Dosen UMM Kembangkan Tanam Sayur dan Ternak Ikan di Lahan Sempit
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Malang, IDN Times - Pembangunan yang semakin marak di kota-kota besar mengakibatkan lahan pertanian menyempit. Hal itu agaknya menjadi sebuah keprihatinan lantaran Indonesia dikenal sebagai negara agraris.
Peran petani perlahan mulai tergerus lantaran mereka tak memiliki lahan untuk bertani. Atas keprihatinan tersebut, Riza Rahman Hakim, Kepala Fish Edupark Program Studi (Prodi) Peternakan Fakultas Pertanian-Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang mencoba membuat terobosan baru. Ia mengembangkan teknik bercocok tanam yang diberi nama One House One Pond (OHOP). Teknik tersebut memungkinkan seseorang bercocok tanam sekaligus memelihara ikan di lahan sempit.
1. Manfaatkan lahan sempit
Konsep yang dikembangkanya tersebut memungkinkan masyarakat untuk bisa memaksimalkan lahan sempit yang mereka miliki. Sehingga, meskipun mereka tak memiliki sawah atau kebun, masyarakat tetap bisa mendapatkan sayuran siap olah dengan teknik OHOP yang dikembangnya. Jadi satu rumah bisa memiliki satu kolam ikan beserta tumbuhan.
"“Ini adalah sebuah konsep pemanfaatan lahan rumah yang sempit, utamanya, di perkotaan,” tutur dosen lulusan S2 Kasetsart University, Thailand tersebut, Rabu (23/10).
2. Gabungan tiga teknologi
Teknologi yang pertama ialah Biona, yang kedua adalah Bionic dan yang terbaru yakni Ohoponic. Biona ialah budidaya ikan tawar mulai dari Lele, Patin dan Nila yang mengkondisikan air seperti habitatnya. Selanjutnya ialah Bionic, teknologi ini merupakan gabungan dari Biona yang digabungkan dengan Aquaponic. Mudahnya, Bionic adalah budidaya ikan dan sayuran. Lalu teknologi terbaru yang bisa dimanfaatkan adalah Ohoponic. Ohoponic perupakan teknologi bertanam hydroponic yang sangat praktis. Tidak perlu tanah dan penyiraman, sayuran dapat terus tumbuh dan dipanen
“Jadi, pupuk untuk sayuran itu berasal dari kotoran ikan yang ditarik ke atas menggunakan mesin kemudian dialirkan ke dalam pipa yang berisi akar," jelasnya.
3. Lebih praktis dan tidak makan tempat
Riza menyebut bahwa teknologi yang ia gagas dalam pengembangan program OHOP ini memang praktis. Selain tak memerlukan tempat terlalu banyak, teknologi tersebut juga bisa digunakan saiapa saja. Terutama untuk masyarakat perkotaan yang memang kesulitan mendapat lahan untuk bercocok tanam.
Baca Juga: Tips Sehat dan Praktis, 6 Resep Sayuran Cocok untuk Sarapan Anak Kos!
4. Untuk peningkatan ketahanan pangan
Lebih jauh, Riza menyebutbbahwa teknik yang ia kembangkan tersebut mudah dan praktis. Hasil yang didapat juga maksimal dari cara bercocok tanam dan ternak ikan menggunakan teknologi OHOP. Ia berharap hal itu menjadi menjadi salah satu cara untuk peningkatan ketahanan pangan di Indonesia, utamanya untuk terus memberi gizi yang cukup bagi keluarga. Sebab, sayuran seperti Kangkung, Bayam hingga Selada lebar bisa ditanam sendiri.
“Yang enak ini Kangkung, tiap dua minggu panen,” tandasnya.
Baca Juga: Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo: Kita Hindari Impor!