada perbedaan tipe virus dengan Wuhan

Surabaya, IDN Times - Gejala pasien COVID-19 di Jawa Timur (Jatim) ternyata berbeda  dengan pasien di Wuhan, Hubei, Tiongkok. Di Jatim, pasien yang terjangkit virus SARS CoV-2 didominasi dengan gejala batuk.

Baca Juga: Kasus COVID-19 Gelombang Kedua Muncul, Wuhan akan Tes 11 Juta Penduduk

1. Di Jatim terbanyak gejala batuk, di Wuhan justru demam

Beda dengan Wuhan, Separuh Pasien COVID-19 Jatim Miliki Gejala BatukIlustrasi virus corona. (IDN Times/Mia Amalia)

Untuk pasien dengan gejala batuk dan diambil swab-nya, persentasenya mencapai 52,1 persen dari total kasus. Kemudian gejala sesak nafas sebanyak 24,7 persen. Dengan gejala pilek dengan 35,1 persen, dan demam 26,7 persen.

“Padahal yang di Wuhan itu demam bukan batuk. (Di Jatim) demam nomor tiga,” ujar Ketua Rumpun Kuratif, Gugus Tugas COVID-19 Jatim, Joni Wahyuhadi saat di Grahadi, Surabaya.

2. Karena ada perbedaan tipe virus

Beda dengan Wuhan, Separuh Pasien COVID-19 Jatim Miliki Gejala BatukKetua Tim Gugus Tugas Kuratif Penanganan COVID-19 Jatim, dr. Joni Wahyuhadi. Dok.IDN Times/Istimewa

Perbedaan tersebut terjadi lantaran susunan gen dari tipe virus corona jenis baru ini tidak sama antara di Asia Tenggara dengan yang muncul di Wuhan, Eropa dan Amerika. Bila di negara-negara itu susunan gen virusnya A dan C, di Asia Tenggara khususnya di Indonesia virusnya bertipe B.

“Yang saya baca di buku, di Asia Tenggara susunan gen tipenya B. Kalau di negara lain A sama C,” ucap dia.

3. Minta masyarakat lebih waspada

Beda dengan Wuhan, Separuh Pasien COVID-19 Jatim Miliki Gejala BatukKetua Tim Gugus Tugas Kuratif Penanganan COVID-19 Jatim, dr. Joni Wahyuhadi, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, serta Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Jawa Timur, dr Kohar Hari Santoso. Dok.IDN Times/Istimewa

Sementara, Wakil Gubernur Jatim, Emil Dardak mengatakan, masyarakat harus lebih waspada terhadap gejala klinis yang terjadi di Jawa Timur. Sebab, dari kasus positif yang disurvei, 50 persen menyatakan mengalami gejala batuk.

"Jadi banyak juga yang dites positif tapi merasa dirinya baik-baik saja, inilah makannya kita harus melakukan kewaspadaan setinggi mungkin," kata Emil.

Baca Juga: Menlu AS Klaim Ada Bukti Virus Corona Dibuat di Laboratorium Wuhan 

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya