Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Lembaga Bimbingan Skripsi, Solusi Atasi Praktik Joki

Ilustrasi mahasiswa sedang bimbingan skripsi (pexels.com/Kampus Production)
Ilustrasi mahasiswa sedang bimbingan skripsi (pexels.com/Kampus Production)

Joki tugas atau joki skripsi menjadi fenomena yang bisa dibilang cukup banyak yang menggunakan dan dilakukan. Bahkan, kini penggunanya sudah secara terang-terangan mengunggah kisahnya di media sosial.

Sebaliknya, banyak juga akun-akun joki yang menawarkan jasanya dalam hal akademik tanpa malu-malu. Beberapa mahasiswa yang melakukan praktik joki ini bersedia membayar berapapun harga yang ditawarkan demi tugasnya selesai. 

Namun, di sisi lain banyak yang tidak menyetujui adanya praktik joki ini. Sebagian orang hingga lembaga akademik mulai membuka jalan yang lebih baik untuk mahasiswa dengan cara mengadakan jasa bimbingan skripsi. Di sana mereka bisa berkonsultasi, namun tetap mengerjakan skripsinya secara mandiri dan yang terpenting tidak menjoki.

1. Latar belakang berdirinya lembaga bimbingan skripsi

Ilustrasi mahasiswa mengerjakan skripsi (pixabay.com/JESHOOTS-com)
Ilustrasi mahasiswa mengerjakan skripsi (pixabay.com/JESHOOTS-com)

Salah satu pendiri lembaga bimbingan skripsi, Ulil Absor Faiq Abdillah mengatakan banyak faktor yang membuatnya ingin mendirikan lembaga ini. Salah satunya adalah banyak mahasiswa yang kesulitan dalam mengerjakan tugas akhirnya. 

"Sasaran kami mahasiswa yang merasa kesulitan dalam mengerjakan tugas akhirnya. Mereka memiliki dosen pembimbing tapi kebanyakan tak memberikan saran yang baik. Ada juga beberapa dosen yang tipikalnya langsung mengirim bentuk proposal atau mengirim BAB 1-3 sehingga banyak mahasiswa yang kebingungan mau dimulai dari mana," ujarnya, Rabu (31/7/2024).

2. Batasan tutor terhadap mahasiswa

Ilustrasi mentor dan mahasiswa (pexels.com/Kampus Production)
Ilustrasi mentor dan mahasiswa (pexels.com/Kampus Production)

Pihak lembaga bimbingan skripsi, ini kata dia, juga memiliki batasan tertentu yang  perlu diperhatikan dan dijaga. Tujuannya untuk menjaga orisinalitas tulisan atau skripsi mahasiswa. "Mahasiswa menulis sendiri, mengetik sendiri, merangkai kata sendiri, 1-5 kali jika ada kebingungan dalam merangkai kata dibantu, kami memberikan pengarahan, membantu dalam pencarian referensi, dan cara komunikasi dengan dosen pembimbing," ujarnya.

Di sisi lain, Ulil mengaku miris karena praktik joki ini sudah makin dianggap wajar. Ia pun berharap ada kesadaran dari mahasiswa serta pengawasan ketat dari kampus. Hal ini mendapatkan perhatian langsung dari salah satu pendiri lembaga skripsi, "Sudah jelas kalau joki ada undang-undangnya ya. Seharusnya juga peran dari kedua belah pihak, baik dari kampus maupun mahasiswa ikut berkontribusi untuk menanggulangi joki ini," ungkap Ulil. 

3. Lembaga ini membatasi layanan mereka, hanya bimbingan bukan pengerjaan skripsi

Ilustrasi skripsi (pixabay.com/Hermann)
Ilustrasi skripsi (pixabay.com/Hermann)

Pemilik lembaga bimbingan skripsi lain, Yulia Astuti mengatakan bahwa timnya hanya berfokus pada bimbingan dan masukan. Mereka tidak menerima pengerjaan skripsi ''Dengan batasan-batasan ini, lembaga kami berupaya untuk membantu mahasiswa yang mengambil program bimbingan skripsi menghasilkan karya yang orisinal, berkualitas, dan sesuai dengan standar akademik,'' kata Yulia, Kamis (1/8/2024).

Yulia pun sangat menyayangkan maraknya praktik joki skripsi. Penggunaan jasa joki ini, kata dia, bukan hanya merugikan mahasiswa itu sendiri, tapi juga merusak nilai-nilai kejujuran dan keadilan dalam dunia pendidikan.  

Lembaga bimbingan skripsi ini bisa menjadi solusi yang tepat untuk membasmi kecurangan yang dilakukan mahasiswa melalui oknum joki. Hal ini juga bisa mengurangi bahkan menyudahi para oknum joki yang masih terang-terangan mempromosikan jasanya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Faiz Nashrillah
EditorFaiz Nashrillah
Follow Us