Cerita Persiapan Natal di Tengah Kepungan COVID-19

Pandemik tak seharusnya mengurangi suka cita Natal

Surabaya, IDN Times - Sepekan jelang hari raya Natal seharusnya menjadi saat yang paling sibuk bagi Stella Azasya (25). Tahun lalu, misalnya, millennials asal Surabaya ini menghabiskan waktu seharian di gereja. "Pasti sudah full kegiatan di gereja, mulai dari latihan, doa, puasa, hingga mendekorasi gereja," kata dia, Sabtu, (19/12/2020). Bahkan, sangking padatnya kegiatan, salah satu anggota Pemuda Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) ini  bahkan kerap memilih menginap di gereja. "Hectic sih, tapi senang," Stella menambahkan.

Kondisi berbeda ia rasakan tahun ini. Merebaknya COVID-19 membuat semua berubah. Beberapa kegiatan khas Natal di gerejanya seperti seperti flashmob, konfeti, dan makan bersama ditiadakan. "Acara perayaan Natal tahun ini dialihkan jadi baksos ke ODGJ. Jadi acara ramai-ramainya sudah gak ada. Setelah ibadah lalu pulang."

1. Khawatir keselamatan, jemaat pilih misa secara daring

Cerita Persiapan Natal di Tengah Kepungan COVID-19Perayaan Natal Tahun 2020 digelar di tengah pandemik COVID-19. Dokumentasi Istimewa

Hilangnya momen khas saat Natal juga dirasakan oleh Abraham Herdyanto (29). Pria Surabaya ini juga sudah berencana melakukan misa secara daring saat Natal nanti meski Gereja Hati Kudus Yesus Surabaya, tempatnya beribadah sudah menginzinkan jemaat melakukan misa. Hal itu dilakukannya demi menjaga keamanan keluarganya. 

"Kalau di Katolik itu ada pembagian wilayah. Rumahku masuk wilayah 4 dan ibadah di gereja cuma bisa pas November. Besok Natal ini belum tahu ada kegaiatan atau tidak,"  ungkap Abraham.

2. Gereja batasi peserta misa hingga pisahkan jemaat yang berasal dari luar kota

Cerita Persiapan Natal di Tengah Kepungan COVID-19Gereja Katolik Santa Theresia Balikpapan. IDN Times/Hilmansyah

Kekhawatiran terhadap COVID-19 tak hanya milik para jemaat, pihak gereja juga melakukan berbagai antisipasi agar virus SARS-CoV-2 itu tak merebak. Di Balikpapan misalnya, Gereja Katolik Santa Theresia hanya menampung 50 persen jemaah saat Natal nanti. 

"Sesuai surat edaran Wali Kota, maka pelaksanaan misa Natal di gereja akan dilaksanakan dengan kapasitas hanya 50 persen," ujar Pastor Gereja Katolik Santa Theresia Balikpapan, Tarsi Asmat, MSF kepada IDN Times pada Kamis (17/12/2020).

Selain itu, misa juga akan dilaksanakan dua hari dalam dua sesi, yakni tanggal 24 Desember pukul 17.00 Wita dan 20.00 WITA, begitu juga untuk tanggal 25 Desember.

Ia melanjutkan, "Bagi yang sakit, anak balita dan manula diminta mengikuti Ekaristi melalui webinar dan tidak datang ke gereja, " jelas Tarsi. Bahkan, pihak gereja pun sudah menyiapkan tempat khusus bagi mereka yang berasal dari luar kota.

"Khusus untuk jemaat yang datang yang bukan warga Balikpapan akan kita siapkan tempat khusus, sehingga tidak tergabung dengan jemaat lainnya asal Kota Balikpapan," tegasnya.

Tarsi mengatakan, sebelum dan sesudah misa pertama akan dilakukan penyemprotan disinfektan ke seluruh bangunan gedung gereja untuk memastikan bangunan gereja steril dari virus corona.

3. Gereja di Bali batasi ibadah tatap muka, di Bandar Lampung hanya lewat Live Streaming

Cerita Persiapan Natal di Tengah Kepungan COVID-19Gereja Katedral Kristus Raja Bandar Lampung. (spkt.kemdikbud.go.id)

Tak jauh berbeda dengan di Balikpapan, gereja di Bali dan Lampung pun sangat membatasi aktivitas mereka. Di Bali, Gereja Katolik Roh Kudus Katedral yang terletak di Jalan Tukad Musi, Kelurahan Panjer, Kecamatan Denpasar Selatan menyediakan link streaming saat Misa. Dari sembilan kali misa pada tanggal 24-25 Desember nanti, hanya empat sesi misa yang digelar tatap muka. Bahkan, pihak gereja juga tak membentuk panitia Natal. 

“Kami tidak mengadakan panitia Natal seperti tahun-tahun sebelumnya. Jadi untuk kepanitiaan, langsung di bawah Tim Satgas Protokol Kesehatan COVID-19 yang ada di Gereja Katedral,” jelas Ketua Satgas COVID-19 Gereja Katolik Roh Kudus Katedral, Vitalis Alexander, Jumat (18/12/2020).

Sementara di Lampung, pihak Gereja Krtisten Indonesia Bandar Lampung bahkan tak menggelar misa tatap muka sama sekali. Pendeta GKI Bandar Lampung, Budiman, menjelaskan, sejak awal pandemik Maret lalu, ibadah setiap hari Minggu memang sudah dilakukan secara online. Untuk perayaan Natal tahun ini pun jemaat sudah terbiasa dan siap melaksanakan ibadah natal dari rumah masing-masing.

Merujuk jadwal, ibadah malam Natal, Kamis (24/12/2020) digelar pukul 16.00 WIB. Pada Hari Natal, Jumat (25/12/2020) digelar pukul 19.00 WIB. Para petugas dan pelayan di gereja akan melaksanakan ibadah yang disiarkan secara langsung di kanal YouTube GKI Bandar Lampung.

"Sehingga jemaat bisa mengikutinya dari rumah. Kalau ibadah kan langsung dari gereja, yang hadir petugas sekitar 10 orang. Ada tim multimedia, penyanyi dan pengkotbah, tapi jemaat ibadahnya di rumah,” jelas Budiman.

Di Jogja dan Semaran, jemaat dari luar kota juga harus menunjukkan hasil rapi test sebelum menjalankan ibadah. Mereka wajib melakukan rapid atau swab test yang dilakukan pada tanggal 17 hingga 24 Desember 2020.

"Di luar tanggal tersebut, diharuskan kembali mengikuti harus rapid tes atau uji swab lagi. Kemudian bagi umat juga harus membawa peralatan untuk menunjung prokes mulai dari membawa masker, face shield dan hand sanitizer dan tetap menjaga jarak," tutur Ketua Dewan Paroki Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus (HKTY), Ganjuran, Ari Setiawan. 

Koordinator Satgas Penanganan COVID-19 Keuskupan Agung Semarang (KAS), YR Edy Purwanto Pr menyatakan saat ini hampir semua pengelola gereja paroki mewajibkan para umatnya untuk menjalani test swab PCR dan rapid test sebelum mengikuti ibadah ekaristi di malam perayaan Natal yang jatuh pada 25 Desember nanti.

"Dari 107 gereja paroki yang ada di Jawa Tengah, nyaris semuanya sepakat untuk mewajibkan rapid test dan swab bagi umat yang ingin ibadah ekaristi saat malam Natal," ungkapnya saat berbincang dengan IDN Times melalui sambungan telepon, Kamis (17/12/2020).

4. Menteri Agama memperketat aturan perayaan Natal

Cerita Persiapan Natal di Tengah Kepungan COVID-19Fachrul Razi, Menteri Agama dalam Ngobrol Seru by IDN Times pada Kamis (23/7/2020) dengan Tema "Adaptasi Kebiasaan Baru di Lembaga Pendidikan Islam" (IDN Times/Besse Fadhilah)

Selain kekhawatiran tertular, protokol ketat yang disiapkan gereja saat Natal juga tak lepas dari Surat Edaran (SE) Menteri Agama. Melalui surat Nomor 23 Tahun 2020 tentang Panduan Penyelenggaraan Kegiatan Ibadah dan Perayaan Natal di Masa Pandemi COVID-19, Menag Fachrul Razi meminta kepada umat nasrani untuk mematuhi beberapa protokol kesehatan. "Panduan ini mengatur kegiatan keagamaan inti dan perayaan Natal di rumah ibadah berdasarkan situasi riil saat pandemik bukan hanya berdasarkan zona yang ada di daerah tersebut, " bunyi surat yang ditandatangani Fachrul pada 30 November 2020 tersebut. 

Poin-poin yang tertuang pada surat itu antara lain, pembatasan jumlah jemaat maksimal 50 persen, pemangkasan durasi ibadah, hingga meminta jemaah dari luar kota untuk menunjukkan hasil tes PCR atau rapid test yang masih berlaku.

Baca Juga: Catat! Ini 7 Aturan Baru PSBB Jakarta Saat Libur Natal dan Tahun Baru 

5. Pandemik tak seharusnya mengurangi suka cita Natal

Cerita Persiapan Natal di Tengah Kepungan COVID-19instagram.com/franciscus

Hari raya di tengah kepungan virus tak membuat warga Nasrani kehilangan suka cita Natal. Stella bahkan berharap setiap orang yang merayakan natal tak merasa terbebani dengan adanya corona. "Jangan sampai membuat suka cita Natalnya berkurang. Justru Natal ini bisa jadi momen yang pas buat mendoakan bumi ini biar cepet pulih," ujar dia. 

Senada dengan Stella, para pemuka agama pun meminta agar jemaat mampu menjadikan Natal adalah momentum yang tepat untuk menjadi pribadi yang lebi baik. Koordinator Bidang Martilia Gereja Katedral Kristus Raja Bandar Lampung, Gondo menyebut pelaksanaan Natal di tengah pandemik memiliki hikmah tersendiri. Ia meminta jemaat bisa semakin tekun dalam doa serta mendekatkan diri pada Tuhan.

Bahkan, pemimpin Katolik dunia, Paus Fransiscus pun jauh-jauh hari telah berpesan kepada umatnya suka cita Natal tak akan berkurang sedikitpun karena pandemik COVID-19. "Tidak ada pandemik atau krisis yang dapat 'mematikan lampu' Natal,"  kata Paus, dalam keterangan tertulisnya pada Vaticannews, Minggu (6/12/2020).

 

Tulisan ini merupakan hasil dari kolaborasi jurnalis IDN Times dari berbagai wilayah di Indonesia: Fitria Madia, M Hilmansyah, Ayu Afria, Silviana, Fariz Ferdianto, serta Daruwaskita.

Baca Juga: Mayoritas Gereja Kristen di Sleman Gelar Ibadah Natal secara Daring

Topik:

  • Faiz Nashrillah
  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya