Gelora Bung Tomo dan Hal-hal yang Belum Selesai
Mengintip GBT sebagai Venue Piala Dunia U 20 2023
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times – Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya, merupakan salah satu dari 6 stadion di Indonesia yang terpilih menjadi venue Piala Dunia U 20 2023. Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) juga sudah setuju, setelah melakukan penilaian awal. Tapi, karena pandemik COVID-19 melanda, hajatan Internasional yang tadinya digelar tahun 2021 itu, ditunda hingga 2023.
Sekarang, saat hampir tiba waktunya, muncul kabar kurang sedap kalau GBT terancam dicoret dari venue Piala Dunia U 20 2023, karena bolong-bolong yang belum dituntaskan. Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) juga angkat bicara, kalau ada dua faktor menonjol kekurangan di GBT yang harus segera dirampungkan: Bau Sampah dan Akses Jalan.
Nah, sebenarnya apa saja kekurangan dan yang harus dibereskan, agar GBT tetap menjadi venue Piala Dunia U 20 2023? IDN Times mencoba menelusuri sejauh mana update kesiapan GBT sebagai venue Piala Dunia U 20 2023. Simak yuk!
***
Jalan Raya Benowo, Surabaya tampak padat pada Selasa (23/8/2022) siang itu. Kondisi yang wajar terjadi bila ada pertandingan Persebaya Surabaya. Apalagi saat itu lawannya PSIS Semarang. Salah satu kandidat juara liga domestik kasta tertinggi tahun ini. Kepadatan itu tampak di pertigaan jalan arah ke Stadion Gelora Bung Tomo (GBT). Salah satu stadion megah di Jawa Timur (Jatim). Satu dari enam stadion yang diusulkan menjadi venue Piala Dunia U-20 2023 mendatang. Serta, salah satu venue Kualifikasi Piala AFC U 20 2023.
Penumpukkan kendaraan hingga kemacetan lalu lintas di sekitar stadion itu, bukan tanpa sebab. IDN Times memantau, akses dari Jalan Raya Benowo ke stadion memang kawasan padat. Ada pasar, pertokoan, hingga terminal tipe C yang dikelola Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Belum lagi, ada perlintasan kereta api yang sewaktu-waktu harus ditutup sementara, jika si gerbong besi berjalan itu sedang lewat.
Tak sampai di situ saja, tersendatnya arus lalu lintas di sekitar situ juga disebabkan oleh bottle neck alias penyempitan jalan menuju stadion. Suara klakson, mesin, hingga umpatan khas Suroboyan pun menyatu seolah jadi orkes jahanam di sepanjang jalan. Semua berebut untuk bisa sampai ke stadion lebih dulu. Melihat tim kesayangan dari tribun terbaik. Mendukung dengan suara lantang, selantang suara tukang parkir dadakan yang ada di sekitar stadion, yang bikin jalanan makin runyam.
Akses jalan menuju GBT sebenarnya tidak hanya dari Jalan Raya Benowo saja. Opsi lain bisa lewat kawasan Romokalisari. Memang, jalan menuju Romokalisari cenderung lebih lebar. Tapi, kerap kali terjadi kemacetan. Karena kawasan ini berdekatan dengan gerbang tol, area pergudangan, dan perbatasan kota antara Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik. Belum lagi, kondisi Jalan Jawar yang masih bergelombang dan berlubang saat IDN Times melewatinya pada Sabtu (27/8/2022).
***
Persoalan Stadion GBT bukan hanya ihwal infrastruktur jalan saja. Bau sampah di sekitar lokasi masih kerap timbul dan tenggelam. Ada yang mengklaim bau itu akan lenyap jika ada pertandingan atau acara di stadion. Pengelola sesumbar telah menggunakan teknologi geomembran untuk menghilangkan bau yang berasal dari gunung sampah yang ada di sisi timur laut stadion.
"Di sini disemprot cairan kimia sehari dua kali, pagi dan sore, sampah dari ratusan truk juga dibakar di boiler tiap hari. Sudah ditutup geomembran juga," ujar petugas keamanan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo, Agus (30) kepada IDN Times, Rabu (24/8/2022).
Namun pernyataan pengelola TPA Benowo itu patah. Ketika IDN Times di dalam Stadion GBT saat pertandingan Persebaya melawan PSIS yang digelar pada sore hari, bau sampah itu terendus. Bau sampah ini memang sering tercium jika Bajol Ijo—julukan Persebaya- bermain pada sore hari. Bau itu muncul sekitar pukul 16.00 WIB. Berbeda kalau main malam hari, bau itu tidak tercium.
Hal itu juga diakui oleh seorang penonton pertandingan yang datang langsung ke stadion, Arfani (33). Dia juga merasakan hal yang sama, mencium bau sampah di tengah laga yang sedang dalam tempo tinggi. Menurutnya, hal ini sangat mengganggu. Dia tidak membayangkan jika ini tidak segera diatasi saat event internasional bertajuk Piala Dunia berlangsung.
"Saya kalau pertandingan Persebaya di GBT pasti datang, kalau main sore gini selalu tercium baunya (sampah). Tapi kalau malam itu aman (dari bau sampah). Semoga cepat diatasilah, nanti kalau Piala Dunia masih bau kan memalukan, pasti bakal jadi sorotan internasional juga," kata dia.
Keluhan bau sampah juga dirasakan oleh warga sekitar, Andik (43). Menurut dia, bau sampah masih kerap kali terendus apabila turun hujan. Tapi karena sudah terbiasa, Andik memaklumi bau yang ada. Bahkan, bau yang lewat sekarang ini disebutnya sudah lumayan tak menyengat ketimbang dulu. "Iya sudah gak bau. Kalau hujan masih bau tapi gak terlalu jauh jangkauannya menurut saya," kata dia.
Bau sampah di Stadion GBT bukanlah barang baru, Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa pernah menyampaikan kalau kendala di stadion berkapasitas 46.806 penonton ini adalah bau sampah dari TPA Benowo. Komentar ini disampaikan Khofifah pada 2019 lalu. Nah, apa yang disampaikan Khofifah ternyata masih menjadi pekerjaan rumah yang harus segera dituntaskan.
Sekretaris PSSI Jatim, Dyan Puspito Rini berharap, pemerintah dalam hal ini Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) hingga Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) bersama-sama mengatasi catatan dari FIFA sesegera mungkin. Karena sejauh ini belum ada perkembangan yang signifikan.
"(Minusnya) sampah baunya. Sama jalan akses," kata Ririn, sapaan karib Sekretaris PSSI Jatim ini.
Jika kekurangan itu tertangani dalam waktu dekat, PSSI Jatim ingin stadion yang berlokasi di Benowo, Surabaya itu tetap menjadi salah satu dari enam venue yang ditunjuk. Diketahui selain GBT, juga ada Jakabaring Palembang, Gelora Bung Karno Jakarta, Si Jalak Harupat Bandung, Manahan Solo dan Kapten I Wayan Dipta Bali.
"Harapan kita semua yang jadi catatan minus FIFA bisa diatasi dan segera realisasi," imbuh Ririn.
Selain permasalahan eksternal, GBT masih memiliki sejumlah masalah internal. Fani-sapaan karib Arfani- menyebut kalau lahan parkir untuk kendaraan roda empat dalam hal ini mobil masih belum jelas. Hingga pekan ke-7 pagelaran Liga 1 2022/2023, parkir mobil masih harus ditaruh di dekat lapangan latihan, Lapangan A,B dan C. Kemudian ada yang diletakkan di dekat Gedung Olahraga (GOR). "Harusnya ada tempat parkir khususnya, karena nanti kan event internasional, selain Piala Dunia, GBT infonya bakal dipakai Kualifikasi Piala Asia," tegasnya.
Memasuki interior stadion, masih ada beberapa yang harus dilengkapi. Seperti halnya, papan skor digital. Memang, saat ini sudah terpasang satu papan skor di tribun sisi utara. Tapi, menurut Fani, harusnya ada lagi papan skor di sisi selatan. "Kan betonnya sudah ada, gak usah bangun lagi, tinggal pasang saja itu papan skornya, terus papan samping lapangan itu harusnya digital (LED screen billboard atau E-Board)." sarannya.
Sedangkan untuk kualitas rumput Stadion GBT, bisa dilakukan perawatan secara berkala. Kemudian tribun penonton atau supporter serta lampu stadion memakai 2.400 lux sudah laik. Hanya saja, berdasarkan pantauan IDN Times di lokasi, tribun khusus media masih kurang ideal. Sekarang ini tribun media di tempatkan di sisi kanan tribun utama. Posisinya kurang tepat untuk bisa mengamati jalannya laga, karena tidak berada tepat di tengah.
Baca Juga: Flyover Jalan Utama ke GBT Garapan Pelindo Rampung
Baca Juga: Eri Perintahkan Anak Buah Atasi Bau Sampah di GBT
Akses jalan penghubung mulai nyambung
Catatan-catatan minus tentang Stadion GBT sebenarnya mulai dicicil penggarapannya oleh pemerintah. IDN Times mengamati untuk akses jalan berupa jembatan layang atau flyover menuju ke stadion yang dibangun PT Pelabuhan Indonesia III (Pelindo III), tampaknya tinggal finishing. Proyek yang dikerjakan sejak 2018 tersebut nantinya akan menjadi akses utama dari Bandara Juanda menuju Stadion GBT.
