Drone Amfibi Karya Mahasiswa Unair Bisa Bantu Perikanan Budidaya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) memberikan solusi untuk mengoptimalkan potensi perikanan di Indonesia. Solusi yang mereka tawarkan adalah teknologi drone amfibi bernama Water Flutter Drone untuk memantau kualitas air dengan lebih baik.
1. Potensi perikanan di Indonesia belum optimal
Inovasi ini digagas oleh Novera Indriani dan Nareswari Natha Udiyani, mahasiswa Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) Unair. Novera menuturkan, bahwa sebenarnya Inndonesia memiliki sumberdaya perikanan laut yang beragam dan melimpah. Bahkan, Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar di dunia.
"Namun, Novera menyayangkan potensi perikanan di Indonesia belum optimal. Terutama
pada lahan perikanan budidaya. Dalam budidaya ikan kerap ditemui pencemaran pada kolam akibat sisa pakan. Ini tentu mengganggu ikan atau udang di dalamnya," ujar Novera, Jumat (29/10/2021).
Baca Juga: Guru Besar Unair Soroti Konten Eksploitasi Kemiskinan YouTuber
2. Kualitas air pegang peran penting di perikanan
Novera menekankan bahwa pengoptimalan budidaya ikan tak hanya bergantung pada pakan namun juga kualitas air. Jika pakan berkualitas namun air tak bagus, budidaya pun bisa tak berhasil. Pengusaha tambak juga perlu melakukan monitoring kualitas air setiap hari sebanyak dua kali. Novera pun menawarkan solusi optimalisasi pemantauan kualitas air ini dengan teknologi drone.
“Drone yang sudah ada saat ini kebanyakan hanya mampu mengambil gambar dan video saja dan belum terlalu terlihat manfaatnya,” tuturnya.
3. Drone dilengkapi sensor untuk cek kualitas air
Novera menjelaskan, inovasi yang mereka tawarkan adalah water flutter drone yang memiliki sensor sehingga dapat memudahkan petambak mengukur kualitas air, seperti suhu, ph, dan oksigen. Ada juga sensor LiDar yang berfungsi untuk pemetaan kincir air dan pemantauan kolam dari sisi atas, sensor cahaya LDR untuk mengecek sisa pakan dalam kolam, dan sensor sonar untuk mengukur kepadatan ikan.
"Jika kualitas air dicek secara berkala kemudian segera diberi tindakan saat terjadi nilai yang tidak ideal, hal itu bisa meminimalisir kegagalan panen, sehingga bisa membantu perekonomi petambak," ungkapnya.
4. Sudah dites dengan petani ikan
Novera meyakinkan bahwa solusi Water Flutter Drone ini bukan merupakan inovasi yang asal-asalan. Selain mengembangkan dari segi teknologi, mereka juga sudah melakukan riset lapangan dan mewawancarai para petani ikan sehingga hasil yang didapat pun cukup representatif.
“Jadi kami bisa memahami kebutuhan teknologi seperti apa yang dibutuhkan oleh pengelola perikanan budidaya saat ini,” jelas Novera.
5. Inovasi ini meraih juara 1 di kompetisi LKTIN
Inovasi yang digagas oleh Novera dan timnya ini juga meraih juara 1 dalam ajang Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN) Airlangga Maritim Week (AMW). Mereka juga turut mendorong ketercapaian Sustainable Development Goals (SDGs) poin 1 tanpa kemiskinan dan SDGs ke 8 mengenai pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi.
“Harapan kami agar inovasi water flutter drone ini dapat direalisasikan dan membantu pengelola perikanan budidaya yang ada di Indonesia sehingga dapat mengoptimalkan kuantitas dan kualitas hasil panen yang mereka peroleh,” tutupnya.
Baca Juga: Kisah Mahasiswa Termuda Fakultas Kedokteran UNAIR Berusia 15 Tahun