Jadi Pelukis Api, Karya Warga Banyuwangi Tembus Pasar Internasional

Baru dua tahun sudah tembus pasar mancanegara

Banyuwangi, IDN Times - Fauzan (39), warga Desa Gintangan, Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi menekuni bisnis kreatif karya lukis dengan metode pemanas api di atas kayu dan bambu. Baru berjalan dua tahun, hasil kreasinya ini sudah tembus ke pasar internasional.

1. Karyanya tembus pasar internasional

Jadi Pelukis Api, Karya Warga Banyuwangi Tembus Pasar InternasionalIDN Times/Mohamad Ulil Albab

Dari hasil sketsa apinya, karya Fauzan tidak hanya dikirim ke pasar kerajinan Bali dan Lombok. Namun beberapa negara seperti Belanda, Australia, Hongkong dan Mesir.

"Saya sudah nerima pesanan dari Mesir, Belanda, Australia, Hongkong. Kebetulan ada teman yang ada di sana," katanya saat ditemui di Desa Gintangan, Sabtu (15/6) lalu.

Saat ditemui, Fauzan sedang menggelar lapaknya di ajang Festival Bambu Gintangan yang menampilkan aneka fashion berbahan bambu. Karya Fauzan dilibatkan dalam pameran karena menjadi bagian ragam kerajinan bambu di Gintangan.

2. Lukis sketsa wajah para tokoh terkenal

Jadi Pelukis Api, Karya Warga Banyuwangi Tembus Pasar InternasionalIDN Times/Mohamad Ulil Albab

Lukisan-lukisan yang sebagian besar sketsa wajah menggunakan kayu jati dan pinus dalam bentuk tripleks. Serta bahan bambu untuk pembuatan sketsa suvernir gantungan kunci.

"Wajah Anda pun bisa saya lukis di sini, tinggal saya minta foto atau langsung," katanya.

Dalam pamerannya, karya lukisan api milik Fauzan menampilkan sketsa wajah di beberapa tokoh seperti Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno dan musisi legendaris Bob Marley.

"Saya menyebutnya lukisan api. Dari dulu saya memang hobi menggambar, dan menemukan teknik melukis dengan api ini saat saya melancong ke Bandung pada 2017 lalu," kata pria asal Gintangan ini.

Fauzan mengklaim jenis lukisan api ini baru pertama ada di Banyuwangi. Meski di beberapa daerah di Jawa Tengah dan Bandung, Jawa Barat sudah mulai banyak perajin lukisan api.

3. Seni lukis api ini menggunakan elemen pemanas listrik

Jadi Pelukis Api, Karya Warga Banyuwangi Tembus Pasar InternasionalFoto hanya ilustrasi. (Pexels.com/Fancycrave.com)

Teknik menggambarnya, kata Fauzan, menggunakan elemen pemanas dengan listrik yang disalurkan ke besi sebagai pengganti kuas lukis.

"Sistemnya seperti solder listrik yang biasa digunakan orang elektronik," katanya.

Fauzan mengatakan untuk belajar seni lukis api, hanya butuh kesabaran dan memiliki kemampuan menggambar.

"Sejauh ini masih saya kerjakan sendiri, kalau ada teman yang satu jiwa menggambar bisa belajar soal ini," ujar warga asli Gintangan ini.

4. Mematok harga puluhan hingga ratusan ribu

Jadi Pelukis Api, Karya Warga Banyuwangi Tembus Pasar InternasionalIDN TImes/Reza Iqbal

Masalah harga lukisan api, Fauzan mematok harga yang cukup terjangkau. Suvenir lukis untuk gantungan kunci dia jual seharga Rp10 ribu sampai Rp15 ribu. Jenis karya suvenir gantungan kunci, Fauzan bisa membuat empat hingga lima buah dalam sehari.

Sementara karya lukis api yang menggunakan media tripleks membutuhkan waktu dua sampai tiga hari, tergantung tingkat kesulitannya. Urusan harga, seperti ukuran 35x47 centimeter dia jual dengan harga mulai Rp150 ribu.

"Pesan bisa langsung datang ke Desa Gintangan, atau lewat nomor telepon saya," ujarnya.

"Namun saya belum memasarkan via media sosial, masih pakai WhatsApp saja. Bisa sampai ke negara-negara luar berkat ada teman saya juga yang ada di sana," tambahnya.

Baca Juga: Haru, Bocah 8 Tahun Rawat Bapaknya yang Stroke Seorang Diri

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya