4 Langkah Pertolongan Pertama Suicidal Thought, Jangan Diremehkan!

Selalu peka terhadap lingkungan sekitarmu, ya

Surabaya, IDN Times - Keinginan untuk bunuh diri atau Suicidal Thought masih menjadi momok di masyarakat. Apalagi di tengah pandemik dengan tingkat depresi yang tinggi. Sayangnya, Psychological First Aid (PFA) atau pertolongan pertama psikologis untuk mencegah keinginan bunuh diri seseorang masih belum banyak diketahui.

Dosen Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Airlangga (UNAIR) Valina Khiarin Nisa, S.Psi., M.Sc. membagikan empat langkah utama sebagai pertolongan pertama yang bisa dilakukan terhadap seseorang dengan keinginan bunuh diri.

"Ada tiga prinsip utama yang harus kita pegang, yakni look, listen, dan link. Ketiganya memang bukan terapi atau diagnosis, tapi dapat menjadi langkah pencegahan sederhana yang bisa dilakukan oleh semua orang," terang Valina, Selasa (8/6/2021).

1. Look, lebih peka pada orang sekitar

4 Langkah Pertolongan Pertama Suicidal Thought, Jangan Diremehkan!stocksy.com

Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah membuka mata lebar-lebar untuk lebih peka terhadap kondisi orang-orang di sekitar. Orang yang mengalami depresi umumnya akan menunjukkan tanda-tanda. Entah seperti memasang status bernada depresif atau menarik diri dari lingkungan sosial.

Jika mengetahui indikasi keinginan bunuh diri, orang tersebut harus segera didekati dan mendapatkan komunikasi untuk mengalihkan niatnya.

"Saya lebih menganjurkan komunikasi dibangun secara face to face agar pesan dan perhatian kita dirasakan langsung oleh mereka," ujarnya.

Baca Juga: Seorang Satpam di Jombang Bunuh Diri, Tinggalkan Surat Permintaan Maaf

2. Listen, menjadi pendengar yang penuh empati

4 Langkah Pertolongan Pertama Suicidal Thought, Jangan Diremehkan!Pexels.com/cottonbro

Setelah itu, posisikan diri sebagai pendengar. Bangun kedekatan atau emotional building yang aktif, reflektif, dan empati dengan cara mendengarkan keluh kesah mereka.

Valina mengingatkan bahwa kita harus hadir sebagai pendengar yang baik dengan tidak menggurui, memimpin, maupun menghakimi terhadap orang-orang dengan suicidal ideation. Buat dia merasa nyaman dengan bercerita sebebasnya atau tetap diam.

"Setiap orang punya coping strategy berbeda-beda. Satu masalah yang kita anggap sepele belum tentu sepele bagi orang lain. Oleh karenanya, perilaku judgmental yang meremehkan atau menasihati bahwa bunuh diri itu dosa, harus sangat dihindari. Cukup beri gestur dan nada yang mendukung. Tunjukkan bahwa dia masih sangat berharga dan semua masalah pasti akan ada solusinya," imbuh Valina.

3. Link atau menghubungkan kepada profesional

4 Langkah Pertolongan Pertama Suicidal Thought, Jangan Diremehkan!ilustrasi konseling dengan psikolog atau psikiater (pexels.com/cottonbro)

Langkah terakhir jika suicidal thought sudah parah bahkan mengarah pada perbuatan, Valina menganjurkan agar segera dihubungkan kepada profesional. FPA hanya merupakan pertolongan pertama dan tidak semerta bisa menghilangkan keinginan bunuh diri.

"Selain menghubungkan mereka dengan psikolog atau psikiater, kita juga harus menghubungkannya dengan keluarga untuk mendapat support yang lebih," tuturnya.

4. Hindarkan dari potensi bahaya

4 Langkah Pertolongan Pertama Suicidal Thought, Jangan Diremehkan!Pexels/Suliman Sallehi

Hal lain yang digaris bawahi oleh Valina adalah memastikan keamanan orang-orang dengan suicidal thought. Jauhkan mereka dari barang-barang berbahaya dan pastikan mereka tidak sendirian.

Selain itu, prinsip mendengarkan aktif juga harus diterapkan dengan melontarkan pertanyaan terbuka, merefleksikan emosi, tunjukkan perhatian penuh dan rasa hormat, memberi respon verbal dan non-verbal, hindari memotong berita, serta berikan waktu seluang mungkin bagi penyintas untuk mengungkapkan perasaannya.

Terakhir, sebelum memberikan pertolongan dan keamanan bagi orang lain, kita juga harus memastikan bahwa kita sendiri aman dan dalam kondisi mental yang sehat.

"Keinginan bunuh diri sangat bisa dicegah dengan beberapa langkah sederhana. Oleh karenanya, kita harus lebih aware dan peka terhadap situasi orang-orang di sekitar kita," tutupnya.

Baca Juga: Perempuan di Mojokerto Bunuh Diri, Diduga Putus Asa Usai Bercerai

Mari bersama cegah perilaku bunuh diri 

Bunuh diri merupakan masalah kesehatan jiwa serius yang sering diabaikan masyarakat. Jika kamu membutuhkan pertolongan atau mengenal seseorang yang membutuhkan bantuan, kamu bisa menghubungi layanan konseling pencegahan bunuh diri, di nomor telepon gawat darurat (emergency) hotline (021) 500–454 atau 119, bebas pulsa.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, saat ini sudah terdapat lebih dari 3.000 Puskesmas yang memiliki layanan kesehatan jiwa. Kamu bisa menghubungi atau langsung mendatangi Puskesmas terdekat untuk mengetahui apakah mereka melayani kesehatan jiwa. Bagi pemegang BPJS, konsultasi kejiwaan di Puskesmas tidak dikenakan biaya alias gratis. Jika belum memiliki BPJS, kamu tetap bisa berkonsultasi dengan biaya administrasi sebesar Rp5.000.

Selain itu, Kemenkes RI juga menyiapkan 5 RS jiwa rujukan yang dilengkapi dengan layanan konseling kesehatan jiwa dan pencegahan bunuh diri. RS jiwa tersebut ialah:

RSJ Amino Gondohutomo Semarang, nomor telepon (024) 6722565
RSJ Marzoeki Mahdi Bogor, nomor telepon (0251) 8324024, 8324025, 8320467
RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta, nomor telepon (021) 5682841
RSJ Prof Dr Soerojo Magelang, nomor telepon (0293) 363601
RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang, nomor telepon (0341) 423444

NGO Indonesia pencegahan bunuh diri:
Jangan Bunuh diri telp: (021) 9696 9293email: janganbunuhdiri@yahoo.com
Organisasi INTO THE LIGHTmessage via page FB: Into The Light Indonesia (@IntoTheLightID)direct message via Twitter: @IntoTheLightID
Kementrian Kesehatan Indonesiatelp: (021) 500454

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya