Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

MUI Sebut NU Lahir sebelum NKRI dan Wajar Diberi Hak Kelola Tambang

Ilustrasi Tambang (IDN Times/Aditya Pratama)

Malang, IDN Times - Terjadi pro dan kontra terkait keputusan pemerintah untuk memberikan izin pengelolaan tambang kepada organisasi agama (ormas) agama di Indonesia. Salah satu pihak yang paling disorot adalah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang mendapat izin mengelola tambang di Kalimantan.

Melihat pro dan kontra ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI) turut memberi respons. Mereka menilai bahwa tak ada yang salah dengan hal itu dan sangat wajar jika ormas Islam diberikan izin untuk kelola tambang.

1. Tanggapan wakil ketua MUI

Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Marsudi Suhud. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Marsudi Suhud mengatakan adalah hal biasa jika ormas keagamaan mendapatkan hak mengelola tambang. Terutama NU atau Muhammadiyah yang lahir sebelum NKRI.

"Ketika NU, Muhammadiyah, dan organisasi lain yang berdiri sebelum republik ini kemudian dihidupi oleh pemerintah itu memang sudah jadi kewajiban. Karena organisasi inilah yang turut serta mendirikan dan menjaga republik," terangnya usai melaksanakan doa bersama di Atamimi Palace Kota Malang pada Minggu (8/6/2024).

Terkait adanya pro kontra terkait keputusan ini, Marsudi mengatakan hal tersebut adalah hal biasa. Karena menurutnya berbeda pendapat adalah hal yang wajar.

"Ketakutan nanti cuma dikasih pancingan-pancingan yang kemudian hari hanya omon-omon doang, kita lihat saja. Kalau alamnya rusak, NU dan Muhammadiyah ikut menjadi perusak. Ya dibetulkan saja nanti, jangan sampai alam rusak karena tambang, semua saya kira sudah diatur," jelasnya.

2. Marsudi melihat NU mampu

Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Marsudi Suhud. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Marsudi mengatakan jika MUI tidak mempermasalahkan soal konsesi tambang untuk ormas keagamaan. Menurutnya, yang penting jangan sampai menambang dan mengambil manfaatnya saja, tapi juga wajib memperbaiki kerusakannya. 

"Karena pasti ada maslahat juga ada mudarat, harus digedein maslahatnya. Ini salah satu konten dari perjuangan organisasi, tapi agama juga diwajbkan membangun negara," jelasnya.

"Intinya membangun itu ya di satu sisi ada minusnya, ada plusnya. Yang penting tujuannya kemaslahatan bangsa. Di organisasi ini doktornya sudah banyak, gak hanya ahli agama saja," sambungnya.

3. Hasil dari penambangan digunakan membangun bangsa

Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Marsudi Suhud. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Lebih lanjut, mantan pengurus PBNU ini juga mengatakan bahwa hasil dari penambangan oleh ormas keagamaan ini nantinya akan digunakan untuk membangun bangsa. Jadi ia mengatakan tidak perlu khawatir jika hasil tersebut akan digunakan untuk hal-hal yang tidak-tidak.

"Inti membangun bangsa itu adalah keharusan, baik membangun infrastruktur maupun kemaslahatan bangsa dan umat. Ketika tujuan pemerintah memberi konsesi tambang kepada publik/organisasi itu tujuaanya bersama-sama membangun bangsa ini," pungkasnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni
EditorLinggauni
Follow Us