Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Korban Pemilik Panti Asuhan Surabaya Jadi 6 Anak

Pemilik panti asuhan terduga pelaku pencabulan anak saat berada di Mapolda Jatim. (Dok. Polda Jatim)
Pemilik panti asuhan terduga pelaku pencabulan anak saat berada di Mapolda Jatim. (Dok. Polda Jatim)

Surabaya, IDN Times - Korban pelaku kekerasan seksual oleh NK (61) yang juga pengasuh panti asuhan Surabaya yang juga pelaku kekerasan seksual berjumlah enam orang. Dari enam orang itu, tiga mengalami kekerasan seksual dan tiga kekerasan fisik. Tiga korban kekerasan fisik tersebut, satu di antaranya sudah dewasa.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Keluarga Berencana (DP3APPKB) Surabaya Ida Widayati. menyebut, korban kekerasan seksual oleh NK berusia 14,15 dan 16 tahuh. Mereka mendapatkan kekerasan sejak 2022 silam.

"(Korban) Ada 5 anak, ada yang kasusnya mendapatkan kekerasan, pencabulan. 3 pencabulan, 2 kekerasan," katanya, Jumat (7/2/2025).

Ida menyebut, NK memiliki sifat yang emosional. Saat marah, NK kerap melakukan kekerasan kepada para korban

"Memang yang bersangkutan emosional, tidak semuanya dapat pencabulan. Termasuk anak laki-laki yang tinggal di sana dapat kekerasa," ungkapnya.

Semua korban telah berada di tempat aman, yakni di shelter milik Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Mereka kini tengah mendapat konseling dari psikolog Pemkot Surabaya.

"Masih kita lakukan terapi, konseling terus-menerus. Anak masih adaptasi dengan konselor kita, belum terlalu terbuka, perlu waktu 1-2 minggu mungkin bisa diputuskan terapi apa yang tepat buat anak," jelasnya.

5 Anak korban pelecehan dan kekerasan ini sementara akan tetap tinggal di shelter. Pemkot juga melakukan pendekatan agar anak-anak tersebut bisa betah dan bertahan dengan cara memenuhi hak-haknya, seperti sekolah dan lainnya.

"Masih adaptasi (anak-anak). Kalau di shelter kami tidak boleh semaunya, tidak boleh pegang HP, keluyuran semaunya nggak boleh. Kalau di tempat pengasihan kemarin semaunya mau ngapain-ngapain. Aturan-aturan ini yang mereka perlu adaptasi. Ada yang masih cemberut karena berbeda pola pengasuhan," pungkasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Khusnul Hasana
EditorKhusnul Hasana
Follow Us