Soal Hujan Mikroplastik, DLH Jatim: Laboratorium Belum Mampu Menguji

- Pemerintah Provinsi Jawa Timur belum mampu melakukan verifikasi ilmiah atas temuan hujan mikroplastik karena keterbatasan fasilitas laboratorium.
- Temuan hujan mikroplastik disampaikan oleh beberapa komunitas pemerhati lingkungan setelah penelitian di lima lokasi menunjukkan adanya partikel mikroplastik dalam air hujan.
- Dengan terbatasnya kemampuan laboratorium DLH Jatim, verifikasi lanjutan terkait tingkat kontaminasi dan dampaknya masih belum dapat dilakukan oleh pemerintah provinsi.
Surabaya, IDN Times – Pemerintah Provinsi Jawa Timur merespons temuan hujan mikroplastik di Surabaya dan Malang yang sebelumnya dirilis sejumlah komunitas pemerhati lingkungan. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jatim, Nurkholis, mengatakan pihaknya belum dapat melakukan verifikasi ilmiah atas temuan tersebut karena keterbatasan fasilitas laboratorium.
Saat dimintai keterangan, Nurkholis menegaskan bahwa laboratorium milik DLH Jatim belum mampu melakukan uji mikroplastik dalam air hujan maupun udara. “Lab kami tidak menjangkau,” ujarnya singkat saat dikonfirmasi IDN Times, Senin (17/11/2025).
Temuan hujan mikroplastik sebelumnya disampaikan oleh Jaringan Gen Z Jatim Tolak Plastik Sekali Pakai (Jejak), Komunitas GrowGreen, River Warrior, dan Ecoton. Penelitian dilakukan di lima lokasi pada 11–14 November 2025 dan hasilnya seluruh sampel hujan mengandung partikel mikroplastik.
Dengan terbatasnya kemampuan laboratorium DLH Jatim, verifikasi lanjutan terkait tingkat kontaminasi dan dampaknya masih belum dapat dilakukan oleh pemerintah provinsi. Hingga kini, DLH belum mengonfirmasi apakah akan menggandeng laboratorium eksternal atau lembaga riset lain untuk menindaklanjuti fenomena tersebut.
Nurkholis memastikan bahwa DLH Jatim tetap memantau perkembangan isu dan menunggu laporan resmi dari pemerintah pusat maupun lembaga penelitian terkait mikroplastik di atmosfer dan air hujan.

















