Perjuangan Warga Lereng Gunung Wilis Madiun Mencari Air Bersih

Madiun, IDN Times – Sebanyak 30 Kepala Keluarga (KK) di Dusun Selang, yang terletak di lereng Gunung Wilis, Kabupaten Madiun, kini tengah menghadapi krisis air bersih akibat kemarau panjang. Setiap hari, mereka harus berjalan sejauh 5 kilometer menuju Sungai Ngukir di Desa Ngranget, Kecamatan Dagangan, hanya untuk mendapatkan air bersih.
1. Kemarau panjang keringkan sumber air

Sundari (35) dan Nyamiran (50), dua warga setempat, menjadi saksi nyata dari kesulitan yang dialami masyarakat. Setiap pagi, Sundari membawa dua galon air untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi dan memasak. Sore harinya, ia kembali menempuh perjalanan yang sama untuk mendapatkan air untuk mencuci.
"Kami harus melewati jalan terjal dan berbatu karena sumber air di dusun kami sudah mengering,” ujar Sundari dengan wajah lelah, Selasa (15/10/2024).
Nyamiran menambahkan bahwa pipa air yang seharusnya mengalirkan air ke dusun mereka sudah tidak berfungsi sejak tiga bulan lalu. Kini, warga harus bergantian mengambil air dari sungai yang jauh dari rumah mereka.
"Kami sudah tidak punya pilihan lain. Semua RT di dusun ini mengalami kesulitan air,” katanya.
2. Harapan pada bantuan pemerintah

Masyarakat Dusun Selang berharap agar pemerintah daerah segera turun tangan mengatasi krisis ini, terlebih karena masalah kekeringan selalu terjadi setiap musim kemarau. Warga khawatir jika situasi dibiarkan, air bersih akan semakin sulit diperoleh.
"Kami berharap pemerintah segera bertindak karena air bersih semakin sulit didapatkan," ungkap Nyamiran penuh harap.
3. Air bersih menjadi barang mewah

Meski beberapa wilayah di Jawa Timur sudah mulai diguyur hujan, daerah lereng Gunung Wilis masih mengalami kekeringan parah. Kondisi ini semakin memperberat warga yang sudah lama berjuang untuk mendapatkan air bersih.
Kesulitan warga Dusun Selang untuk mendapatkan air setiap musim kemarau ini menambah panjang daftar dampak dari kemarau panjang tahun ini. Air bersih, yang seharusnya menjadi kebutuhan dasar, kini menjadi barang yang semakin sulit didapatkan.
Warga hanya bisa berharap hujan segera turun di tempatanya, agar penderitaan mereka segera berakhir. Namun hingga saat ini, hujan yang dinanti belum juga turun di lereng Gunung Wilis.