Taksi Air di Surabaya Digarap 2025, Ini 4 Konsep Awalnya

Surabaya, IDN Times - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus memutar otak untuk mengurai kemacetan yang acap kali terjadi di Kota Pahlawan. Rencananya, transportasi berupa taksi air akan dihadirkan untuk salah satu solusi.
"Sebagai Kota Maritim, kita memanfaatkan air untuk transportasi," ujar Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
Untuk mendukung pengembangan taksi air, Eri mengungkapkan bahwa Pemkot Surabaya akan menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan kapal dalam penyediaan perahu. "Kalau taksi air, saya pastikan akan tepat waktu, karena tidak ada halangan sama sekali," tuturnya.
Lantas bagaimana konsep awal moda transportasi terbarukan yang satu ini?
1. Jadi pengurai kemacetan, wisata dan logistik pada 2025

Konsep taksi air yang digagas pemkot nantinya tidak hanya berfungsi sebagai transportasi pengurai kemacetan saja. Melainkan juga sebagai daya tarik wisata sekaligus pengangkut logistik.
"Tansportasi taksi air dikembangkan pada tahun 2025. Transportasi air akan dihidupkan dengan memanfaatkan fungsi Sungai Kalimas," kata Eri.
2. Rute awal Gunungsari - Petekan, kemudian Pabean - Keputran - Wonokromo

Lebih lanjut, Eri mengaku telah berdiskusi dengan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) V Surabaya terkait rencana pengembangan taksi air. Bahkan, Lantamal V Surabaya mendukung rencana pengembangan transportasi air tersebut.
"Maka yang akan kita mulai itu Insyaallah dari Gunungsari sampai ke Petekan. Nanti kita juga akan mencoba itu, jadi nanti mulai Gunungsari, kita buat Hub-nya di situ, kita nanti ada feeder (terkoneksi)," terangnya.
Selain itu, Pemkot Surabaya merekomendasikan Sungai Kalimas menjadi jalur transportasi penumpang. Jalur transportasi itu dimulai dengan kegiatan kepariwisataan dan diimplementasikan ke ruas Pasar Pabean hingga Pasar Keputran (PP) dan Pasar Wonokromo.
3. Ada 4 DAS klasifikasi untuk perkantoran, permukiman dan pariwisata

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Surabaya, Irvan Wahyudrajad menjelaskan bahwa Kota Pahlawan memiliki jaringan sungai yang menyebar hingga pedalaman.
Terdapat empat jaringan sungai yang dapat dikembangkan untuk transportasi perairan. Keempat jaringan itu adalah DAS Kalimas, DAS Jagir, DAS Greges, dan DAS Branjangan.
"DAS Kalimas dan Jagir diproyeksikan untuk transportasi kawasan perkantoran, permukiman, dan pariwisata. Sementara DAS Greges dan Branjangan akan difokuskan pada pengembangan kawasan logistik dan pergudangan," bebernya.
4. Gunakan kapal kapasitas 34 dan 15 penumpang

Menurut dia, pengembangan transportasi air di Surabaya juga harus memperhatikan berbagai faktor. Termasuk karakteristik fisik sungai, dermaga, moda kapal, sarana bantu navigasi, rute, aksesibilitas, integrasi dengan moda lain, serta konsep Park and Ride.
Selain itu, pemilihan karakteristik sungai juga harus menjadi pertimbangan. Mulai dari tinggi air pasang maksimal, tinggi air surut minimal hingga dimensi panjang dan lebar sungai. Termasuk pula potensi demand pada hulu dan muara serta jumlah jembatan serta hambatan yang dilewati.
"Hal tersebut menjadi pertimbangan dalam pemilihan moda transportasi (kapal) yang akan digunakan beserta kelengkapannya," kata mantan Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya ini.
Oleh sebabnya, Irvan memastikan bahwa pemerintah kota juga memperhatikan pemilihan moda kapal dalam pengembangan transportasi air. Kapal dengan kapasitas 34 penumpang akan digunakan untuk rute pendek. Sedangkan kapal dengan kapasitas 15 penumpang akan melayani rute panjang.
"Pemilihan titik dermaga juga perlu diperhatikan karena mempertimbangkan demand yang diharapkan nantinya akan diintegrasikan dengan kawasan - kawasan dengan tingkat bangkitan yang tinggi seperti perkantoran, permukiman, dan pariwisata," ungkap dia.