Ketika Pejuang Buruh Marsinah Jadi Pahlawan, Ketua Serikat Janji Ini

- Pemerintah anugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada 10 tokoh, termasuk Marsinah, Gus Dur, dan KH Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan.
- Ketua SPSI Jatim, Ahmad Fauzi, menyampaikan kebanggaan atas pemberian gelar pahlawan kepada Marsinah sebagai simbol keberanian kaum pekerja.
- Fauzi menekankan perjuangan Marsinah akan terus dihidupkan dengan keseimbangan antara memperjuangkan kesejahteraan pekerja dan menjaga keberlanjutan industri.
Surabaya, IDN Times - Pemerintah resmi menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada 10 tokoh pada peringatan Hari Pahlawan 2025, dan tiga di antaranya berasal dari Jawa Timur (Jatim). Mereka adalah Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), ulama besar Madura KH Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan, serta buruh perempuan pejuang hak pekerja Marsinah.
Bagi kalangan pekerja atau buruh, pemberian gelar Pahlawan Nasional untuk Marsinah menjadi kebanggaan tersendiri. Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Jatim, Ahmad Fauzi menyampaikan rasa syukur atas dianugerahkannya gelar pahlawan kepada Marsinah yang dinilainya sebagai simbol keberanian kaum pekerja. “Saya bersyukur sedalam-dalamnya. Marsinah adalah pejuang buruh perempuan yang menyuarakan kebenaran dan keadilan,” ujar Fauzi.
Fauzi menekankan bahwa perjuangan Marsinah akan terus dihidupkan, namun tetap dilakukan dengan keseimbangan antara memperjuangkan kesejahteraan pekerja dan menjaga keberlanjutan industri.
“Perjuangan Marsinah akan kita teruskan. Kita tetap mendukung investasi dan dunia usaha, tapi kesejahteraan buruh harus diperjuangkan,” katanya.
“Terima kasih yang tak terhingga. Marsinah benar-benar dari rakyat kecil, seorang buruh, anak petani. Ia tidak gentar memperjuangkan hak buruh, meski berhadapan dengan intimidasi dan ancaman,” tegasnya menambahkan.
Marsinah sendiri wafat pada 8 Mei 1993 karena dibunuh. Kasus pembunuhan itu tak pernah terungkap hingga saat ini. Ia dikenang sebagai ikon keberanian melawan ketidakadilan, terutama dalam isu pekerja perempuan dan hak-hak buruh di Indonesia.
Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menegaskan bahwa penetapan Marsinah sebagai pahlawan menjadi pengingat pentingnya keberanian moral dalam memperjuangkan nilai kemanusiaan. “Marsinah adalah cerminan semangat perempuan Jawa Timur yang teguh dan berani memperjuangkan kebenaran. Ia mengajarkan bahwa perjuangan untuk keadilan tidak harus dilakukan dari posisi tinggi, tetapi dari keteguhan hati,” kata Khofifah.

