Rekanan proyek Pelindo III, Muhammad Dawud membenarkan bahwa flyover sudah memasuki tahap akhir. Saat ini, sambungannya hanya kurang lima meter saja. “Kurang lima meter,” ujarnya singkat. Nah, kendala yang ada sekarang pembangunan jalan di ruas 500 meter berikutnya adalah tanggungan Pemkot Surabaya. Sampai Rabu (24/08/2022) kemarin, tampak ada pekerjaan dari Pemkot Surabaya, yakni mendatangkan material bangunan di lokasi.
Pihak rekanan proyek Pelindo III berharap, tanggung jawab Pemkot untuk segera dituntaskan. Sehingga flyover bisa nyambung. Mengingat, Pembangunan Flyover Pelindo dijadwalkan selesai pada awal September 2022. Terjadi percepatan pembangunan karena bertepatan dengan AFC U-20 (Piala Asia) yang akan digelar di GBT pada Sabtu, (15/9/2022).
"Flyover ini dijadwalkan akan selesai awal September. Ya sekitar tanggal 7, karena juga mau ada AFC U-20 di GBT," terang Dawud.
Ruas 500 meter yang dimaksud Dawud ialah Simpang Sebidang. Kabid Bangunan Gedung Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP) Surabaya, Iman Kristian Maharhandono mengatakan kalau yang bertanggung jawab atas akses jalan itu Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya dan Marga. Menurut dia, dinas tersebut sudah mendapat kucuran dana.
"Dari (Dinas) PU juga lagi mengerjakan jaringan koneksi jalan," kata dia, Jumat (26/8/2022).
Koneksi jalan yang dimaksud yaitu akses Jalan Simpang Sebidang. Per tanggal 29 Agustus 2022, progresnya sudah mencapai 54 persen. Kabid Jalan dan Jembatan Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Surabaya, Adi Gunita memastikan, pada tanggal 10 September 2022, akses itu sudah fungsional dan bisa dilalui.
"Nanti ada jeda waktu 4 hari yang mungkin kita bisa kroscek bersama tim. Supaya nanti kurang-kurangnya seperti misalnya aksesoris itu bisa dipenuhi dalam 1-2 hari," kata Adi Gunita saat dihubungi, Selasa (30/8/2022).
Jalan Simpang Sebidang ini dikerjakan oleh sejumlah pihak. Yakni, PT Margabumi Matraraya (PT MBMR) sebagai pengelola jalan tol yang progresnya sudah sekitar 54 persen. Kemudian, pekerjaan dari PT Pelindo III mencapai 60 persen. Sedangkan dari PT Mitra Karya Multiguna, pekerjaan sudah mencapai 48 persen.
Flyover Pelindo sendiri, digadang-gadang akan dijadikan jalan utama pada Piala Dunia 2023 yang digelar di GBT. Selain Piala Dunia, Kualifikasi AFC U-20 (Piala Asia) pada September mendatang juga akan menggunakan flyover ini sebagai jalan utama. GBT akan menjadi stadion pertama di Indonesia yang terhubung dengan jalan tol menuju bandara, jika Flyover Pelindo dan Pemkot Surabaya selesai dibangun.
Adapun skema rute yang dilalui adalah sebagai berikut: dari Bandara Juanda, akses selanjutnya menuju jalan tol. Dari jalan tol akan melewati Terminal Teluk Lamong. Nah, kemudian dari Terminal Teluk Lamong akan turun ke flyover dan langsung menuju GBT. “Untuk penonton ada beberapa akses. Bisa nanti dilewatkan flyover Teluk Lamong milik PT Pelindo atau lewat Jalan Raya Jawar,” kata Adi.
Di samping itu, Adi juga menyebutkan, jalan Tol Romokalisari menuju Stadion GBT, memiliki panjang sekitar 2 kilometer. Di sepanjang jalan itu, sekarang ini memang tidak diaspal karena kondisinya sudah dinilai nyaman seperti jalan tol.
"Jadi posisinya itu memang dari teman-teman pusat tidak diaspal. Yang penting satu, posisi tidak teraspal tapi nyaman bisa dilalui. Jadi dari keluarnya Tol Romokalisari tidak diaspal sampai pertemuan Simpang Sebidang," jelasnya.
Baca Juga: Dana Rp100 Miliar Telah Dikucurkan untuk Benahi GBT Surabaya
Baca Juga: Pemkot Surabaya Kebut Pembangunan Jalan Menuju GBT